Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Di mana Ayahmu?



Di mana Ayahmu?

0Sesudah Ibu Gong membeli iga, ia melihat ke arah Gong Mo dan bertanya kebingungan, "Ada apa denganmu? Apakah ada yang tidak nyaman? Raut wajahmu terlihat sangat buruk."     
0

"Tidak apa-apa." Gong Mo menyentuh pipinya dan berkata, "Aku hanya kaget karena baru saja melihat seseorang yang familiar."     

"Siapa?" ​​Mata ibu Gong melebar, kemudian ia berkata dalam hatinya, 'Apa jangan-jangan dia melihat sesuatu yang tidak baik, jika tidak bagaimana bisa dia sampai terlihat ketakutan seperti itu?'     

Gong Mo menjawab, "Sepertinya Gambino."     

Begitu mendengar jawaban Gong Mo, ibu Gong mendesis dan ikut terkejut.     

"Cih, cih, cih!" Kata ibu Gong dengan terburu-buru, "Jangan mengatakan hal-hal sial seperti itu!"     

"Mengapa ibu menyebut Gambino sebagai kesialan?" Gong Mo berkata dengan heran, "Bukankah dia hanyalah seseorang yang pernah mendekati ibu? Sekarang ibu bahkan malah menganggapnya seperti setan."     

"Semua yang seperti itu disebut setan barat! Bagaimana mungkin bukan setan?!" Sahut ibu Gong dengan penuh keyakinan.     

"Ya sudah, ya sudah. Ayo kita cepat membeli bahan makanan. Kakiku sudah sakit."     

"Rasakan!" Ibu Gong mengomel, "Sudah ibu bilang tidak usah ikut, kamu masih saja memaksa untuk ikut!"     

Walaupun mulut ibu Gong berkata seperti itu, selanjutnya ibu Gong mencari bahan-bahan makanan dengan jauh lebih cepat.     

Setelah memilih beberapa barang, keduanya mendorong kereta dorong ke kasir.     

Melihat antrean di kasir begitu panjang, ibu Gong berkata pada Gong Mo, "Keluarlah terlebih dulu dan tunggu ibu di luar, nanti ibu akan mencarimu."     

"Kalau begitu aku akan memberikan dompetku pada ibu."     

"Bukankah kamu sudah memberi ibu uang? Apa di luar kamu tidak ingin membeli sesuatu untuk diminum?"     

"Ya sudah, kalau begitu aku keluar dulu." Gong Mo mengambil dompetnya dan berjalan keluar dari supermarket.     

Supermarket berada di dalam mal, jadi begitu keluar terdapat banyak toko lainnya. Di pintu masuk terdapat sebuah toko minuman. Gong Mo memesan dua gelas minuman hangat. Satu untuk dirinya sendiri dan satu untuk ibu Gong, kemudian ia pergi mencari tempat duduk.     

Tiba-tiba sesosok pria muncul di depan Gong Mo. Ketika Gong Mo mengangkat kepala, ia menjerit kaget dan berkata, "Gordon?"     

Gambino duduk dan berkata, "Tidak keberatan, bukan?"     

"Kamu bahkan sudah duduk, jadi apa aku masih bisa keberatan?" Sahut Gong Mo dengan nada yang datar.     

Gong Mo tersenyum dengan canggung, "Aku kira tadi aku salah lihat. Untuk apa kamu kembali ke Cina kali ini?"     

"Ini minuman kesukaan ibumu." Gambino tidak menjawab pertanyaan Gong Mo. Sebaliknya, Gambino justru menatap ke arah coklat hangat yang ada di hadapannya.     

"Ya." Gong Mo juga memandang coklat hangat itu. Takut masuk ke dalam cengkraman Gambino, Gong Mo pun berkata, "Tuan Gordon ingin minum apa? Aku akan memesankannya untukmu."     

"Tidak perlu, aku akan membelinya sendiri." Gambino bangkit dari tempat duduk dan berjalan menuju ke kasir.     

Gong Mo menghela napas dan menyesap susu hangat miliknya.     

Dua menit kemudian, Gambino datang dengan secangkir cokelat panas dan duduk di hadapan Gong Mo, "Apa ibumu masih belum selesai berbelanja?"     

"Ibu sedang mengantre di kasir, jadi ibu menyuruhku keluar terlebih dulu."     

"Ibumu benar-benar wanita paling cantik yang pernah aku lihat." Gambino memutar tubuhnya ke samping dan melihat ke arah pintu keluar supermarket.     

Gong Mo terdiam untuk beberapa saat, lalu ia menyesap minumannya dan mengeluarkan handphone untuk dilihat secara asal-asalan.     

"Sebenarnya alasan utama kedatanganku kali ini adalah karena ibumu." Gambino tersenyum ketika mengatakannya.     

Gong Mo mengangkat kepalanya dan berkata dengan canggung, "Aku tidak bisa membantumu dalam hal ini. Jika kamu benar-benar serius pada ibuku, aku tidak akan menentang hubungan kalian berdua, tapi aku harap kamu tidak membuat ibu sedih."     

Gambino terdiam sejenak dan berkata, "Maaf jika aku menanyakan hal ini, tapi di mana ayahmu?"     

Gong Mo bertanya dengan kebingungan, "Jadi ketika kamu mendekati ibuku sebelum ini, kamu tidak tahu apakah ibuku masih lajang atau tidak?"     

"Ibumu tidak memakai cincin." Kata Gambino membela diri.     

Gong Mo terdiam sejenak, lalu mengangguk dan berkata, "Benar juga."     

Gong Mo melihat ke arah pintu masuk supermarket sambil mengatupkan bibirnya.     

Gambino mengerti bahwa Gong Mo tidak ingin melanjutkan pembicaraan, jadi ia tidak bertanya lagi dan menurunkan pandangannya santai.     

Melihat ibu Gong keluar membawa barang-barang belanjaan, Gong Mo buru-buru berdiri menghampiri dan memanggil ibunya, "Bu!"     

Melihat Gong Mo duduk dengan seorang pria, untuk sesaat ibu Gong terlihat kebingungan.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.