Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Sheng Nanxuan si Tukang Pencemburu



Sheng Nanxuan si Tukang Pencemburu

0"Bukankah dua hari yang lalu aku baru saja membelikanmu dua pasang sepatu?" tanya Gong Bai dengan heran.     
0

"Yang itu juga tidak bagus!" Sahut Gong Fei.     

"Lalu untuk apa kamu membelinya!?" seru Gong Bai dengan kesal.     

Gong Fei terkejut, lalu menoleh sambil mendengus dan bertanya, "Bukankah tadi kamu pergi menjenguk Gong Mo? Bagaimana keadaannya?"     

"Cukup baik."     

"Kamu membelikan sesuatu untuknya, bukan?" kata Gong Fei sambil menatap Gong Bai dengan tajam.     

Gong Bai menoleh dan menatap Gong Fei, "Bukankah tidak boleh pergi menjenguk seseorang dengan tangan kosong?"     

"Aku tidak menyuruhmu pergi menjenguknya dengan tangan kosong. Aku hanya khawatir kamu akan memberikan segala sesuatu padanya. Sebenarnya siapa adik perempuanmu, hah?!"     

"Jika pada siapa aku menghabiskan uangku menandakan bahwa orang itu adalah adikku, maka tentu kamu adalah adik kandungku yang membuatku tidak akan bisa melarikan diri, bahkan pada sepuluh kehidupan berikutnya."     

"..." Mendengar perkataan Gong Bai, Gong Fei kehabisan kata-kata.     

Awalnya Gong Fei tidak bereaksi. Ia tidak mengerti maksud perkataan kakaknya itu dan terdiam untuk beberapa saat. Setelah waktu berlalu cukup lama, Gong Fei mulai menyadari bahwa maksud Gong Bai adalah ia tidak menyukai Gong Fei yang menghabiskan begitu banyak uang.     

Gong Fei berdiri dengan marah dan berjalan ke kamar Gong Bai, "Dasar Pelit! Aku hanya menghabiskan sedikit uangmu! Lagi pula aku ini adikmu! Bukankah sudah seharusnya kamu merawatku??"     

"Lalu bagaimana jika nanti aku sudah menikah?"     

Gong Fei tersedak, lalu berkata dengan lantang, "Tetap saja aku prioritas utamamu! Jika kamu berani-beraninya menghamburkan uang untuk wanita di luar sana, aku akan melaporkannya pada ibu!"     

Brak!     

Gong Fei menutup pintu.     

"Hah..." Gong Bai menghela nafas lelah, lalu lanjut mencari pekerjaan di internet.     

Di kehidupan yang sebelumnya Gong Bai pasti telah berhutang pada Gong Fei.     

Keesokan harinya, Gong Bai masih saja pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Gong Mo. Kali ini Gong Bai tidak membeli hadiah, tetapi ia membawa sup buatannya sendiri.     

Ibu Gong terkejut dan berkata "Rupanya kamu bisa memasak!?"     

Gong Bai tersenyum dan berkata, "Selama berada di luar negeri, mau tidak mau aku harus bisa memasak. Awalnya aku tidak bisa memasak dan hanya bisa memakan hamburger, sementara aku tidak terbiasa dengan makanan yang ada di sana. Akhirnya aku belajar memasak dua macam hidangan."     

"Kalau begitu aku harus menguji keahlianmu!" Kata Gong Mo sambil tersenyum.     

"Jangan khawatir. Aku memang tidak terlalu bisa memasak makanan lainnya, tetapi aku bisa memasak sup. Kompor di luar negeri tidak sepanas di sini, jadi tidak nyaman untuk menumis makanan selama berada di sana. Oleh karena itu, sebagian besar aku sering membuat sup."     

Gong Mo menegak dua teguk sup dan mengangguk setuju, lalu berkata, "Iya! Benar-benar enak! Bu, cicipilah!"     

"Mencicipi apa?" Ibu Gong berkata, "Gong Bai memasak sup ini untuk kamu minum.""     

"Cicipi saja dulu rasanya, ya? Pujilah dulu kakak sepupuku ini."     

"Ya sudah." Ibu Gong tersenyum dan menyesapnya. Ternyata sup buatan Gong Bai benar-benar enak, jadi Ibu Gong mengacungkan jempol padanya.     

Gong Mo bertanya pada Sheng Nanxuan, "Apa kamu juga ingin mencobanya?"     

Sheng Nanxuan berkata dengan wajah masam, "Kamu makan saja. Aku juga bisa memasak sup. Besok aku akan membuatkannya untukmu agar tidak perlu merepotkan Kakak Sepupu."     

Mendengar perkataan Sheng Nanxuan, Gong Mo tertegun dan cemberut, lalu terus meneguk sup buatan Gong Bai..     

Sheng Nanxuan merasa tidak senang. Ia melirik Gong Bai, lalu memutar bola matanya.     

Gong Bai yang berpakaian garis-garis hitam berkata dalam hatinya, 'Aku hanya membuat sup saja. Untuk apa memandangku dengan penuh kebencian seperti itu? Aku ini bukan saingan cintanya, tetapi Paman Besar dari putranya, oke?!'     

Ketika Gong Bai pamit, Ibu Gong pergi mengantarnya. Gong Bai berkata, "Besok aku harus bekerja dan tidak ada waktu di siang hari, jadi aku baru bisa menjenguk Momo di malam hari."     

"Jika kamu sibuk, lebih baik kamu tidak perlu datang saja." Sahut Ibu Gong.     

"Tidak apa-apa. Tidak ada yang aku lakukan di malam hari, jadi aku akan datang dan menemani kalian mengobrol. Dengan begini aku sendiri juga bisa bersantai."     

"Ya sudah, tetapi kamu tidak perlu membuat sup lagi. Itu akan sangat merepotkanmu." Kata Ibu Gong.     

Gong Bai tersenyum dan berkata, "Aku juga tidak berani untuk membuat sup lagi agar tidak di usir oleh Adik Ipar."     

Ibu Gong terkekeh, lalu berkata, "Aku tidak menyangka bahwa Adik Ipar adalah seorang tukang pencemburu."     

"Sheng Nanxuan hanya peduli terhadap Momo."     

"Benar! Melihat Adik Ipar yang seperti itu, aku juga merasa tenang."     

Setelah mengantar Gong Bai, Ibu Gong kembali ke kamar. Di saat yang bersamaan Sheng Nanxuan sedang menggendong Gong Mo menuju kamar mandi.     

Ketika keduanya keluar, Ibu Gong berkata, "Besok Nanxuan harus bekerja, jadi lebih baik pulang ke rumah saja. Di sini serahkan saja pada ibu."     

Baik Sheng Nanxuan dan Gong Mo terkejut. lalu saling memandang. Sheng Nanxuan meletakkan Gong Mo dengan perlahan di tempat tidur, lalu sambil menyelimuti istrinya, Nanxuan berkata, "Aku sudah mengajukan cuti pada perusahaan. Momo bahkan baru saja melahirkan kurang dari dua hari, jadi bagaimana bisa aku pergi meninggalkannya?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.