Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Nama Anak (1)



Nama Anak (1)

0Kemudian gambar di rekaman muncul dan menunjukkan sosok Ding Xiang. Menunjukkan sosok Ding Xiang yang sedang diperkosa.     
0

Tiba-tiba Sheng Donglin mematikan komputernya dan membuat suara jeritan Ding Xiang menghilang.     

Sheng Donglin mengatupkan giginya dengan sekuat tenaga dan dengan penuh kebencian berkata, "Su… Mo....!"     

Sementara pada saat ini Su Mo yang berada di dalam gudang yang terbengkalai menjerit. Akan tetapi suara jeritannya berbeda dengan Ding Xiang. Jeritan Ding Xiang adalah jeritan penderitaan. Sedangkan jeritan Su Mo, selain penderitaan juga terdapat sedikit rasa senang.     

Sheng Nanxuan sampai di depan pintu rumahnya. Karena saat ini ada pelayan di rumahnya, Sheng Nanxuan malas untuk membuka pintu sendiri, jadi ia membunyikan bel pintu.     

Pembantu membuka pintu dan menyapa, "Tuan Sheng."     

"Di mana Nyonya?" Tanya Sheng Nanxuan.     

"Di kamar bayi. Huzi (artinya: anak harimau) sedang minum susu."     

Ibu Gong berjanji pada dokter bahwa dirinya tidak akan menggunakan cara-cara tradisional yang bertentangan dengan sains.     

Dulu, tingkat keselamatan bayi rendah sehingga istilah 'nama yang buruk mudah dibesarkan' menjadi populer. Oleh karena itu banyak orang yang dipanggil dengan nama yang memiliki arti 'Bangkai Anjing' dan Telur Anjing'. Jika bisa dipanggil dengan sebutan 'Tiang Besi' saja sudah dianggap sebagai berkah.     

Setelah tumbuh dewasa, barulah diberi nama agar namanya tidak tertulis di dalam buku kehidupan dan kematian oleh Dewa Neraka. Bahkan penyakit ringan dan kecelakaan kecil bisa mendatangkan kematian.     

Tentu saja saat ini orang-orang sudah tidak begitu mempercayai takhayul. Ditambah lagi begitu seorang anak lahir, anak itu harus didaftarkan dalam daftar kependudukan dan tidak mungkin menunggu hingga berusia beberapa tahun untuk baru memberikan nama yang sesungguhnya.     

Setelah anak itu lahir, Sheng Nanxuan memerintahkan orang untuk memberikan waktu kelahiran anaknya pada Pendeta Tang agar ia membantu memberikan nama untuk anak Sheng Nanxuan dan Gong Mo.     

Nama yang diberikan oleh Pendeta Tang begitu berkelas. Sheng Yiting.     

Begitu mengetahuinya, Ibu Gong berseru, "Kacau! Nama ini begitu rumit! Saat anak itu sekolah nanti, ketika ujian dia akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk menulis namanya. Bahkan sementara teman-temannya sudah menyelesaikan dua soal, dia masih saja belum selesai menulis namanya!     

Gong Mo dan Sheng Nanxuan terdiam, "..." Mereka berdua berpikir di dalam hati sambil menatap Ibu Gong dengan heran, 'Ibu, letak fokus ibu benar-benar aneh…'     

Ibu Gong melirik Gong Mo dan berkata, "Jangan menatapku seperti itu! Saat kamu baru masuk sekolah, kamu mencari ibu sambil menangis dan bilang bahwa menulis nama sangatlah sulit."     

Gong Mo memikirkan namanya untuk sesaat, lalu berkata, "Memang agak sulit."     

"Ayahmu yang memberikan nama itu untukmu. Jika ada cara untuk mengubahnya dan ayahmu masih hidup, ibu pasti akan menyuruhnya untuk mengganti namamu. Akan tetapi saat ini ayahmu sudah tiada. Tentu saja ibu harus menghormati keputusannya, bukan? Kamu adalah keturunan keluarga Gong yang seumur hidup dinamai berdasarkan nama warna. Saat itu ayahmu dengan bangga memberimu nama dengan menggunakan kata 'Mo' (artinya: tinta). Ayahmu mengatakan bahwa dirinya adalah seseorang yang bermain dengan tinta, jadi ayahmu memilih namamu untuk menekankan hal itu. Jika ibu yang memberimu nama, ibu pasti akan memberimu nama Hong (artinya:merah) yang lebih mudah untuk ditulis.     

Gong Mo membayangkan jika namanya adalah Gong Hong.     

'Benar-benar norak!' pikir Gong Mo di dalam hatinya.     

Gong Mo berkata dengan tegas, "Lebih baik tetap memanggilku Gong Mo saja."     

"Apakah kamu tidak menyukai pilihan ibu?" Ibu Gong tidak puas dengan perkataan Gong Mo barusan.     

"Bukan, bukan!" Gong Mo buru-buru menggelengkan kepalanya.     

Sesudah itu Ibu Gong sangat menyarankan agar si kecil Sheng Yiting diberi sebuah nama panggilan untuk melindungi dirinya. Ibu Gong menceritakan bahwa saat keponakan dari pihak keluarga ibunya lahir, keponakannya itu hanya sebesar tikus. Akan tetapi setelah memberinya nama panggilan 'Laohu' (artinya: harimau), anak itu tumbuh menjadi anak yang kuat. Hanya karena harimau merupakan raja hutan, anak itu menjadi yang terkuat di antara seluruh keponakan yang lain.     

Ibu Gong menganggap 'Laohu' adalah nama yang bagus, jadi Ibu Gong juga ingin agar Sheng Yiting dipanggil Laohu.     

Gong Mo tidak ingin membahas hal ini lagi. Ia takut anak itu akan tumbuh dewasa dan memutus hubungan dengannya karena nama panggilan ini.     

Gong Mo merasa Sheng Yiting adalah nama yang sangat bagus dan terdengar bagai guntur yang menggelegar.     

Ibu Gong berkata, "Atau bagaimana jika memanggilnya Leiting(artinya: suara guntur)? Nama ini sama sekali tidak buruk. Selain itu dengan nama ini, pasti tidak mudah untuk membesarkan anak ini."     

"Apa harus memiliki nama nama panggilan?"     

"Tentu saja harus!"     

"Aku sendiri tidak memiliki nama panggilan, tetapi lihatlah, bukankah aku sudah tumbuh dewasa?"     

"Kamu juga memiliki nama panggilan! Nama panggilanmu adalah Heiya (artinya: gadis hitam)."     

Heiya terdiam.     

"Bukankah Mo (artinya: tinta) berarti Hei (artinya: hitam)?" lanjut Ibu Gong.     

Gong Mo membenamkan wajahnya dan memasang ekspresi tidak percaya dengan apa yang dikatakan Ibu Gong, lalu berkata, "Ibu membohongiku! Aku tidak pernah mendengar ibu memanggilku seperti itu!"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.