Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Tahun Baru Imlek (3)



Tahun Baru Imlek (3)

0Pada hari Tahun Baru, Gong Bai kembali ke kampung halamannya dan tidak datang ke rumah Sheng Nanxuan. Ibu Gong diam-diam menghela nafas lega. Bagaimanapun juga ini adalah rumah Sheng Nanxuan dan Ibu Gong sendiri sangat terpaksa tinggal di sini, jadi sebenarnya ia juga tidak pantas untuk memanggil Gong Bai.     
0

Ibu Gong dan Sheng Nanxuan bersama-sama memasak makan malam Tahun Baru. Meskipun hanya ada mereka bertiga, tetapi masakan yang dibuat juga tidak sedikit. Mereka makan sambil menonton acara malam Tahun Baru di TV yang tidak usah ditanyakan lagi kemeriahannya.     

Mereka makan malam hingga pukul sembilan. Bahkan makanan pun sudah menjadi dingin.     

Sheng Nanxuan pergi mencuci piring. Sebenarnya Ibu Gong dan Gong Mo ingin membantu, tetapi Sheng Nanxuan berkata, "Kalian berdua tidak diizinkan untuk bergerak. Pergi ke sofa yang ada di sana saja dan jaga anakku. Serahkan urusan di sini padaku."     

"Ya, ya, ya!" Ibu Gong menjawab sambil tertawa dan pergi bersama Gong Mo untuk beristirahat.     

Gong Mo berbaring di sofa, lalu berkata dengan penuh derita, "Aku makan terlalu banyak sampai rasanya perutku akan meledak."     

"Siapa suruh kamu makan begitu banyak!" Ibu Gong menepuk tubuh Gong Mo dan berkata, "Malam ini berisik dan terus-menerus terdengar suara kembang api. Kamu jangan berpikir untuk tidur sebelum jam dua belas, jadi pada saat itu makananmu sudah hampir tercerna."     

"Iya..." Gong Mo menoleh dan melihat sebuah rumah yang sedang menyalakan kembang api dengan begitu meriah. Gong Mo bertanya dengan berseri-seri, "Besok kita akan pergi jalan-jalan kemana?"     

Ibu Gong yang menggendong Huzi di dalam dekapannya menjawab, "Dengan adanya anak kecil ini, kita tidak bisa pergi sembarangan ke tempat yang ramai."     

"Oh... Kalau begitu kita berdua saja yang jalan-jalan. Biarkan Nanxuan menjaga anak di rumah."     

"Nanxuan kan tidak punya ASI. Bagaimana kalau anakmu lapar?"     

"Ada alat pompa ASI."     

Keduanya membicarakan ini dan itu begitu lama hingga akhirnya Sheng Nanxuan yang sudah selesai mencuci piring keluar. Ia mengambil apel di keranjang buah dan mengupas kulitnya.      

Gong Mo bertanya, "Apa kamu tidak kekenyangan?"     

"Justru karena kekenyangan, aku makan apel untuk mempercepat pencernaan."     

"Kalau begitu beri aku sepotong juga."     

"Bagaimana bisa kalau hanya sedikit? Ini untukmu saja."     

Mereka bertiga duduk di sofa mengobrol dan menggoda Huzi dari waktu ke waktu. Huzi mengembangkan senyumnya dan membuat mereka bertiga begitu senang.     

Akan tetapi tidak lama kemudian, Huzi diantar kembali ke kamar bayi untuk tidur.     

Ketiganya terus menonton TV dan mendiskusikan apa rencana mereka besok.     

Sheng Nanxuan berkata, "Merayakan Tahun Baru tentu saja harus pergi keluar dan berjalan-jalan. Kita tetap menjaga agar Huzi tetap hangat dan hanya tidak pergi ke tempat yang ramai saja."     

Ibu Gong bertanya, "Bagaimana kalau kita pergi melihat pengibaran bendera nasional saja?"     

"Bukankah itu terlalu pagi?" Sheng Nanxuan berkata, "Langit bahkan belum terang dan lagi besok akan ada sangat banyak orang. Jika ibu benar-benar ingin pergi, aku akan membangunkan ibu."     

"Aku juga ingin pergi!" Gong Mo berkata, "Bagaimana mungkin tidak melihat pengibaran bendera nasional saat datang ke ibu kota?"     

"Sebelumnya kamu juga belum pernah melihatnya?"     

"Ya… Jadi aku harus pergi pada hari Tahun Baru."     

"Ya sudah. Kita pergi mengendarai mobil sendiri saja. Sekarang kondisi jalan sudah bagus dan bisa sampai dengan sangat cepat. Kita berangkat pukul setengah tujuh pagi saja. Akan tetapi sepertinya saat sampai di sana akan sudah ada lautan manusia."     

"Kalau begitu bangun jam lima saja."     

Sheng Nanxuan terdiam sesaat, lalu berkata, "Bangun jam lima pun sepertinya tetap sudah ada lautan manusia di sana."     

"Kalau begitu sekarang kita tidur dan bangun pukul lima pagi saja!" Kata Ibu Gong, "Kita kembali tidur sesudah selesai melihat pengibaran bendera, lalu pergi jalan-jalan lagi di sore hari."     

"Oke!" Gong Mo menjawab dengan gembira. Setelah beberapa saat, tiba-tiba ia bertanya, "Bagaimana dengan Huzi?"     

"Tenang saja. Pada saat itu aku akan tetap berada di mobil dan menjaganya." kata Sheng Nanxuan.     

"Kamu tidak ingin melihat pengibaran bendera?"     

"Sesudah aku tiba di ibu kota, setiap tahun aku pergi melihatnya. Aku sudah bosan melihatnya."     

Gong Mo dan Ibu Gong sama-sama tertegun dan saling melirik satu sama lain, lalu mengangguk-anggukkan kepala mereka.     

Hanya dari kata-kata Sheng Nanxuan, tentu saja mereka mendengar betapa terkucilkan dan kesepiannya Sheng Nanxuan.     

Ternyata Sheng Nanxuan tidak pulang ke rumah dalam beberapa tahun terakhir. Kenyataan bahwa Sheng Nanxuan pergi berlari di pagi-pagi buta untuk melihat pengibaran bendera, membuat orang yang mendengarnya merasa kasihan.     

Saat tidur, Gong Mo dan Sheng Nanxuan mendorong tempat tidur Huzi ke dalam kamar mereka agar pada malam hari mereka lebih mudah untuk bangun dan merawatnya.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.