Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Nanxuan Sangat Mempedulikanmu



Nanxuan Sangat Mempedulikanmu

0Gong Mo langsung melihat seorang bayi mungil muncul di layar handphone Ibu Gong. Bayi mungil itu terlihat terbaring di dalam inkubator.     
0

Gong Mo begitu gembira dan berkata, "Ini anakku?"     

"Iya!" Sahut Ibu Gong.     

Gong Mo yang begitu tersentuh melihat bayi mungilnya, menutup mulut dengan kedua tangannya dan hampir menangis. Setelah melihatnya untuk beberapa saat, Gong Mo masih saja belum puas dan dengan berlinang air mata berkata, "Dia benar-benar mungil."     

"Tentu saja! Dia lahir dua bulan lebih awal." Kata Ibu Gong.     

Begitu mendengar perkataan Ibu Gong, lagi-lagi Gong Mo merasa cemas dan berkata, "Bagaimana kalau begitu? Tidak akan ada masalah, bukan?"     

Ibu Gong terdiam selama beberapa saat, lalu menjawab, "Tentu saja tidak akan ada masalah."     

Gong Mo mengerutkan kening dan berkata, "Bu, Ibu pasti berbohong padaku! Bagaimana dia bisa dibandingkan dengan bayi lain yang lahir dengan normal?"     

"Ini..." Ibu Gong ragu-ragu sesaat, kemudian menjawab dengan lemah, "Ibu hanya takut kalau kamu cemas. Tentu saja anakmu tidak bisa dibandingkan dengan anak lain yang lahir dengan normal. Akan tetapi coba kamu pikir. Jaman dulu keadaannya belum sebaik sekarang, jadi jika lahir secara prematur, anak itu pasti lemah dan mudah sakit. Bahkan jika kurang beruntung, anak itu tidak akan bisa tumbuh dewasa. Akan tetapi keadaan sekarang berbeda. Saat ini perkembangan medis sudah begitu pesat dan banyak penyakit yang berhasil disembuhkan. Kedepannya kita hanya perlu membuat anak ini lebih banyak berolahraga agar fisiknya menjadi lebih kuat. Dia pasti bisa tumbuh tidak kalah baik dengan anak-anak yang terlahir normal."     

Begitu mendengar perkataan Ibu Gong, Gong Mo merasa apa yang dikatakan ibunya cukup masuk akal. Selain itu, tidak ditemukan penyakit apapun pada anaknya selama pemeriksaan. Satu-satunya masalah yang tidak baik pada anak ini hanyalah karena ia lahir secara prematur. Akan tetapi suaminya begitu kaya raya, jadi Sheng Nanxuan pasti bisa mengatasinya.     

Gong Mo menghela nafas lega dan mengulurkan tangannya untuk mengelus layar handphone Ibu Gong, lalu berkata, "Baguslah jika dia baik-baik saja."     

Asalkan seseorang masih hidup, hal itu merupakan hadiah yang paling berharga.     

Tiba-tiba, kaki bayi mungil mereka bergerak.     

Gong Mo berseru kegirangan, "Dia bergerak!"     

"Ibu juga ingin melihatnya!" Ibu Gong buru-buru datang menghampiri Gong Mo, tetapi bayi mungil itu sudah tidak bergerak dan seolah terlihat tidur dengan begitu pulas.     

Gong Mo berkata dengan canggung, "Dia baru saja menendangkan kakinya."     

Ibu Gong tersenyum dan berkata, "Dia pasti sedang bermimpi."     

Gong Mo mengangguk sambil terus menatap anaknya dan membelai layar handphone dengan penuh cinta.     

Ibu Gong tiba-tiba berkata, "Nanxuan."     

"Ya, aku di sini." suara Sheng Nanxuan terdengar dari seberang.     

Gong Mo terkejut dan buru-buru menarik tangannya dengan ekspresi merasa bersalah.     

"Bukankah ibu menyuruhmu untuk pergi makan?" Tanya Ibu Gong.     

"Aku datang untuk melihat anak kami." Sheng Nanxuan berkata dengan suara yang parau, "Bukankah Gong Mo ingin melihat anak kami?"     

Ibu Gong tertegun dan menatap Gong Mo.     

Gong Mo berkata dengan canggung, "Aku sudah melihatnya. Cepat pergilah makan, lalu pergilah tidur sesudah makan."     

"..." Sheng Nanxuan tidak menjawab.     

"Ngomong-ngomong, dimana kamu akan tidur?" Gong Mo berkata sambil mendongak dan melihat ke sekeliling kamarnya."     

Kamar Gong Mo begitu luas. Selain tempat tidur yang ia gunakan, masih ada tempat tidur untuk penjaga dan juga satu sofa untuk beristirahat.     

Gong Mo berkata, "Jika kamu tidak merasa terganggu, datang kemari dan tidur saja di sini."     

"Baiklah."     

Mendengar Gong Mo menunjukkan perhatiannya, Sheng Nanxuan menyangka Gong Mo sepertinya sudah menyadari bahwa tadi ia sudah mengabaikan suaminya ini begitu saja.     

Sheng Nanxuan bukan tipe orang yang berpikiran sempit. Asalkan Gong Mo masih mengingat suaminya ini, ia tidak akan mempermasalahkannya lagi.     

Hah… Bagaimana bisa Sheng Nanxuan masih bisa merasa senang hanya dengan perhatian kecil yang Gong Mo tunjukkan padanya barusan?     

"Aku akan menutup teleponnya." sahut Sheng Nanxuan lagi.     

Sheng Nanxuan mengakhiri panggilan video dan melihat bayi mungil yang ada di dalam ruang isolasi, lalu menunjuk wajah mungil anaknya pada kaca sambil berkata, "Aku sudah tahu. Begitu kamu lahir posisiku pasti tergeser. Sepertinya di kehidupan sebelumnya kamu memiliki dendam padaku, ya?"     

Di kamar, Ibu Gong meletakkan handphone-nya dan berkata pada Gong Mo, "Nanxuan begitu memedulikanmu. Kamu juga harus peduli padanya. Jangan karena sudah memiliki anak, kamu jadi melupakan suamimu.     

Gong Mo tersipu malu dan berkata, "Bukankah saat ini aku sedang mengkhawatirkannya?"     

Ibu Gong tersenyum sambil menyelimuti tubuh Gong Mo dan berkata, "Yang terpenting kamu mengetahuinya. Ibu ini sudah tua, jadi ibu tidak mengerti masalah percintaan. Asalkan kalian berdua hidup dengan rukun, itu sudah cukup bagi ibu."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.