Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Agak Ditelantarkan Sama Saja dengan Terlantar!



Agak Ditelantarkan Sama Saja dengan Terlantar!

0"Ya, begitulah seseorang yang berasal dari keluarga sederhana." Kata Ibu Gong dengan ekspresi acuh tak acuh.     
0

Gong Mo juga memikirkan kakak-beradik yang tidak akur di Keluarga Sheng, yang keduanya merupakan seseorang yang berasal dari keluarga kaya raya, lalu tiba-tiba Gong Mo merasakan ketenangan.     

"Mereka bahkan juga sudah menindas kita yang adalah anak yatim dan janda ini." Ibu Gong berkata, "Ketika ayahmu masih ada, meskipun ada sedikit gesekan dalam keluarga ini, tapi mereka masih bersikap sopan pada kita. Jadi saat ayahmu akan dimakamkan, kita harus memberitahu mereka. Lagi pula, mereka adalah saudara-saudara ayahmu. Kita bisa saja tidak peduli, tapi bagaimana dengan ayahmu?"     

"Aku mengerti." Kata Gong Mo. Selain itu, Gong Bai dan Tian Cheng sangat baik, dan keberadaan mereka sudah ditakdirkan untuk menjaga hubungan keluarga ini.     

Sesudah mereka bertiga selesai membereskan rumah, barulah ketiganya pergi ke rumah Paman Tertua, dan saat tiba di sana, waktu sudah menunjukkan pukul enam malam.     

Setelah memasuki pintu, mereka melihat ternyata Paman Ketiga dan Bibi Kecil sekeluarga juga sudah ada di sana.     

Paman Tertua, Paman Ketiga, dan suami Bibi Kecil sedang duduk dan mengobrol di ruang tamu. Ibu Gong menyapa mereka dan berkata kepada Sheng Nanxuan, "Kamu temani paman tertuamu dan yang lainnya mengobrol di sini, ibu akan pergi membantu di dapur."     

Ibu Gong tentu tidak berani hanya berdiam diri dan menunggu, jika tidak nanti Bibi Tertua akan mengomel lagi.     

"Momo sedang hamil, jadi duduklah saja di kamar. Feifei dan Chengcheng ada di sana." Paman Ketiga berbicara pada Gong Mo dengan sebatang rokok di mulutnya.     

Gong Mo mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia juga tidak ingin berada di sini dan menjadi seorang perokok pasif.     

Gong Mo ingin mencari Tian Cheng, tetapi ia tidak tahu Tian Cheng berada di kamar yang mana, sehingga akhirnya Gong Mo mengetuk pintu kamar Gong Fei.     

Beberapa detik kemudian, pintu terbuka dengan perlahan, dan memperlihatkan wajah Tian Cheng.     

Tian Cheng menatap Gong Mo dengan terkejut, "Kakak Sepupu Momo!?"     

"Kamu ada di sini rupanya..." Kata Gong Mo dengan gembira.     

"Tutup pintunya!" Dari dalam terdengar suara Gong Fei yang tidak senang.     

Sementara Tian Cheng masih terkejut, Gong Mo menoleh dan melihat Gong Fei duduk di tempat tidur sambil membaca majalah. Kedua kakinya yang jenjang dan lencir memang pantas membuat orang iri.     

Gong Mo bergegas masuk dan segera menutup pintu. Di dalam kamar terasa hangat dengan adanya AC yang menyala.     

Tian Cheng menarik Gong Mo dan berkata, "Kakak Sepupu Momo, tolong ajari aku mengerjakan PR, ya?"     

Gong Mo mengangguk dan berjalan mengikuti Tian Cheng ke meja belajarnya.     

Begitu Tian Cheng melihat perut besar Gong Mo, ia berkata dengan penuh perhatian, "Berhati-hatilah.." Kemudian dengan agak ragu, sebenarnya ia ingin bertanya mengenai kehamilannya, tapi lagi-lagi ia mengurungkan niatnya.     

Tiba-tiba Gong Fei melempar majalahnya, merangkak dari tempat tidur, dan sambil tersenyum berkata, "Gong Mo, sudah berapa bulan kehamilanmu? Jadi ini anak Sheng Donglin atau Sheng Nanxuan?"     

Gong Mo menoleh dan menatap Gong Fei dengan tajam, "Mengapa mulutmu ini begitu kotor?"     

"Ini rumahku!" sahut Gong Fei dengan nada menantang, yang secara tidak langsung berarti: Aku yang berkuasa di wilayahku ini!     

"Nanxuan ada di luar, jika kamu berani, katakan lagi apa yang baru saja kamu katakan tadi di depan Nanxuan dan kita lihat apakah dia akan meluluhlantakkan rumahmu ini atau tidak."     

"Haha..." Gong Fei tertawa mencibir, "Meluluhlantakkan rumahku? Dia pikir siapa dirinya? Suamimu itu hanyalah seseorang yang sudah ditelantarkan saja!     

"Agak ditelantarkan, sama saja dengan terlantar!"     

"Seekor burung Phoenix yang kehilangan bulu, tidak lebih baik dari seekor ayam, bukan?"     

"Kamu!"     

"Aduh, sudah jangan bertengkar." Tian Cheng berkata dengan cemas, "Kita semua adalah keluarga, bukankah lebih baik kita hidup dengan damai satu dengan yang lain?"     

"Hah..." Gong Fei berbalik menuju ke tempat tidurnya dan melanjutkan membaca majalah.     

Gong Mo pun duduk dan bertanya pada Tian Cheng, "Soal apa yang tidak bisa kamu kerjakan?"     

Tian Cheng melirik Gong Fei, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.     

Gong Mo pun tertawa. Gong Mo tahu bahwa Gong Fei berkata seperti itu karena ia merasa kesepian, jadi Gong Fei semakin mencari gara-gara dengan Gong Mo.     

Setelah beberapa saat, Gong Mo mengkhawatirkan Ibu Gong, jadi ia memutuskan untuk pergi ke dapur. Ketika Gong Mo sedang berjalan menuju ke sana, ia mendengar suara Bibi Tertua, "Astaga, kenapa kamu mencuci sayur dengan menggunakan air hangat? Gasnya kan mahal sekali!?"     

"Cuaca begitu dingin seperti ini, kalau tidak menggunakan air hangat, aku harus mencuci dengan menggunakan apa?" Ibu Gong berkata kepada Bibi Tertua, "Kalau begitu kamu saja yang mencuci, aku akan memasak."     

"Kamu memasak dengan menggunakan begitu banyak minyak milikku." Omel Bibi Tertua.     

"Apa bisa dimakan kalau tidak ada minyak? Semua masakan yang kamu masak ini, bukankah tidak menggunakan minyak?" Sahut Ibu Gong membalas.     

"Ka.. Ka.. Kamu!" Bibi Tertua pun kehilangan kata-kata.     

"Sudahlah, lebih baik aku pergi saja. Aku akan membahas mengenai masalah Gong Xing dengan Kakak Tertua dan yang lainnya. Di sini terlalu banyak orang, membalikkan badan saja tidak bisa."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.