Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Kelahiran Bayi (6)



Kelahiran Bayi (6)

0Sheng Nanxuan menyalahkan dirinya sendiri dan berkata, "Bu, maafkan aku. Aku tidak memperhatikan Momo dengan baik dan membiarkannya terjatuh sampai harus melahirkan anak kami lebih awal."     
0

Tubuh Ibu Gong terguncang hebat dan hampir terjatuh.     

Gambino bergegas menghampiri Ibu Gong dan memeluknya erat-erat.     

Ibu Gong mengamuk, lalu mengangkat tangannya dan menampar wajah Gambino.     

Semua orang terkejut ketika mendengar suara tamparan itu. Suasana menjadi begitu sunyi sampai-sampai suara jarum yang jatuh ke lantai pun sepertinya bisa terdengar.     

Semua orang tidak tahu harus berbuat apa dan hanya bisa tercengang dan berpikir di dalam hat, 'Bu.. Bukankah beliau adalah Gambino? Seseorang yang bahkan sebanding dengan keluarga Yu! Berani-beraninya Ibu Gong menampar Gambino!?'     

Semua orang menatap Gambino dan melihatnya perlahan-lahan melepaskan Ibu Gong tanpa bereaksi apapun.     

'Ini benar-benar aneh!' pikir semua orang.     

Ibu Gong menatap tajam ke arah Gambino, lalu bertanya pada orang disekitarnya dengan kebingungan, "Mengapa orang asing ini bisa ada di sini?"     

"Eh?" Fang Yang dengan ragu-ragu menjawab, "Karena semua orang hadir ketika Nyonya Gong Mo mengalami kecelakaan, jadi mereka semua bersama-sama datang kemari."     

Ibu Gong memandang satu per satu semua orang yang ada di sana sambil mengangguk dengan penuh terima kasih. Setelah itu Ibu Gong terus memandang ke arah pintu ruang operasi sambil memejamkan mata, melipat kedua tangannya dan mulai memohon kepada Tuhan.     

Kurang lebih sekitar empat puluh menit kemudian, lampu ruang operasi akhirnya padam.     

Semua tersadar dari kantuknya dan menatap lekat-lekat ke arah pintu ruang operasi.     

Begitu pintu terbuka, Sheng Nanxuan dan Ibu Gong bergegas menghampiri dan meraih lengan Yu Qingliu yang sedang berjalan di depan mereka.     

Yu Qingliu melepas masker dan menghela napas, lalu berkata, "Tidak apa-apa untuk saat ini. Kami hanya perlu mengamatinya selama beberapa jam ke depan."     

"Apa aku boleh masuk?" Tanya Sheng Nanxuan.     

"Masuklah."     

"Aku juga!" Ibu Gong buru-buru menyahut, "Aku adalah ibunya"     

"Kalian berdua masuk saja, tetapi yang lain jangan masuk. Jangan sampai mengganggu istirahat pasien. Pasien baru akan sadar besok."     

"Baik." Ibu Gong bergegas masuk, sementara Sheng Nanxuan sudah menghilang dari pandangan begitu saja.     

Gong Mo masih terbaring di meja operasi. Matanya tertutup rapat dan dadanya naik turun dengan perlahan.     

Saat beberapa perawat sedang membereskan perlengkapan bedah, Sheng Nanxuan melihat kasa dan kapas berlumuran darah yang jumlahnya tidak terhitung. Tiba-tiba Sheng Nanxuan kehilangan sebagian besar dari kekuatannya dan terhuyung ke sisi Gong Mo.     

Gong Mo tidur dengan begitu pulas dan tidak ada sedikitpun bekas darah di wajahnya.     

Sheng Nanxuan memegang tangan Gong Mo dengan gemetar. Ketika merasakan tangan Gong Mo yang begitu dingin, hati Sheng Nanxuan nyaris hancur.     

Sheng Nanxuan buru-buru melihat dada Gong Mo. Begitu ia melihat Gong Mo masih bernapas, barulah Sheng Nanxuan bisa percaya bahwa istrinya itu masih hidup.     

Sheng Nanxuan menundukkan kepalanya dan mencium pipi Gong Mo, kemudian dengan terisak berkata, "Momo, Momo… Maafkan aku… Kamu pasti akan baik-baik saja... Kamu pasti akan baik-baik saja!"     

"Momo" Ibu Gong berlari mendekat dan meraih tangan Gong Mo yang lain. Sama seperti Sheng Nanxuan, awalnya Ibu Gong juga terkejut saat memegang tangan Gong Mo yang begitu dingin.     

Ibu Gong membatu. Ia menyelipkan tangannya ke pergelangan tangan Gong Mo untuk merasakan denyut nadi Gong Mo, lalu menangis dengan penuh haru.     

"Dasar anak ini!" Ibu Gong terisak, "Baru sebentar saja ibu tidak melihatmu, sesuatu langsung terjadi padamu!"     

Pandangan Ibu Gong menyisir ke bawah wajah, terus ke dada, hingga mencapai perut Gong Mo. Begitu melihat perut putrinya yang sudah rata, Ibu terkejut dan buru-buru mengangkat kepalanya dan bertanya, "Di mana bayinya?"     

Sheng Nanxuan yang juga tersadar, langsung mendongak dan menoleh untuk mencari bayinya itu.     

Perawat itu menunjuk ke inkubator yang ada di samping dan berkata, "Di sana. Bayi ini lahir secara prematur, jadi ia harus selalu berada di dalam inkubator. Tanpa ijin dari kami, kalian tidak diijinkan untuk menyentuhnya. Sang bayi masih sangat lemah sekarang."     

Sheng Nanxuan berjalan mendekat dan bersandar pada inkubator, lalu memandang bayi yang begitu mungil terbaring di dalamnya dan tidur dengan pulas.     

"Mengapa begitu kecil seperti ini..." Kata Ibu Gong di samping Sheng Nanxuan sambil menutup mulutnya dan mulai menangis.     

Sheng Nanxuan buru-buru bertanya, "Bu, ada apa?"     

"Begitu kecil..." Ibu Gong sangat sedih. Di zaman Ibu Gong, bayi sekecil itu pasti sulit untuk bertahan hidup.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.