Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Setan yang Menghantui



Setan yang Menghantui

0Ibu Gong takut jika Gong Mo dan Sheng Nanxuan menjalani hari-hari yang sulit. Selain itu, melihat Gong Mo dan Sheng Nanxuan yang tidak pernah menabung, ada kalanya ibu Gong tidak tahan untuk menanyakan kondisi perekonomian mereka berdua, tetapi ibu Gong masih menahan diri. Memikirkan latar belakang Sheng Nanxuan yang walaupun saat ini sudah bukan merupakan tuan muda dari keluarga kaya raya, seharusnya Sheng Nanxuan sudah menyimpan cukup banyak uang, bukan? Jika benar begitu, ibu Gong benar-benar tidak perlu khawatir lagi..     
0

"Baiklah kalau begitu." Ibu Gong sudah membuat keputusan dan berkata, "Saat ini ibu tidak akan pergi mengikuti kelas bakat minat atau apalah itu. Jika ada waktu ibu akan menemanimu mengikuti kelas."     

Gong Mo mengikuti kelas untuk ibu hamil secara teratur dan Ibu Gong selalu menemaninya pergi ke sana. Sementara Sheng Nanxuan juga pernah ke sana beberapa kali.     

"Baiklah kalau begitu..." Gong Mo memeluk ibu Gong dan berkata dengan manja. "Jika ibu tidak ingin pergi membeli bahan makanan, bagaimana jika kita memanggil seorang pekerja paruh waktu saja? Biar dia yang membantu ibu untuk membeli bahan makanan dan sekalian bersih-bersih juga. Jika suatu saat ibu tidak ingin memasak, kita juga bisa menyuruhnya untuk memasak."     

"Rupanya kamu punya banyak uang, ya?!" Sahut ibu Gong dengan kesal, "Sebenarnya berapa uang yang kalian miliki? Akhir-akhir ini sepertinya kalian hidup dengan begitu mewah."     

Gong Mo mengulurkan tangannya untuk membenahi rambut yang ada di dahinya dan mengambil kesempatan ini untuk menutup matanya, kemudian ia berkata dengan penuhi rasa bersalah, "Ini keinginan Nan Xuan. Menurut Nanxuan, kami memanggil ibu ke sini agar ibu bisa menikmati hari-hari yang menyenangkan. Jadi tidak baik jika kami selalu membiarkan ibu sibuk ke sana ke sini."     

"Ibu melakukannya dengan senang hati."     

"Baiklah, terserah ibu saja…" Gong Mo meletakkan tangannya dan tersenyum dengan gembira sambil berkata, "Lagi pula aku sendiri juga tidak mengetahui dengan jelas seberapa banyak kekayaan Sheng Nanxuan. Asalkan bagian yang Nanxuan berikan untukku cukup untuk kita hambur-hamburkan bersama!"     

Ibu Gong tercengang mendengar perkataan putrinya itu, lalu berkata dengan tidak berdaya, "Bisa-bisanya semula ibu takut kamu menderita bersama dengannya?"     

Gong Mo tidak bisa menahan tawanya dan menjawab, "Sebelum Nanxuan bermasalah dengan keluarganya, dengan latar belakangnya sebagai tuan muda, dia bersekolah di sini selama beberapa tahun. Beberapa tahun itu cukup bagi Nanxuan untuk membangun koneksi dengan teman-teman yang memiliki latar belakang yang bagus. Sekarang dengan adanya hubungan itu, masalah bisnis Nanxuan benar2 berjalan dengan lancar. Jadi bagaimana mungkin kami bisa menjalani hari-hari yang sulit?     

"Benar juga katamu." Kata ibu Gong yang sudah tidak mampu menahan tawanya. "Dalam kehidupan sosial seseorang, koneksi adalah yang paling penting."     

Setelah selesai berbicara, ibu Gong menghela napas lega dan berkata, "Ya sudah, ibu pergi berbelanja dulu. Lebih baik kamu di rumah saja."     

"Lebih baik aku menemani ibu saja dan sekalian berolahraga."     

"Bukankah di sana ada treadmill?" Ibu Gong berkata, "Kalau kamu ingin berolahraga, ada begitu banyak alat yang bisa kamu gunakan di ruang olahraga.     

"Bagaimana jika ibu bertemu dengan Gambino?"     

"Kalau sampai bertemu, ibu akan langsung lari!" Sahut ibu Gong. "Jika kamu bersamaku, mana mungkin aku berani berlari? Itu akan membahayakanmu!"     

'Perasaan memang hal yang sulit untuk dipahami…' Batin Gong Mo.     

"Sudah, sudah. Ibu hanya pergi sebentar dan hanya akan membeli beberapa bahan makanan saja, jadi tidak akan berat." Kata ibu Gong sambil mengambil dompet dan berjalan keluar.     

Seperti yang sudah ibu Gong perkirakan, lagi-lagi hari ini ia bertemu dengan Gambino.     

Ibu Gong menghela napas dan berbalik sambil mendorong kereta belanjanya, lalu ia memutuskan untuk pergi ke pasar tradisional dan membeli ayam hidup yang akan dibuat menjadi sup untuk Gong Mo.     

Gambino mengikuti ibu Gong dari belakang dengan perlahan dan begitu melihat ibu Gong yang berjalan keluar dari supermarket, Gambino memperbesar langkah kakinya.     

Sesudah melewati pintu, ibu Gong menyerahkan kereta belanjanya kepada petugas dan bergegas berlari keluar. Setelah berlari untuk beberapa saat, barulah ibu Gong merasa lega setelah melihat Gambino tidak berhasil mengejarnya.     

Setelah sampai di pasar tradisional, ibu Gong langsung menuju ke tempat penjual ayam hidup. Akan tetapi saat ibu Gong melihat burung dara, ia memutuskan untuk tidak membeli ayam dan malah membeli burung dara.     

Setelah berbelanja begitu lama di pasar tradisional dan sudah membeli semua keperluan yang harus ibu Gong beli, ia membawa barang belanjaannya dan berjalan menuju pulang. Belum berjalan dua langkah, lagi-lagi ibu Gong melihat Gambino.     

Ibu Gong begitu kesal. Bagaimana bisa setan ini masih menghantuinya!?     

Semua orang yang ada di sekitar tidak bisa menahan diri untuk tidak mengamati Gambino. Meskipun terdapat banyak orang asing di ibu kota, tetapi orang asing yang begitu tinggi, begitu tampan, dan begitu berkualitas masih saja terbilang sulit untuk dijumpai. Lagi pula kebanyakan orang asing akan pergi ke supermarket dan sangat sedikit untuk ditemui di pasar tradisional seperti ini.     

Ibu Gong menghela napas dengan kesal dan mempercepat langkah kakinya.     

Ibu Gong menyadari bahwa Gambino terus mengikutinya dari belakang.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.