Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Aku Takut Kamu Kesakitan



Aku Takut Kamu Kesakitan

0Dalam beberapa hari mendatang, jalan akan berubah menjadi sepi.     
0

Orang-orang di Beijing biasanya tidak menyukai para pendatang. Mereka merasa bahwa para pendatang sudah merampas sumber daya mereka. Akan tetapi pada saat seperti ini justru terlihat bahwa kota ini dibangun oleh para pendatang yang ada di ibu kota.      

Yu Xinran mengeluarkan kunci mobilnya dan berkata pada Gong Bai, "Kamu tinggal di mana? Biar aku antar saja."     

"Tidak usah." Gong Bai menjawab dengan tergesa-gesa.     

Yu Xinran tersenyum dan berkata, "Tidak perlu sungkan! Bukankah kamu juga pernah mengantarku?"     

"I… Itu berbeda." Gong Bai berkata dengan suara yang pelan. Gong Bai mengantar Yu Xinran dengan menggunakan taksi, tetapi Yu Xinran mengantar Gong Bai dengan mobilnya sendiri. Ini benar-benar level yang berbeda.     

Yu Xinran cemberut dan berkata, "Bagaimana bisa tidak sama? Saat itu kamu yang membayar ongkos taksinya, tetapi aku tidak merasa sungkan padamu, jadi apa sekarang kamu akan merasa sungkan padaku?"     

Gong Bai alasan apapun yang dikatakannya tidak berdasar dan tidak masuk akal bagi Yu Xinran. Akhirnya Gong Bai mau tidak mau menyetujuinya dan berkata, "Baiklah kalau begitu. Kamu antar saja."     

Senyum di wajah Yu Xinran mulai mengembang dan segera berjalan menuju mobilnya.     

Gong Bai mengikutinya. Ia duduk di sebelah kursi pengemudi dan memasang sabuk pengamannya.     

Yu Xinran mengendarai mobilnya menuju keluar. Saat berbelok di tikungan, ia melihat Gambino yang sedang berdiri di jalan.     

"Eh?" Yu Xinran memperlambat laju mobilnya dan berkata,, "Bukankah itu Gambino?"     

Gong Bai bertanya keheranan, "Apa yang sedang dia lihat?"     

Yu Xinran memandaang ke arah di mana pandangan Gambino tertuju. Itu adalah lentera merah yang tergantung di sebuah pintu toko. Jendela etalase toko ditempeli kata 'Fu' yang artinya keberuntungan dan terdapat simpul gantungan keberuntungan yang juga tergantung di sana. Seluruh toko ini benar-benar terlihat menyala dan meriah. Terlihat jelas bahwa ini merupakan toko yang menjual barang-barang Tahun Baru.     

"Gambino berasal dari luar negeri, jadi sepertinya dia tidak pernah melihat hal semacam itu sebelumnya. Mungkin saja dia penasaran." sahut Yu Xinran yang sesudah itu mengendarai mobilnya.      

Gambino berdiri di pinggir jalan dan memperhatikan untuk waktu yang lama. Sesudah salju turun, Gambino menghela napas dan baru pergi meninggalkan tempat itu.      

Sheng Nanxuan sudah bertahun-tahun lamanya...     

… Tidak pernah merayakan Tahun Baru Imlek.     

Saat tidur di malam hari, Sheng Nanxuan bertanya pada Gong Mo, "Bagaimana kalau kita pergi ke Huanyuan untuk merayakan Tahun Baru. Beritahu saja pada ibu bahwa itu adalah sebuah penginapan."     

Gong Mo berpikir sejenak, lalu berkata sambil mengerutkan keningnya, "Apa menurutmu ibuku begitu mudah dibohongi? Seluruh penginapan hanya sebuah villa itu? Kamu bahkan akan membawa pembantu dan pengasuh, bukan?      

"Aku merasa tempat ini terlalu kecil, sementara di sana lebih luas. Kita bahkan bisa pergi menunggang kuda di sana."     

"Di sini saja. Anak kita masih sangat kecil. Dia tidak akan tahan dibawa kesana-kemari seperti itu. Jika sampai sakit, jarak antara tempat itu dan rumah sakit begitu jauh. Lagi pula di sana juga tidak ramai. Sementara merayakan hari besar seharusnya di kota yang memiliki tempat yang ramai."     

Sheng Nanxuan juga merasa sependapat dengan Gong Mo dan berkata, "Kalau begitu tunggu sampai saat musim panas, baru kita pergi ke sana untuk menghindari panas."     

"Begitu boleh juga." Gong Mo berkata sambil tersenyum. "Tunggu saat musim panas tiba, seharusnya juga sudah waktunya untuk menjelaskan beberapa hal pada ibu."     

"Sepertinya saat ini ibu sudah sedikit curiga." Kata Sheng Nanxuan.      

"Ibu pasti tahu kalau kamu tidak sesederhana kelihatannya."     

"Iya. Kalau begitu kita jalani saja dengan perlahan." Sheng Nanxuan berkata sambil memeluk Gong Mo. Tangannya diletakkan di atas perut Gong Mo dan dengan pelan mengulurkan tangannya hingga menyentuh bekas luka operasi caesarnya.     

Gong Mo terkejut dan mengira bahwa Sheng Nanxuan menginginkan hal itu. Gong Mo buru-buru berkata, "Dokter sudah berkata bahwa setidaknya aku harus beristirahat selama tiga bulan."     

"Aku tahu." Sheng Nanxuan melirik Gong Mo dan berkata, "Aku takut kamu kesakitan."     

Gong Mo terdiam dan berkata dengan suara yang pelan, "Sudah tidak sakit lagi."     

Sheng Nanxuan tersenyum dan mencium pipi Gong Mo, lalu berkata, "Kali ini kamu benar-benar sudah menderita."     

"Apa kamu mengira bahwa berikutnya tidak akan menderita? Ketika melahirkan seorang anak berikutnya hanya akan semakin menderita. Tidak ada yang namanya paling menderita!"     

"Ya, ya ya… Aku salah." Sheng Nanxuan berkata dengan senyuman yang lemah, "Kalau begitu kita tidak usah memiliki anak kedua saja. Yi Ting saja sudah cukup."     

Gong Mo terdiam beberapa saat, lalu berkata, "Kita bicarakan masalah ini nanti lagi saja, ya..."     

Sheng Nanxuan dengan senang berkata, "Kamu masih ingin memiliki anak lagi?"     

"Anak kita akan merasa terlalu kesepian jika sendirian. Tetapi kali ini aku terluka parah, jadi pasti membutuhkan proses penyembuhan selama beberapa tahun."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.