Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Memutus Hubungan



Memutus Hubungan

0Tubuh Ibu Gong gemetar karena marah.     
0

Gong Mo meletakkan sumpitnya, dan ketika ia hendak berbicara. Bibi Tertua tersenyum dan berkata, "Adik Ipar Kedua, kita semua adalah keluarga, jadi untuk apa kalian harus menyembunyikan sesuatu dari kami mengenai pernikahan Momo waktu itu? Saat itu aku sudah bilang bahwa dia hamil, tapi kamu masih saja mengelak. Lihat saja sekarang! Bukankah apa yang aku katakan sudah terbukti benar?"     

"Memangnya kenapa kalau apa yang kamu katakan memang benar?!" Sahut Ibu Gong dengan suara yang lantang. "Aku benar-benar tidak pernah bertemu dengan orang-orang seperti kalian yang menindas kami, ibu dan anak ini. Apakah kalian bisa mendapatkan keuntungan yang besar dengan menindas kami?"     

Ketika Bibi Tertua mendengar perkataan Ibu Gong, ia mulai mendengus dengan ekspresi mencibir.     

Gong Bai mengerutkan kening dan berkata pada Bibi Tertua, "Bu, tolong jaga perkataan ibu..."     

"Memangnya kenapa?!" Seru Bibi Tertua dengan ekspresi tidak suka. "Kamu hanya terus membela orang luar! Siapa yang sebenarnya merupakan ibu kandungmu? Aku sudah membesarkanmu dengan percuma!"     

"Bibi kedua adalah keluarga kita juga! Mengapa ibu menyebutnya sebagai orang luar?" Sahut Gong Bai sambil memandang ibunya itu. "Paman Kedua baru saja dimakamkan, dan Bibi Kedua sedang dalam suasana berduka, jadi tidak bisakah ibu menjaga perkataan ibu meski hanya sedikit saja?"     

"Lebih baik kalian pergi saja." Kata Ibu Gong. "Benar, aku dan Momo hanyalah orang luar. Jika bukan karena pemakaman Gong Xing hari ini, aku juga tidak akan mencari kalian. Gong Xing menganggap kalian sebagai saudaranya, tapi kalian malah memperlakukan kami yang adalah anak yatim dan janda dengan cara seperti ini. Jika di sana Gong Xing melihat hal ini, aku khawatir disana dia tidak akan bisa merasa tenang. Apa yang kalian katakan memang benar. Aku memang ingin menikah dan sudah memiliki pasangan. Hanya saja dengan adanya keributan seperti ini, saat aku menikah nanti, rasanya aku sudah tidak perlu memberitahu kalian."     

Begitu Ibu Gong selesai berbicara, semua orang yang ada di dalam ruangan itu terdiam.     

Gong Bai bangkit berdiri sambil melemparkan mangkuk dan sumpitnya, "Sudah, ayo pulang!"     

"Tapi..." Masih ada yang ingin dikatakan Bibi Tertua.     

"Pulang!" Gong Bai berteriak dengan keras dan membanting sumpitnya ke atas meja, lalu menunjuk Bibi Tertua dan Paman Tertua sambil berkata, "Jika ayah dan ibu tidak juga mau pulang, jangan harap aku akan merawat kalian ketika kalian sudah tua nanti."     

"Kamu!" Amarah Bibi Tertua meledak.     

Sheng Nanxuan menggebrak meja dan bangkit berdiri dari tempat duduknya. Ia menumpahkan amarahnya dan bertanya dengan kesal, "Apakah pantas bagi kalian untuk berlaku seperti ini?! Aku akan menghitung sampai tiga, demi menghormati harga diri marga Gong, aku tidak akan berdebat dengan kalian."     

"Hiks.." Gong Mo menutup wajahnya dengan kedua tangan dan mulai menangis di bahu Ibu Gong. Sementara Ibu Gong pun juga ikut menangis.     

Hati Sheng Nanxuan terasa sakit ketika melihat istri dan ibu mertuanya itu menangis, sehingga membuat sorot mata Sheng Nanxuan yang menatap Paman Tertua dengan semakin mengerikan, seolah-olah ia ingin menyantap seseorang.     

"Satu..."     

Semua orang sedikit terkejut dan hanya tangisan Gong Mo dan Ibu Gong yang terdengar di ruangan itu.     

Bibi Ketiga pun berkata, "Apa yang kamu lakukan? Kakak Ipar Kedua merupakan bagian dari Keluarga Gong kami ini. Kami..."     

"Dua!" Bentak Sheng Nanxuan dengan kedua sorot mata yang gelap, hingga membuat Bibi Ketiga tidak mampu melanjutkan perkataannya.     

Jantung Gong Bai berdegup kencang ketika menyadari bahwa mereka sudah menyentuh batas kesabaran Sheng Nanxuan.     

Meskipun Gong Bai tidak mengetahui dengan jelas identitas Sheng Nanxuan, tapi dulu ketika Gong Bai mencari Sheng Nanxuan di sekolah, ia melihat Sheng Nanxuan sedang bersama dengan Wu Di. Di saat itulah Gong Bai tahu bahwa Sheng Nanxuan bukanlah orang sembarangan.     

Bagi anak muda yang tidak memiliki latar belakang bagus seperti dirinya, koneksi adalah segala-galanya. Sementara Sheng Nanxuan memiliki koneksi dengan orang seperti Wu Di dan selain itu Sheng Nanxuan juga lahir dari keluarga yang terpandang. Walaupun Sheng Nanxuan sudah tidak lagi seperti dulu, tapi semuanya masih membuktikan bahwa Sheng Nanxuan tetap saja jauh lebih berkuasa dibandingkan dengan orang biasa seperti Gong Bai.     

"Ayo pulang!" Gong Bai meraih tangan Bibi Tertua dan membawanya meninggalkan ruangan khusus itu.     

Begitu yang lain melihat hal itu, mereka pun mau tidak mau ikut keluar.     

Tian Cheng yang berjalan di paling belakang melihat sosok punggung Gong Mo yang menangis dengan tubuh yang bergetar. Tian Cheng menyadari bahwa sesudah keributan yang terjadi hari ini, pertemuannya dengan Gong Mo akan menjadi sangat canggung. Bahkan mungkin Gong Mo tidak ingin menganggapnya sebagai saudara perempuannya lagi.     

Hati Tian Cheng sedih dan berjalan keluar sambil menyeka air matanya. Melihat hal itu, Bibi Kecil pun tidak tahan lagi dan memaki anaknya itu, "Apa yang kamu tangisi?! Lagi pula bukan ayahmu yang mati!"     

"Apa kalian tidak memiliki sedikit saja hati nurani?!" Sahut Tian Cheng putus asa.     

"Memiliki hati nurani macam apa?" Suami Bibi Kecil memaki Tian Cheng dan berkata, "Dasar tidak berguna!"     

"Ah!" Tian Cheng menjerit putus asa, lalu hanya terdengar suara derap langkah kaki Tian Cheng yang berlari pergi.     

Mendengar hal itu, Gong Mo sontak terkejut dan buru-buru mengangkat kepalanya.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.