Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Di Rumahku Tidak Ada Anak Kecil



Di Rumahku Tidak Ada Anak Kecil

0"Bukankah beberapa saat yang lalu ibu membeli sesuatu di internet? Mungkin saja nama ibu tertera pada kertas tagihan paket atau semacamnya?"     
0

"Menjijikan!" Ibu Gong berkata dengan ekspresi yang jijik. "Bisa-bisanya dia sampai membongkar tempat sampah."     

"..." Gong Mo hanya terdiam. 'Tentu saja tidak.' Batin Gong Mo di dalam hati.     

"Benar-benar menjijikkan! Sepertinya kedepannya selain harus menghapus nomor telepon, ibu juga harus menghapus nama yang tertera di paket."     

"Hah? Ah, iya! Sudah, kita tidak usah membahas Gordon lagi. Dia pasti sudah memutuskan untuk pergi berbelanja setiap hari, jadi di luar sana dia pasti akan menunggu kesempatan untuk memangsa mangsanya. Lain kali kita pergi di malam hari saja."     

"Jika pergi di malam hari, pasti sudah tidak segar." Sahut Ibu Gong, lalu ia menghela nafas dan berkata, "Sudahlah, sudahlah! Tidak usah membicarakan setan asing itu. Ibu akan memasak makan siang terlebih dulu."     

Gambino meninggalkan gang kecil itu dan berjalan kembali ke hotel tempat dirinya menginap.     

Di tengah jalan, Gambino melewati sebuah toko yang menjual mainan anak-anak. Di sana ia melihat kincir angin yang berada di dekat pintu masuk yang tertiup oleh angin sepoi-sepoi dan berputar-putar dengan perlahan.     

Gambino berhenti sejenak dan melamun menatap kincir angin itu.     

Setelah berdiri selama hampir satu menit, pegawai toko yang menyadari keberadaan Gambino pun langsung berlari menghampirinya dengan cepat. Begitu melihat bahwa Gambino adalah orang asing, pegawai toko berpikir cukup lama sebelum akhirnya ia terpikirkan satu kalimat berbahasa Inggris dan berkata, "Halo, oetyou..."     

Gambino meliriknya dan memutar kincir angin yang ada di tangannya. Warna kincir angin itu sangat cerah, kemudian Gambino meniupnya dengan perlahan sehingga kincir angin itu pun berputar.     

Pegawai toko kembali berpikir, tetapi kali ini ia tidak dapat memikirkan kalimat dalam Bahasa Inggris lainnya. Jika tahu begini, ia pasti akan belajar bahasa inggris dengan giat saat masih bersekolah dulu. Hanya saja jika waktu itu ia belajar dengan giat, hari ini ia tidak perlu berdiri di sini dan berjualan.     

Akhirnya pegawai toko memutuskan untuk berbicara dengan menggunakan bahasa Cina, "Ini mainan untuk anak-anak." Ia sudah tidak peduli apakah Gambino akan mengerti perkataannya atau tidak.     

"Aku tahu." Gambino menjawab pegawai toko dengan menggunakan bahasa Cina..     

Pegawai toko seketika menghela napas lega. 'Syukurlah jika bisa berbahasa Cina.' Batin pegawai toko. Kalau tidak ia sudah tidak tahu lagi bagaimana cara untuk menjalankan bisnisnya ini.     

Gambino mengalihkan pandangannya dari kincir angin itu dan mengarahkan pandangannya pada barang lainnya.     

Terdapat begitu banyak mobil dan senjata mainan. Ketika Gambino melihat boneka barbie yang ada di dalam toko, ia sama sekali tidak tertarik dan terus berjalan memasuki toko.     

Pegawai toko bertanya, "Apakah Anda ingin membeli barang untuk seorang anak perempuan?"     

Ketika Gambino melihat berbagai jenis boneka barbie yang menawan, ia menggenggam kincir angin yang ada di tangannya dengan erat, lalu berbalik dan melirik seluruh mainan yang ada di dalam toko. Seketika kesedihan datang meliputi hati Gambino.     

Saat itu Gambino melihat permen lolipop yang sangat besar terletak di samping kasir.     

Gambino berjalan mendekat dan mengambil sebuah lolipop yang paling besar. Setelah melihat permen itu untuk beberapa saat, Gambino meletakkan permen itu kembali dan mengambil sebuah permen lolipop kecil berbentuk beruang.     

"Bos." Seorang bawahan Gambino berjalan masuk dan berbisik dalam bahasa Italia, "Sheng Nanxuan mengundangmu untuk makan siang bersama."     

Gambino tidak menjawab bawahannya itu. Ia melihat permen lolipop kecil berbentuk beruang yang ada di tangannya itu dan ingin membelinya. Hanya saja jika ia membeli permen itu, Gambino tidak tahu harus memberikannya kepada siapa.     

"Tuan, apakah Anda ingin saya membantu membungkusnya untuk Anda?" tanya pegawai toko.     

Gambino berpikir sejenak, lalu meletakkan permen itu di atas kasir dan menjawab, "Di rumahku tidak ada anak kecil." Setelah selesai berbicara, Gambino pun pergi meninggalkan toko itu.     

Pegawai toko pun dengan muram berkata, "Walaupun bisa berbahasa Cina, tetap saja bisnis ini tidak menghasilkan! Selain itu, jika tidak punya anak, lalu apa yang dia lihat?!     

Sementara itu, di sebuah Restoran Italia...     

Di dalam sebuah ruang pribadi yang sangat besar, Sheng Nanxuan dan Gambino sedang duduk bersama di kedua ujung meja makan yang panjang.     

Keduanya memotong steak perlahan dan aura yang sama-sama terasa dingin terpancar di tubuh mereka berdua.     

Gambino yang merasa cemas, tidak mengatakan sepatah kata pun.     

Sheng Nanxuan yang sudah merasa hampir kenyang meletakkan pisau dan garpunya, mengambil serbet dan menekan sudut mulutnya, lalu mengambil segelas anggur dan menggoyangkannya dengan lembut.     

"Dengar-dengar Tuan Gambino pergi menemui ibu mertuaku lagi hari ini."     

Gambino mengangkat kepalanya dan menjawab, "Anak muda saja bebas untuk menikah dan jatuh cinta, jadi sepertinya kami juga tidak perlu diatur, bukan?."     

"Aku tidak mengatur ibu mertuaku." Sheng Nanxuan tersenyum dengan lembut, "Tapi aku akan mengaturmu. Perilakumu sudah menyebabkan gangguan besar bagi ibu mertuaku dan juga menyebabkan istriku tidak senang, jadi aku juga hanya bisa ikut merasa tidak senang."     

Gambino mengangkat alisnya dan menatap Sheng Nanxuan dengan heran.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.