Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Terus Menindas Su Mo (2)



Terus Menindas Su Mo (2)

0Setelah beberapa saat, telepon Su Mo berdering lagi. Seorang pria berjalan mendekat dan mengambil handphone itu, lalu memutuskan panggilan telepon dan mematikan handpone Su Mo.     
0

Pria itu meliriknya sambil tertawa mencibir. Ia melemparkan handphone itu ke atas baju Su Mo, kemudian berjalan ke tempat teman-temannya berada dan melanjutkan memakan ayam panggangnya.     

Su Mo berbaring di tanah dengan merasa putus asa. Siapa yang akan menyelamatkannya?     

Salah seorang pria yang lain berkata, "Berikan saja pakaiannya. Bagaimana kita akan menjelaskan pada bos nanti jika dia sampai mati kedinginan"     

"Kalau begitu berikan saja pakaiannya." kata seorang pria yang lain.     

Mereka bersama bangkit berdiri. Salah seorang pria mengambil baju Su Mo dan melemparkannya ke atas kepala Su Mo.     

Su Mo buru-buru memeluk pakaian itu dan merasa hawa dingin di tubuhnya telah sedikit hilang.     

Mereka melirik Su Mo dengan enggan, lalu berbalik dan pergi.     

Ketika Su Mo melihatnya, ia takut mereka akan mengambil pakaian itu kembali, jadi ia segera mendekap pakaian itu ditubuhnya.     

Bagaimana ini? Apa yang harus Su Mo lakukan untuk bisa kabur dari sini?     

Su Mo berpikir dengan kebingungan dan akhirnya jatuh pingsan. Entah karena dirinya kelaparan, kedinginan, atau kelelahan.     

Ketika Su Mo kembali siuman, ia juga tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu. Hanya saja jika melihat dari jendela yang berada di puncak gudang, hari sudah siang.     

Kira-kira tengah hari, akhirnya pria yang menjaga Su Mo memberinya sekotak makanan. Mereka bahkan tidak memberinya sumpit. Su Mo tertegun sesaat, namun karena didorong oleh rasa laparnya, Su Mo segera menggunakan tangannya untuk makan.     

Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah Su Mo lakukan sebelumnya. Memikirkannya saja sudah membuat Su Mo kehilangan wajahnya.     

Tetapi pada saat ini, dia tidak memiliki cara lain dan tidak memedulikan apa itu martabat.     

Su Mo tahu bahwa meskipun ia berhasil meloloskan diri dari bencana ini, Su Mo juga sudah tidak memiliki masa depan dan tidak lebih baik daripada jika dirinya mati..     

Akan tetapi Su Mo tidak ingin mati.     

Jika ia sampai bisa lolos dari bencana ini, ia pasti akan membuat Sheng Nanxuan dan Gong Mo hidup menderita!     

Begitu Su Mo memikirkan hal ini, keyakinannya bangkit dan ia mulai makan dengan lebih lahap.     

Pada sore hari, udara menjadi dingin. Su Mo duduk bersandar di pilar yang berada di tengah gudang sambil mendongak menatap jendela. Ia melihat seperti ada butiran salju yang berjatuhan.     

Su Mo menggenggam tangannya erat-erat. Ia meringkuk seperti bola dan terdengar suara giginya bergetar kedinginan.     

Tiba-tiba terdengar suatu suara yang keras. Ternyata pintu gudang dibuka.     

Su Mo menatap dengan gemetar dan melihat beberapa sosok orang yang berjalan menghampirinya dari luar. Su Mo tidak bisa melihat mereka dengan jelas karena cahaya terang yang ada di belakang mereka. Hanya saja ia melihat pakain mereka yang sepertinya memakai mantel yang tebal.     

Orang berada di paling depan mengulurkan tangan dan menepis butiran salju yang ada di pundaknya. Ia melepas mantelnya, menyerahkannya pada orang yang berada di sebelahnya dan sesudah itu berjalan perlahan ke arah Su Mo.     

Su Mo tahu bahwa itu adalah Sheng Nanxuan. Ya, itu pasti Sheng Nanxuan.     

Ketika orang itu berjalan masuk, ia memang adalah Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan mengenakan setelan jas yang dirancang secara khusus dan tampak seperti seorang pemimpin yang berkedudukan tinggi.     

Sheng Nanxuan memandang Su Mo dengan tatapan yang merendahkan, seolah-olah sedang memandang semut.     

"Bagaimana kemarin malam?"     

Sekujur tubuh Su Mo gemetar dan benar-benar ketakutan. Su Mo tidak ingin mengingat kejadian tadi malam barang hanya sedikitpun.     

Su Mo menatap Sheng Nanxuan dengan penuh kebencian dan berkata, "Apa yang ingin kamu lakukan?!"     

"Apa yang ingin aku lakukan?" Sheng Nanxuan membuka mulutnya dan mengeluarkan udara berwarna putih dari dalam mulutnya dan berkata, "Aku juga tidak tahu apa yang ingin aku lakukan."     

Ada sedikit kebingungan dalam tatapan mata Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan ingin membunuh Su Mo dan sudah seharusnya ia melakukannya tanpa ragu-ragu sedikitpun.     

Hanya saja, bukankah akan ada karma dari semacam dunia kegelapan atas perlakuannya?     

Beberapa tahun ini, Sheng Nanxuan selalu berada di balik layar dan tempat yang paling sering ia kunjungi adalah pasar saham. Terkadang metode yang ia gunakan memang sadis sehingga entah sudah berapa banyak orang yang melompat dari gedung ketika pasar saham bergejolak. Apakah karena dosa-dosa yang sudah ia perbuat ini, yang menyebabkan Gong Mo harus melahirkan secara prematur?     

Sekarang anak mereka baru saja lahir dan belum genap berusia satu bulan. Tentu saja Sheng Nanxuan tidak ingin melakukan dosa pembunuhan. Ia tidak ingin karma atas tindakannya menimpa Gong Mo dan anak mereka.     

Oleh karena itu, hidup Su Mo kali ini masih ditakdirkan untuk selamat.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.