Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Tidak Akan Membiarkan Istriku Menderita Begitu Saja



Tidak Akan Membiarkan Istriku Menderita Begitu Saja

0Pada saat ini, tiba-tiba Sheng Nanxuan bangun dan terduduk di atas tempat tidur.     
0

Gong Mo yang menyadarinya terlebih dulu lalu bergegas memanggil suaminya, "Nanxuan..."     

Mereka bertiganya buru-buru menoleh. Sheng Nanxuan mengangguk dengan tampang yang masih mengantuk dan berkata, "Kalian datang rupanya."     

"Kami datang untuk melihat Adik Ipar dan bayi kalian." Wu Di berkata, "Apa kamu baik-baik saja? Jam berapa kamu tidur?"     

"Nanxuan baru tidur sebentar." Gong Mo mewakilkan Sheng Nanxuan untuk menjawab Wu Di dan berkata kepadanya, "Tidurlah sebentar lagi."     

"Apakah kami terlalu berisik?" Yu Xinran bertanya dengan merasa bersalah.     

"Tidak." Sheng Nanxuan menjawab, "Saat tidur aku terus bermimpi karena pikiranku sedang kacau."     

Beberapa orang yang ada di situ tertegun. Kemungkinan kejadian tadi malam sudah membuatnya ketakutan. Mereka semua tidak tahu harus berkata apa.     

Wu Di berdeham dan berkata kepada Yu Xinran, "Bagaimana kalau kita pulang dulu saja dan datang lagi di lain hari?"     

"Baiklah" Yu Xinran menjawab sambil mengangguk.     

Sheng Nanxuan menghela napas panjang, menyingkirkan selimutnya, dan turun dari tempat tidur sambil berkata, "Kalian sudah datang, jadi aku akan mengantar kalian melihat bayi kami."     

"Sudahlah! Untuk apa sungkan! Seluruh rumah sakit ini adalah milik keluargaku. Apa menurutmu sulit bagiku jika aku ingin melihat bayi kalian?"     

Yu Xinran menyenggol Wu Di dan berkata, "Aku akan mencari Paman Ketiga dan menyuruhnya untuk mengantar kita ke sana."     

"Benar, benar, benar!" Wu Di tersenyum dan berkata, "Kalau begitu kami tidak akan mengganggu kalian. Kalian berdua istirahat baik-baik saja. Dua hari lagi aku akan datang menjenguk kalian lagi."     

Sheng Nanxuan mengangguk, mengucapkan terima kasih, lalu mengantar mereka berdua sampai ke pintu.     

Ketika kembali, Gong Bai bertanya, "Sebenarnya apa yang terjadi pada Momo dan apa hubungannya dengan keluarga Yu?"     

"Kemarin Momo dan aku pergi ke pelelangan amal yang diadakan oleh keluarga Yu." kata Sheng Nanxuan.     

"Apa?" Gong Bai terkejut, "Pelelangan amal?! Bukankah itu..."     

Bukankah itu acara yang dihadiri oleh orang-orang kelas atas?     

Saat Gong Bai sedang berbicara, tiba-tiba ia teringat bahwa Sheng Nanxuan juga berasal dari kelas atas. Bagaimanapun juga Sheng Nanxuan adalah tuan muda dari keluarga Sheng. Bahkan jika Sheng Nanxuan memiliki konflik dengan keluarganya, tetapi karena ia bersekolah selama beberapa tahun ibu kota, jadi tentu saja Sheng Nanxuan sudah memiliki koneksinya sendiri.     

"Lalu sebenarnya apa yang terjadi dengan Momo?"     

Gong Mo menceritakan apa yang terjadi pada saat itu.     

Wajah Gong Bai berubah, lalu berseru, "Siapa orang yang begitu gila seperti ini?!"     

"Aku masih menyelidikinya." Sheng Nanxuan berkata, "Aku pasti tidak akan membiarkan istriku menderita begitu saja."     

Gong Bai menatap Sheng Nanxuan dengan tatapan penuh tanya. Setelah beberapa saat, Gong Bai mengangguk dan berkata, "Baiklah. Aku percaya padamu."     

"Untuk apa kalian membicarakan hal ini?" Gong Mo buru-buru berkata pada Sheng Nanxuan, "Nanxuan, tidurlah lagi. Nanti aku akan memanggilmu saat tiba waktu untuk makan."     

Gong Bai memandang mereka dan berkata, "Bagaimana kalau aku pergi menjemput Bibi Kedua saja? Aku akan membantunya."     

"Boleh juga. Kalau begitu, maaf merepotkanmu." Jawab Gong Mo.     

"Tidak perlu mengatakan hal-hal seperti ini pada keluarga sendiri." Kata Gong Bai sambil menyentuh kepala Gong Mo.     

Sheng Nanxuan mengerutkan keningnya ketika melihat perilaku Gong Bai pada Gong Mo itu.     

Gong Bai menarik tangannya dan berkata, "Kalau begitu aku pergi dulu."     

Sheng Nanxuan bertanya, "Apa kamu bisa menyetir mobil?"     

"Hah?" Gong Bai tertegun dan berkata dengan kebingungan, "Bisa..."     

Sheng Nanxuan mengeluarkan kunci mobilnya dan berkata, "Mobilnya ada di tempat parkir dan nomor platnya xxxx. Temukan saja sendiri."     

Gong Bai tertegun sejenak, lalu mengulurkan tangan untuk mengambil kunci mobil Sheng Nanxuan dan menjawab, "Oke. Kalau begitu aku pergi dulu. Jagalah adikku dengan baik."     

"..." Sheng Nanxuan tidak menjawab dan berkata di dalam hatinya, 'Apa dia tidak tahu bahwa Gong Mo adalah istriku? Jadi lebih baik kamu tidak menyentuh istriku lagi di masa depan!'     

Ketika Gong Bai sudah pergi, Sheng Nanxuan berjalan menghampiri Gong Mo dan menyentuh kepala istrinya itu sambil berkata dengan getir, "Jangan biarkan siapapun menyentuhmu!"     

Gong Mo tidak bisa menahan tawa. Seketika itu juga, luka di perutnya terasa sakit sehingga ia langsung mengerutkan keningnya.     

Sheng Nanxuan terkejut dan bertanya, "Ada apa?"     

Gong Mo menepis Sheng Nanxuan dengan marah, lalu berkata, "Tidak apa-apa! Jangan berkata yang tidak-tidak! Dia itu kakak laki-lakiku!"     

"Dia bahkan bukan kakak kandung laki-lakimu! Bahkan jika kakak kandung sekalipun, tetap saja tidak boleh!"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.