Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Usir Dia!



Usir Dia!

0Su Mo menghela nafas lega. Saat ini ia memutuskan untuk bekerja di perusahaan ini dulu. Perusahaan menggunakan masa percobaan selama dua bulan untuk mengamatinya. Tentu saja Su Mo juga akan menggunakan dua bulan itu untuk mengamati perusahaan ini.     
0

Jika Su Mo menemukan bahwa perusahaan ini tidak memiliki masa depan, atau dirinya telah menemukan tempat tujuan yang lebih baik, tentu saja Su Mo tidak akan tetap berada di perusahaan ini.     

"Kalau begitu Nona Su bisa datang bekerja Senin depan." Kata Manajer Personalia.     

"Baik." Su Mo bangkit berdiri dan seorang sekretaris wanita yang ada di sebelahnya mengantar Su Mo keluar dari kantor.     

Di luar kantor terdapat bilik-bilik untuk karyawan biasa. Semua orang sedang bekerja dengan serius dan suara keyboard yang ditekan terdengar. Seorang pria berdiri di belakang salah satu karyawan, seolah-olah sedang mengawasi pekerjaan orang lain.     

Sosok punggung pria itu tinggi dan tegap, memberi orang lain suatu perasaan menonjol di tengah keramaian.     

Su Mo melewati jalan yang berada di antara bilik-bilik itu. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menatapnya.     

Pria itu merasakan tatapan Su Mo. Ia berbalik dan mengangkat alisnya ketika melihat Su Mo.     

Su Mo terkejut dan berseru, "Sheng Nanxuan?!"     

Suara keyboard di sekitar tiba-tiba terhenti. Semua orang memandang Su Mo dengan terkejut dan berpikir, 'Berani-beraninya dia memanggil nama Direktur Besar secara langsung?!'     

Sheng Nanxuan menundukkan kepalanya dan berkata pada karyawan yang ada di depannya. "Jika sudah selesai, kirim ke kantorku."     

Setelah selesai berbicara, Sheng Nanxuan berjalan menghampiri Su Mo dan berkata, "Bagaimana kamu bisa ada di sini?"     

Raut wajah Su Mo berubah, lalu dengan tenang berkata, "Aku datang untuk wawancara. Apa kamu bekerja di sini?"     

"Wawancara!?" tanya Sheng Nanxuan tidak percaya.     

"Iya!" Su Mo menurunkan pandangannya, pandangannya berputar sebanyak dua kali, lalu mendongak dan berkata sambil tersenyum, "Lama tidak bertemu. Bagaimana kabar Gong Mo?"     

"Apa kamu tidak tahu?" Sheng Nanxuan balik bertanya.     

Jantung Su Mo berdegup kencang. Rasa dingin menjalar di punggung Su Mo. Ia berpikir di dalam hatinya, 'Kenapa Sheng Nanxuan bertanya seperti? Apa jangan-jangan Sheng Nanxuan mengetahui apa yang sudah kulakukan? Sebenarnya bagaimana keadaan Gong Mo?'     

"Direktur." Manajer personalia berlari keluar kantor setelah mendengar berita mengenai Sheng Nanxuan dan Su Mo.     

Su Mo terkejut sambil menatap Sheng Nanxuan, "Kamu adalah direktur?"     

Sheng Nanxuan mengabaikan Su Mo dan bertanya pada manajer personalia, "Apa lamaran pekerjaannya lulus?"     

"Lulus. Sudah lulus."     

"Usir dia!" kata Sheng Nanxuan dengan dingin.     

Manajer personalia memandang Sheng Nanxuan dengan keheranan. Ia sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan pada saat itu.     

Bibir Su Mo menegang. Ia membalikkan tubuhnya dan pergi meninggalkan tempat itu.     

Tentu saja Su Mo tidak akan memohon pada Sheng Nanxuan.     

Hanya saja, bisa bertemu dengan Sheng Nanxuan benar-benar diluar dugaannya. Bahkan ternyata Sheng Nanxuan adalah Direktur di perusahaan ini. Jika dilihat, sepertinya perusahaan ini adalah milik Sheng Nanxuan. Tentu saja informasi ini dapat Su Mo beritahukan pada Sheng Donglin.     

Sheng Nanxuan masuk ke kantornya, sementara Fang Yang segera mengikutinya memasuki ruangan itu dan memanggilnya, "Bos."     

"Habisi dia." Sheng Nanxuan memerintahkan dengan dingin.     

Gong Mo sudah meninggalkan rumah sakit. Jadi memang sudah saatnya bagi Sheng Nanxuan untuk turun tangan membereskan musuh-musuhnya.     

Saat Su Mo tiba di rumah dan hendak menelepon Sheng Donglin, ia menemukan kondisi dapur dalam keadaan yang kacau balau.     

'Apa pelayan itu sudah benar-benar tidak ingin bekerja lagi? Bisa-bisanya ia tidak membersihkan rumah?!' pikir Su Mo dengan geram.     

Dengan penuh amarah, Su Mo menemukan nomor telepon pelayan yang tertempel di belakang pintu, lalu menelepon dan memakinya, "Kamu sudah tidak ingin bekerja, ya?! Apa kamu masih tidak mau datang dan membereskan rumah, hah?!"     

Sesudah menutup telepon, Su Mo memandang sampah-sampah yang ada di hadapannya dan menghirup napas dalam-dalam, lalu berbalik dan meninggalkan rumah.     

Sudah hampir tengah hari, jadi Su Mo harus mencari tempat untuk makan siang.     

Setelah beberapa saat, pelayan itu tiba dan membuka pintu, lalu memanggil, "Nona Su... Nona Su..."     

Saat ia melihat bahwa sepertinya Su Mo sedang tidak ada di rumah, pelayan itu menghela napas lega dan mulai membersihkan rumah itu.     

Saat setengah jalan sedang membersihkan rumah, bel pintu berbunyi.     

Pelayan itu terkejut. Ia mengira Su Mo sudah kembali, jadi ia membuka pintu dengan gugup. Di luar berdiri seorang pria yang mengenakan pakaian pengantar paket.     

"Permisi. Paket untuk Su Mo."     

"Eh? Nona Su sedang tidak ada di tempat."     

"Kalau begitu tolong bantu menandatangani surat penerimaannya saja." Pria itu menyerahkan secarik amplop.     

Saat pelayan melihat pria itu sedang memakai sarung tangan, ia juga tidak memperhatikannya. Cuaca sedang begitu dingin, jadi sudah seharusnya memakai sarung tangan saat berada di luar.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.