Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Membalas Dendam pada Su Mo (2)



Membalas Dendam pada Su Mo (2)

0Sheng Nanxuan tidak mengatakan apa-apa dan berjalan perlahan menuju pintu gerbang. Ketika tiba di pintu gerbang, Sheng Nanxuan berhenti dan berbalik untuk melihat Su Mo, "Kamu tidak akan lebih menderita dibanding Ding Xiang. Ding Xiang tidak berpengalaman sehingga dirinya begitu menderita. Sedangkan dirimu… Kamu pasti hanya akan merasa bahagia, bukan?"     
0

Su Mo gemetar dan menatap dengan tidak berdaya orang-orang lain yang mengikuti Sheng Nanxuan berjalan keluar.     

Ketika mereka semua sudah pergi, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang datang dari pintu.     

Su Mo merangkak bangun dan ingin melarikan diri.     

Beberapa sosok muncul di hadapannya dan Su Mo dapat melihat dengan jelas orang-orang yang datang dari luar pintu.     

Pakaian mereka compang-camping, janggutnya lusuh, dan di tangannya membawa tas kulit ular yang usang.     

Mereka adalah gelandangan!     

Su Mo berteriak, "Sheng Nanxuan, kamu berani?!"     

"Ck! Ck!" Sorot mata gelandangan itu berbinar. Mereka menatapnya dengan penuh hasrat sambil menelan air liurnya.     

"Cih!" Salah satu dari mereka meludah ke tanah, lalu menggosok-gosokkan tangannya dan berjalan ke arah Su Mo.     

Su Mo terhuyung-huyung ke belakang. Pandangannya dipenuhi dengan para gelandangan yang semakin lama semakin bertambah. Satu orang… Dua orang… Tiga orang… Su Mo bahkan sudah tidak dapat menghitung dengan jelas ada berapa banyak orang.     

Su Mo berbalik dan berlari secepat kilat. Ia berusaha melarikan diri dari tempat ini.     

Jika Su Mo masih saja tidak melarikan diri, tempat ini akan menjadi nerakanya.     

"Ah!" Beberapa menit kemudian terdengar jeritan yang keras, "Apa yang kalian lakukan!? Lepaskan aku! Tolong!"     

Sementara itu, Sheng Donglin menunggu selama dua jam di sebuah restoran barat. Su Mo yang masih saja tidak kunjung datang membuatnya begitu marah.     

'Apa Su Mo sengaja mempermainkanku?' Batin Sheng Donglin geram.     

Sheng Donglin meninggalkan restoran barat itu dan kembali ke perusahaan untuk melanjutkan urusan bisnisnya.     

Pukul lima sore, Sheng Donglin memasuki rumah, sementara pelayan baru saja membeli bahan makanan dan sedang bersiap untuk memasak makan malam.     

"Apa Nona Su sudah kembali?" tanya Sheng Donglin.     

Pelayan itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Di siang hari Nona Su menelepon saya untuk membersihkan rumah. Sesudah itu Nona Su masih belum kembali lagi."     

"Bagaimana kamu tahu?"     

Pelayan itu menunjuk ke meja dan berkata, "Ada paket untuk Nona Su. Saat saya meninggalkan rumah di siang hari, saya meninggalkan sebuah surat. Saya baru saja kembali dan melihat surat itu masih dalam keadaan yang sama."     

Sheng Donglin berjalan mendekat dan melihat paket itu. Informasi pengirim hanya tercantum nama, tetapi tidak ada alamat atau nomor telepon.     

Sheng Donglin melihat nama Song Zijie.     

Seketika tangannya menegang dan membuat amplop yang ada di tangannya berubah bentuk.     

Orang ini!     

Bahkan jika orang ini berubah menjadi abu, Sheng Donglin akan tetap mengenalinya!     

Akan tetapi bagaimana Song Zijie bisa berhubungan dengan Su Mo?     

Ketika Sheng Donglin teringat akan kecemburuan Su Mo, tiba-tiba ia memiliki firasat buruk. Sheng Donglin segera membuka paket itu dengan secepat kilat.     

Saat terdengar suara air dari dapur, Sheng Donglin berhenti mengeluarkan isi amplop dan berjalan menghampiri pelayan, lalu berkata, "Hari ini tidak usah memasak makan malam. Pulanglah saja."     

"Oh, baik." Pelayan itu mengeringkan sisa air yang ada di tangannya, meletakkan bahan makanan ke dalam kulkas, lalu mengambil barang-barangnya dan meninggalkan rumah itu.     

Sheng Donglin duduk di sofa dan setelah itu mengeluarkan isi paket.     

Astaga...     

Benar-benar terlalu banyak.     

Setumpuk foto keluar dari dalam amplop itu.     

Saat Sheng Donglin mengambil foto itu, sekujur tubuhnya kaku.     

Seluruh foto itu memperlihatkan potret tubuh seorang gadis muda.     

Gadis itu terlihat menangis dan berteriak. Kamera berhasil memotret penderitaan, keputusasaan dan juga memar yang ada ditubuhnya, serta ada bekas darah di antara kedua kaki gadis itu.     

Sheng Donglin segera mengambil foto-foto itu dan menutupnya di atas sofa dan tidak berani melihat ekspresi penderitaan gadis itu.     

"Ding Xiang!" Sheng Donglin meraung dengan penuh kesedihan.     

Gadis itu adalah Ding Xiang.     

Pacar Sheng Donglin ketika ia masih kuliah.     

Pada waktu itu Ayah Ding Xiang adalah walikota Kota Nanjiang. Jika Ding Xiang bersatu dengan Sheng Donglin, keluarga Sheng akan mendapatkan bantuan dari kalangan politik.     

Akan tetapi sebelum Sheng Donglin dan Ding Xiang bertunangan, Ding Xiang dibuat melompat bunuh diri dari gedung oleh sekelompok pria.     

Salah satu di antara sekelompok pria itu adalah teman Sheng Nanxuan, Song Zijie.     

Inilah yang menyebabkan Sheng Donglin selalu berpikir bahwa kejadian ini adalah perbuatan kejam Sheng Nanxuan.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.