Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Apa Kamu Membutuhkan Bantuanku?



Apa Kamu Membutuhkan Bantuanku?

0"Iya." Jawab Sheng Nanxuan.     
0

"Selain itu..." Gong Mo menatap Sheng Nanxuan dengan gugup dan berkata, "Kedepannya aku masih ingin bekerja. Tunggu sampai Xiaohu lebih membaik, aku ingin bekerja terlebih dulu selama dua tahun, baru sesudah itu memikirkan mengenai anak kedua."     

"Jika kamu ingin bekerja, bekerja saja. Aku tidak akan menghentikanmu." Sheng Nanxuan menjawab tanpa daya, "Hanya saja kamu harus tahu bahwa keluarga ini tidak membutuhkanmu untuk menghasilkan uang. Lakukan saja jika kamu merasa senang. Jangan memendam perasaan bersalah apapun."     

Gong Mo merasa sangat tersentuh. Ia mendongak dan menatap Sheng Nanxuan, lalu tiba-tiba mencium bibir suaminya.     

Sheng Nanxuan tertegun dan berseru, "Kamu…!"     

Gong Mo segera berbaring dan membalikkan badannya membelakangi Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan tersenyum dan memeluknya dari belakang sambil berkata, "Kamu malu, ya?"     

"Tidur!" Gong Mo memejamkan matanya dan agak marah karena malu.     

"Momo..."     

"Aduh!" Gong Mo menarik selimut dan berkata, "Cepat tidur! Besok kita masih harus berbelanja untuk keperluan Tahun Baru."     

Sheng Nanxuan bergumam sendiri selama beberapa saat, lalu duduk, "Tiba-tiba aku tidak bisa tidur. Aku akan pergi melihat Xiaohu sebentar."     

Gong Mo merasakan Sheng Nanxuan yang menuruni tempat tidur dan membalikkan badannya dengan sangat berhati-hati. Namun tiba-tiba saja Sheng Nanxuan kembali dan mencuri ciuman di wajahnya.     

"Ah!" Gong Mo terkejut dan menarik selimut dan membenamkan wajahnya, lalu berkata, "Ka… Kamu! Dasar nakal! Bukankah tadi kamu bilang ingin pergi untuk melihat Xiaohu?"     

"Aku baru saja ingat kalau seharusnya dia sudah tertidur pulas, jadi lebih baik jangan mengganggunya." Sheng Nanxuan membelai-belai rambut Gong Mo dengan tatapan yang begitu lembut.     

Gong Mo tidak tahan menatap sorot mata Sheng Nanxuan yang seperti itu, jadi ia menghindar dengan menundukkan kepalanya. Jantung Gong Mo berdegup dengan begitu kencang.     

Sheng Nanxuan menjatuhkan ciuman lagi di puncak kepala Gong Mo dan berkata dengan suara yang rendah, "Aku akan pergi ke kamar mandi dulu."     

Gong Mo termenung menatap Sheng Nanxuan dan tiba-tiba teringat...     

Mereka sudah lama tidak pernah melakukannya. Apa jangan-jangan Sheng Nanxuan sudah tidak bisa menahannya?     

Gong Mo menggigit ujung-ujung jarinya dan mengambil jam beker yang ada di sebelahnya untuk melihat waktu.     

Setelah beberapa saat, Sheng Nanxuan pun keluar. Tiba-tiba Gong Mo menoleh dan melihat bahwa baru empat menit berlalu. 'Sejak kapan Sheng Nanxuan berubah menjadi begitu cepat?' pikir Gong Mo di dalam hatinya.     

Sheng Nanxuan kembali ke tempat tidur. Saat melihat wajah Gong Mo yang takjub, Sheng Nanxuan bertanya dengan heran, "Ada apa denganmu?"     

"Eh?" Gong Mo yang merasa canggung kembali berbaring.     

Sheng Nanxuan mematikan lampu dan menarik Gong Mo ke dalam pelukannya.     

Gong Mo menahan keinginannya untuk bertanya, tetapi setelah beberapa saat, ia pun berseru, "Nanxuan!"     

"Kamu masih belum tidur?" tanya Sheng Nanxuan setengah sadar.     

"Bukan. Aku hanya berpikir… Kamu…" Gong Mo menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan perkataannya, "Bagaimana kalau kita tidur di kamar terpisah?"     

Sheng Nanxuan tertegun dan segera menyalakan lampu, lalu menatap Gong Mo.     

Gong Mo berkata dengan canggung, "Itu… Bagian ini masih membutuhkan waktu dua bulan lagi untuk sembuh. Jika kita tidur bersama, bukankah akan berpengaruh lebih besar padamu?"     

"Pengendalian diriku semakin kuat." sahut Sheng Nanxuan.     

Begitu mendengarnya, Gong Mo mengerutkan keningnya dan bertanya, "Lalu kenapa dulu kamu tidak mengendalikan dirimu?"     

"Memangnya perlu?" jawab Sheng Nanxuan dengan wajah tanpa dosa.     

Mendengar jawaban suaminya, Gong Mo kehabisan kata-kata, lalu berseru, "Aku adalah seorang wanita hamil!"     

Sheng Nanxuan melambaikan tangannya dan berkata, "Bukankah boleh? Pada saat tidak boleh, tentu saja aku harus mengendalikan diri."     

"Benar begitu?" Gong Mo bertanya dengan curiga.     

"Sekalipun tidak benar memangnya kenapa?" jawab Sheng Nanxuan datar.     

"Eh?" Gong Mo merasa canggung dan berkata, "Maksudku, jika kamu sudah tidak bisa mengendalikannya. Apa kamu membutuhkan bantuanku?"     

Sheng Nanxuan terdiam dan menatap Gong Mo dengan agak terkejut, lalu berkata dengan suara yang pelan, "Kamu berencana membantuku dengan cara apa?"     

Gong Mo terkejut dan mendorong Sheng Nanxuan menjauh, lalu dengan tergagap menjawab, "A... A… Aku… Aku sudah tidur!"     

Sheng Nanxuan meraih tangan Gong Mo. Seketika Gong Mo membeku.     

Sheng Nanxuan mendekat dan menciumi telinga Gong Mo, sesudah itu menarik tangan Gong Mo masuk ke dalam celana suaminya itu.     

Gong Mo merasakannya. Ia merasa bagian bawah suaminya itu, perlahan-lahan semakin membesar di dalam genggamannya.     

Gong Mo bergetar dengan lemah dan ingin menarik tangannya keluar, tetapi Sheng Nanxuan semakin menahannya dan berkata dengan suara yang rendah, "Jika kamu bisa menahannya, bantulah aku…"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.