Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Terus Menindas Su Mo (1)



Terus Menindas Su Mo (1)

0Sheng Nanxuan tidak merasa dirinya diatur. Sebaliknya, ia begitu bahagia. Sheng Nanxuan merasa Gong Mo sedang memedulikan dirinya.     
0

"Ada sedikit urusan yang harus ditangani." jawab Sheng Nanxuan. Tentu saja Sheng Nanxuan tidak mungkin memberitahu Gong Mo mengenai masalah membereskan Su Mo.     

Meskipun Su Mo sudah menyakiti Gong Mo dan anaknya, Gong Mo pasti juga tidak akan membenci Su Mo. Bagaimanapun juga mereka berdua adalah wanita, jadi Sheng Nanxuan takut Gong Mo tidak bisa menerima perlakuan Sheng Nanxuan terhadap Su Mo. Sheng Nanxuan takut Gong Mo merasa bahwa dirinya terlalu kejam.     

Bahkan jika Gong Mo tidak berpikir seperti itu, Sheng Nanxuan juga tidak ingin hal-hal kotor itu mempengaruhi suasana hati Gong Mo.     

Biar Sheng Nanxuan sendiri yang menanggung hal-hal buruk, sementara istri dan anaknya harus tetap tenang berada di dalam tamannya, tanpa tersentuh oleh dia bisa menanggungnya sendiri. Dia dan anak itu harus tetap tenang di taman yang dibangunnya tanpa bersentuhan dengan polusi dan noda yang ada di luar.     

Sementara itu, Sheng Donglin yang dipenuhi dengan luapan amarah sedang menunggu kepulangan Su Mo ke rumah.     

Sheng Donglin tidak tahu apa yang akan ia lakukan pada Su Mo begitu ia melihat wanita itu. Akan tetapi Sheng Donglin tahu bahwa ia tidak akan mungkin melepaskan Su Mo.     

Sheng Donglin bahkan bisa mencekiknya sampai mati atau menekan Su Mo ke lantai dengan ganas dan mematahkan lehernya.     

Pada akhirnya, Sheng Donglin menunggu hingga tengah malam, tetapi Su Mo masih saja tidak kunjung pulang.     

Pada saat ini, pikiran impulsifnya yang ingin membunuh orang sudah hilang. Hanya saja kemarahannya pada Su Mo tetap ada.     

Ketika Sheng Donglin ingin mengkonfrontasi Su Mo, wanita itu justru sudah melarikan diri.     

Saat teringat akan kata-kata Song Zijie yang tertulis di bagian belakang foto, tiba-tiba Sheng Donglin berpikir, 'Apa jangan-jangan dia bersekongkol dengan Song Zijie dan kabur ke tempat yang jauh?'     

Sementara foto dan CD ini sengaja dikirim ke hadapan Sheng Donglin untuk membuatnya melihat betapa bodohnya ia dulu.     

Sheng Donglin menggertakkan giginya dan mengeluarkan handphone untuk menelepon Su Mo.     

Telepon berdering untuk waktu yang lama, tetapi tidak ada jawaban. Sheng Donglin terus menelepon, tetapi kali ini teleponnya diputus.     

Sheng Donglin begitu marah sehingga membanting handphone-nya ke dinding, dan berkata dengan kejam, "Su Mo...!"     

Sheng Donglin tidak tahu bahwa saat ini Su Mo sedang terbaring telanjang di gudang itu.     

Udara musim dingin yang begitu dingin membuat Su Mo gemetar kedinginan. Sekujur tubuhnya dipenuhi memar yang disebabkan oleh para gelandangan itu dan juga kotoran yang mereka tinggalkan.     

Mereka semua pergi.     

Tertinggal beberapa pria tampan yang berpakaian rapi sedang mengawasinya. Mereka menghadap ke arah tubuh Su Mo. Tentu saja tanpa memiliki nafsu apapun.     

Su Mo tahu bahwa beberapa pria ini sama sekali tidak memandangnya.     

Sebelum hari ini, Su Mo adalah seorang putri yang angkuh. Bahkan jika dirinya bukanlah Nona Muda konglomerat sungguhan, ia juga memiliki kebanggaan tersendiri. Walaupun beberapa pria ini terlihat seperti pria terpandang, Su Mo juga tidak akan tertarik!     

Akan tetapi saat ini semuanya berbeda.     

Di mata mereka, Su Mo hanyalah bunga yang layu dan ampas, jadi bagaimana mungkin mereka bernafsu terhadapnya?     

"Uhuk! Uhuk!" Su Mo meringkuk dan berkata dengan suara yang parau, "Dingin… Aku begitu kedinginan…"     

Lebih dari setengah bulan lagi adalah Tahun Baru Imlek, jadi saat ini merupakan musim dingin yang sesungguhnya dengan suhu minus sepuluh derajat celcius. Sementara di sini tidak terdapat AC ataupun penghangat ruangan.     

Beberapa pria itu juga merasa kedinginan, jadi mereka mengambil sebuah tong besi yang berada di pintu dan membakar kayu untuk menghangatkan diri. Salah satu dari mereka bahkan tersenyum dan berkata, "Mari kita membeli beberapa sayap ayam dan memanggangnya!"     

Ketika Su Mo mendengarnya, seketika ia menelan air liurnya.     

Kedinginan, kelaparan, dan ditambah dengan rasa sakit di tubuh Su Mo, membuatnya bahkan tidak punya kekuatan untuk bergerak.     

Su Mo hanya bisa memandang api unggun itu, tanpa bisa merasakan kehangatannya.     

Beberapa pria itu benar-benar membeli sayap ayam dan memanggangnya, sehingga aroma yang begitu kuat menusuk hidung Su Mo.     

Tiba-tiba terdengar suara telepon berdering. Seorang pria yang sedang menggerogoti sayap ayam mendongak dan melihat pakaian Su Mo dan juga tas kulitnya yang diletakkan di samping.     

Su Mo juga mendengar suara handphone-nya yang berdering. Ia segera mengangkat bagian atas tubuhnya dan mencoba merangkak. Su Mo ingin mengangkat telepon dan meminta bantuan.     

Akan tetapi karena terlalu jauh, Su Mo sama sekali tidak berdaya.     

Beberapa pria itu bahkan tidak bergerak dan dengan nikmat mengunyah kaki ayam. Setelah berdering selama beberapa saat, deringan telepon itu berhenti dengan sendirinya.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.