Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Tahun Baru Imlek (4)



Tahun Baru Imlek (4)

0Saat hendak tidur, Ibu Gong mengetuk pintu dari luar.     
0

Gong Mo pergi untuk membuka pintu, sementara Ibu Gong berdiri di luar sambil memegang tiga amplop angpao dan berkata, "Mari, mari, mari! Uang Tahun Baru!"     

"Hahaha!" Gong Mo mengambilnya dengan cepat lalu berkata, "Terima kasih, Bu!"     

Sheng Nanxuan juga datang dan Ibu Gong menyerahkan satu angpao lagi, lalu berkata, "Mari letakkan di bawah bantal! Ini milik Huzi."     

Gong Mo menyingkir dan membiarkan Ibu Gong meletakkannya sendiri.     

Ibu Gong meletakkan angpao dan mengelus-elus wajah Huzi sambil berkata pada Gong Mo, "Uangnya hanya sedikit. Hanya untuk menjalankan tradisi saja."     

"Iya…!" Gong Mo tersenyum dan mengantar Ibu Gong sampai ke pintu. Sesudah melihat Ibu Gong memasuki kamar, barulah Gong Mo menutup pintu.     

Ketika Gong Mo kembali ke tempat tidur, ia membuka dan mengintip angpao pemberian Ibu Gong, lalu berkata, "Seratus." Sesudah mengatakannya, ia meletakkannya di bawah bantal.     

Sheng Nanxuan memegang angpao dengan linglung. Gong Mo yang melihatnya pun bertanya dengan bingung, "Apa yang kamu lakukan? Uangnya terlalu sedikit, ya?"     

Sheng Nanxuan menggelengkan kepalanya dan juga meletakkan angpao di bawah bantal, lalu berbaring dan memeluk Gong Mo di dalam dekapannya sambil berkata dengan suara yang rendah, "Ini pertama kalinya aku menerima uang Tahun Baru."     

Gong Mo tertegun. Ia mendongak dan menatap Sheng Nanxuan. Hatinya terasa benar-benar sakit selama beberapa saat.     

Gong Mo memeluk Sheng Nanxuan dengan erat dan berkata, "Kedepannya, setiap tahun aku akan menyuruh ibu memberimu angpao."     

"Oke." Sheng Nanxuan tersenyum dan berkata, "Sebelumnya aku belum pernah merayakan Tahun Baru Imlek seperti ini. Sekarang aku merasa benar-benar memiliki sebuah keluarga."     

Mendengar perkataan suaminya, hati Gong Mo benar-benar merasa sakit. Ia mengangguk dalam dekapan Sheng Nanxuan dan berkata, "Ya!"     

"Jadi jangan tinggalkan aku, ya?" Sheng Nanxuan berkata sambil memegang wajah Gong Mo.     

Gong Mo berkata dengan kebingungan, "Aku memang tidak ingin pergi."     

"Maksudku di masa depan. Aku akan memperlakukanmu dan anak kita dengan baik. Tidak masalah jika kamu tidak menyukaiku. Hanya saja aku berharap kamu berada di sisiku selamanya."     

"Aku..." Gong Mo membuka mulutnya dan berkata, "Baiklah."     

Bukannya Gong Mo tidak menyukai Sheng Nanxuan. Hanya saja dulu mereka tidak dekat, sementara selalu ada proses dalam membangun suatu hubungan.     

Hanya saja sekarang...     

'Seharusnya aku sedikit menyukainya, bukan?' pikir Gong Mo di dalam hatinya.     

Gong Mo bersandar di lengan Sheng Nanxuan dan berkata dengan suara yang rendah, "Tidurlah."     

"Pakai penyumbat telinga." Tiba-tiba Sheng Nanxuan berkata, "Di luar terlalu berisik."     

Kedap suara di rumah mereka cukup bagus, tetapi masih ada sedikit suara ledakan kembang api yang terdengar. Menjelang dini hari, suara-suara ini menjadi semakin keras dan pasti membuat mereka terbangun.     

Gong Mo tersenyum dan mengambil penyumbat telinga. Ia merangkak ke atas tubuh Sheng Nanxuan dan menciumnya, lalu berkata, "Ciuman terakhir untuk hari ini."     

"Jika kamu bilang begini, aku jadi ingin membangunkanmu saat larut malam nanti. Setelah itu kita berciuman dari tahun ini hingga tahun depan."     

"Jangan macam-macam." Gong Mo memakai penutup telinganya dan bersiap untuk tidur.     

Tiba-tiba Sheng Nanxuan menutupi tubuh Gong Mo dengan tubuhnya dan menciumnya dengan ganas.     

Ciuman ini kuat dan lembut, penuh gairah dan mengandung kasih sayang.     

Beberapa menit kemudian, Sheng Nanxuan melepaskan bibir Gong Mo dan menutupi telinga istrinya itu dengan penyumbat telinga dengan kedua tangannya. Sheng Nanxuan menjatuhkan ciuman di antara alis Gong Mo dan berkata dengan sangat pelan, "Gong Mo, aku mencintaimu."     

Gong Mo mendorongnya menjauh dan melepas penutup telinganya. Wajahnya tersipu malu dan dengan terengah-engah bertanya, "Kamu…! Apa yang kamu lakukan? Barusan kamu mengatakan sesuatu?"     

"Iya, benar!" Sheng Nanxuan tersenyum dan lagi-lagi menciumnya, lalu berkata, "Ini barulah ciuman terakhir di tahun ini."     

Gong Mo tersipu malu dan berkata, "Kamu sendiri yang sudah mengatakannya! Kamu bilang itu yang terakhir kali, maka itu benar-benar ciuman yang terakhir! Tidak boleh mengganggu tidurku lagi!"     

"Ya, ya, ya! Demi membuatmu bangun pada pukul lima esok hari, aku pasti tidak akan mengganggumu lagi."     

Sebelum fajar menyingsing, Sheng Nanxuan membangunkan Gong Mo dan Ibu Gong. Sesudah mereka berkemas, mereka bertiga keluar bersama dengan Huzi dan membawa perlengkapan senjata yang lengkap.     

Tiba-tiba Ibu Gong merasa kehilangan minatnya dan berkata, "Sudah, tidak usah pergi! Bagaimana jika Huzi masuk angin?"     

"Tidak akan." Sheng Nanxuan berkata, "Karena sudah bangun, keluarlah untuk berjalan-jalan."     

"Jika sampai sakit, itu pasti salah ibu." Ibu Gong menghela napas dan berkata, "Kalau tahu begini ibu akan menyuruh pengasuh untuk tetap tinggal."     

"Sudahlah. Ayo pergi." kata Gong Mo.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.