Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Tidak Secantik Dirimu



Tidak Secantik Dirimu

0Di dalam dapur, tidak hanya ada Ibu Gong dan Bibi Tertua, tetapi juga ada Bibi Ketiga dan Bibi Kecil, jadi di sana memang benar-benar sesak.     
0

Gong Mo menutup mulut dengan tangannya, tidak dapat menahan tawa, dan berjalan pergi.     

Saat Ibu Gong keluar, ia terkejut melihat keberadaan Gong Mo. Ibu Gong terkekeh tanpa suara dan menarik Gong Mo pergi bersama ke ruang tamu.     

Ketika Sheng Nanxuan melihat mereka datang, ia segera menyuruh keduanya duduk.     

Paman Tertua bertanya, "Apakah waktu pemakaman sudah ditentukan? Di mana tempat pemakamannya?"     

"Waktunya sudah ditentukan, sementara aku masih mencari orang untuk menentukan tempatnya." Kata Ibu Gong.     

Paman Kecil juga bertanya, "Apa kalian belum menemukan orang untuk menentukan tempat pemakamannya? Jika belum, bagaimana kalau kami membantumu?"     

"Mengenai hal ini, lebih baik tidak usah." Ibu Gong menjawab sambil tersenyum, "Nanxuan mengenal seseorang dan juga sudah menemukannya, tidak baik jika mencari orang lagi."     

"Oh, begitu rupanya…" Paman Ketiga tersenyum, "Masalah mengenai Kakak Kedua begitu penting, jadi tidak masalah jika mencari satu orang lagi. Ada beberapa ahli Feng Shui yang baik dan buruk. Jika perhitungan ahli Feng Shui yang satu tidak benar, kita masih bisa membandingkannya dengan yang lain. Jangan sampai tidak tahu kalau sudah ditipu."     

"Selama ini, orang yang telah ditemukan oleh Nanxuan tidak pernah salah."     

"Ya, ya, ya!" Paman Gong setuju dan menyalahkan Paman Ketiga dan Paman Kecil, "Kamu rupanya sudah lupa bahwa suami keponakan kita adalah tuan muda kedua dari keluarga Sheng. Bukankah tidak mungkin jika dia tidak mengenal beberapa orang?"     

"Hehe..." Kedua orang itu pun tertawa. Meskipun mereka semua tahu bahwa Sheng Nanxuan telah diusir oleh keluarga Sheng, tapi mereka juga tidak mengatakan apa-apa dan melewatkan topik ini begitu saja.     

Sheng Nanxuan tersenyum tipis sambil menyesap tehnya.     

Saat Gong Fei keluar dari kamar, Sheng Nanxuan yang mendengar suara itu pun mendongak ke atas untuk melihat sejenak, lalu kembali menundukkan kepalanya.     

Gong Fei mengenakan pakaian rajut dengan potongan dada yang rendah, kardigan putih dengan bawahan rok merah pendek, dan stoking sutra berwarna kulit di kakinya, sehingga samar-samar memperlihatkan kedua kaki jenjangnya yang seperti sedang tidak memakai bawahan apapun.     

Gong Fei berjalan mendekat dengan elegan dan gemulai, lalu mengambil segenggam penuh kuaci yang berada di keranjang buah, dan berjalan dengan menawan menuju ke dapur.     

Paman Tertua dan para lelaki yang lain pun hanya bisa terdiam, seolah-olah seperti tidak melihat apapun.     

Gong Mo memandang ke arah Sheng Nanxuan dan melihat Sheng Nanxuan sedang menundukkan kepalanya sambil mengupas kenari. Ia bahkan tidak membutuhkan alat penjepit kenari, dan langsung menjepitnya begitu saja dengan tangannya, lalu mengeluarkan kacang kenari dari dalam kulitnya. Merasa dirinya sedang ditatap oleh Gong Mo, Sheng Nanxuan menoleh, meraih tangan Gong Mo, dan memasukkan kacang kenari yang sudah di kupas ke dalam telapak tangan istrinya itu.     

Gong Mo mengamati ekspresi Sheng Nanxuan, kemudian Nanxuan menundukkan kepalanya dan mendekat ke telinga Gong Mo dan berbisik, "Tidak secantik dirimu."     

Wajah Gong Mo memerah dan diam-diam mencubit suaminya itu, lalu menunduk dan dengan perlahan memakan biji kenari itu.     

Orang-orang di sekitar mereka tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Sheng Nanxuan, kemudian Paman Tertua, "Sekarang Nanxuan sedang mengerjakan apa?"     

"Aku sedang bekerja di sebuah perusahaan penerbitan."     

"Penerbitan rupanya..." Gumam Paman Tertua, "Ayah mertuamu dulu juga bekerja di bidang ini, bahkan dia juga menulis sebuah buku."     

Ibu Gong yang mendengarkan perkataan Paman Tertua, mengibaskan debu tak kasat mata yang ada di lututnya dengan lembut.     

Buku Ayah Gong sudah dicetak ulang, tapi Ibu Gong masih belum memberitahu Paman Tertua dan yang lainnya. Keluarga Gong tidak suka membaca buku, mereka juga tidak memperhatikan perkembangan yang terjadi di aspek ini, mereka bahkan juga tidak tahu bahwa buku itu telah diterbitkan ulang.     

Paman Tertua dan yang lainnya tidak paham mengenai hal-hal seperti ini, mereka hanya merasa bahwa penerbitan adalah hal yang hebat dan berpikir bahwa pekerjaan ini akan menghasilkan banyak uang. Jika mereka tahu, mereka pasti akan meminta uang lagi.     

Ketika Ayah Gong baru saja pergi, mereka terus mengatakan bahwa anak yatim dan janda seperti mereka tidak akan bisa mencari uang dan ingin membantu merawat mereka. Akan tetapi ketika Ibu Gong mengatakan bahwa ia sedang tidak punya uang, mereka malah tidak mempercayainya dan mengatakan bahwa Ayah Gong dulu adalah seorang penulis, jadi pasti ia adalah orang yang kaya.     

Ibu Gong masih kesal ketika mengingat hal itu dan kehangatan yang tersisa di dalam hatinya sudah terhapus sampai ke akar-akarnya.     

Sudahlah, setelah Gong Xing dimakamkan, Ibu Gong tidak perlu terlalu banyak berurusan dengan keluarga ini lagi.     

"Oh, ya. Kakak Ipar Kedua, apakah buku Kakak Kedua masih ada?" Paman Ketiga pun bertanya.     

"Buku contoh yang dulu masih ada." Ibu Gong berkata, "Aku berencana untuk menguburkan naskahnya bersama-sama ke dalam kotak abu."     

"Mengapa tidak diterbitkan lagi saja? Jika diterbitkan kembali, pasti akan menghasilkan sejumlah uang. Bukankah Nanxuan bekerja di perusahaan penerbitan? Pasti akan lebih mudah untuk menerbitkannya kembali."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.