Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Malu



Malu

0Ibu Gong berpikir sejenak, lalu mengangguk, "Baiklah kalau begitu, sepertinya akan lebih cepat kalau kita memanggil petugas kebersihan. Pasti akan memakan waktu yang lama jika Ibu mengerjakannya sendirian. Kamu bisa membeku jika terus berdiri di luar."     
0

Lagi-lagi Gong Mo tidak dapat berbuat apa-apa. Ia membutuhkan waktu yang begitu lama untuk membuat ibunya itu setuju untuk memanggil petugas kebersihan dan ternyata Ibu Gong setuju hanya karena alasan seperti ini saja...     

Setelah petugas kebersihan tiba, mereka bertiga mengambil bangku dan duduk di teras tangga.     

Sheng Nanxuan turun dan pergi membeli makanan untuk Gong Mo. Gong Mo pun merasa tidak enak pada suaminya itu, tapi mau bagaimana lagi, perutnya ini sudah kelaparan.     

Ibu Gong masuk ke rumah untuk memeriksa keadaan dan tepat sesudah itu, Sheng Nanxuan mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggang Gong Mo, sementara Gong Mo yang terkejut, sontak menepuknya, "Apa yang kamu lakukan?" Begitu sudah tidak ada tetua, Sheng Nanxuan langsung beraksi. Dasar mesum!     

"Aku ingin ngobrol-ngobrol dengan anakku.." Sheng Nanxuan menundukkan kepalanya dan bersandar pada perut Gong Mo untuk mendengarkan anaknya itu.     

Gong Mo bertanya dengan suara yang pelan, "Apa yang kamu dengar?"     

"Gadis kecilku berkata, dia ingin melihat ayah dan ibunya berciuman."     

Gong Mo mengulurkan tangan, menepuk kepala Sheng Nanxuan, dan mendorongnya menjauh, "Jangan berbicara yang tidak-tidak!"     

Sheng Nanxuan tersenyum dan memeluk Gong Mo, "Suapi aku."      

Gong Mo mengambil telur gulung dan memasukkannya ke dalam mulut Sheng Nanxuan dan seketika merasa ada sesuatu yang salah, "Seharusnya kamu yang menyuapiku! Bagaimana bisa kamu menyuruh seseorang wanita hamil untuk menyuapimu?"     

"Oh, ya? Kalau begitu aku akan menyuapimu." Sheng Nanxuan berkata dengan tidak jelas sambil mengunyah telur gulung di mulutnya.     

Setelah selesai berbicara, ia memegang wajah Gong Mo, menciumnya, dan memasukkan telur gulung ke dalam mulut istrinya itu.     

Sesudah itu, Sheng Nanxuan mencium Gong Mo begitu saja.     

"Eh, eh!" Gong Mo ingin mendorong Sheng Nanxuan menjauh.     

"Ah…!" Tiba-tiba terdengar jeritan anak kecil yang datang dari tangga bawah.     

Keduanya buru-buru menjauh satu sama lain lalu melihat seorang wanita muda yang sedang menggendong anaknya pulang dari taman kanak-kanak.     

Anak kecil itu terkejut sambil mengangakan mulutnya, berbalik, dan melemparkan tubuh mungilnya dengan malu ke arah kaki ibunya.     

Gong Mo berkata dalam hati, 'Kenapa kamu yang malu? Bukankah yang seharusnya malu itu aku?'     

Benar juga! Gong Mo seharusnya merasa malu!     

Gong Mo menundukkan kepala dan membenamkan wajahnya di lengan Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan tertawa geli saat melihat reaksi istrinya yang sangat konyol itu. Sheng Nanxuan menggeser bangku dan bersandar mendekat ke dinding untuk memberi jalan bagi orang-orang yang datang dari lantai bawah.     

Ibu anak itu baru berusia dua puluhan, tapi sudah memiliki anak. Ia juga terlihat malu-malu saat berlari menaiki anak tangga.     

Sheng Nanxuan menepuk pundak Gong Mo, "Sudah, mereka sudah pergi. Kamu jangan sampai menekan anak kita."     

"Bukankah ini semua gara-gara kamu?!" Gong Mo bangkit dari tempat duduknya dan mendorong Sheng Nanxuan menjauh dengan kesal.     

"Pintu sudah terbuka, jadi seharusnya mereka sudah datang." Sebuah suara yang akrab datang dari bawah dan begitu Gong Mo mendengar suara itu, ia tahu bahwa itu adalah Bibi Kecil.     

Gong Mo buru-buru berdiri, dan membuat Sheng Nanxuan juga ikut berdiri.     

"Astaga..." Tepat saat Bibi Kecil dan yang lainnya hendak memasuki pintu, mereka melihat Gong Mo dan Sheng Nanxuan, lalu bertanya dengan kebingungan, "Apa yang sedang kalian lakukan di sini?"     

"Bagian dalam rumah masih dibersihkan." Kata Sheng Nanxuan.     

Gong Mo mengerucutkan bibirnya, merasa sedikit tidak senang. Mereka yang datang adalah Bibi Tertua dan Bibi Kecil, dan begitu Gong Mo melihat mereka sekilas, ia tahu bahwa mereka bukan datang ke sini untuk membantu.     

"Momo, kamu hamil, ya!?" teriak Bibi Tertua, dan berlari menaiki dua anak tangga sekaligus, menarik Gong Mo, dan mengamatinya. "Astaga! Sudah sebesar ini rupanya! Ternyata kalian memang menikah karena sudah hamil lebih dulu."     

Air wajah Gong Mo seketika berubah, lalu ia pun menarik tangannya.     

Bibi Tertua tertegun, lalu berkata dengan tidak senang, "Sendiri yang berbuat, masih saja takut dibicarakan orang! Benar-benar tidak bisa menjaga kehormatan diri sendiri. Belum menikah, malah sudah punya anak!"     

"Kami sudah menikah." Sheng Nanxuan menyela dengan kesal.     

Bibi Tertua sontak terkejut, ia merasa aura Sheng Nanxuan agak menakutkan. Namun, ketika ia menyadari statusnya sebagai seorang penatua, Bibi Tertua kembali merasa tenang, dan berkata pada Gong Mo dengan sinis, "Anggap saja nasibmu sedang baik. Jika kamu bertemu dengan pria yang tidak bertanggung jawab, bibi ingin tahu apa yang akan kamu lakukan, ya..."     

"Kakak Ipar Tertua, mari kita pergi bertemu kakak ipar kedua saja." Bibi Kecil pun juga sudah naik ke atas, meraih, dan menarik tangan Bibi Tertua, lalu menyentuh perut Gong Mo sejenak.     

Gong Mo yang terkejut pun spontan mundur selangkah dan menatapnya dengan waspada.     

Sheng Nanxuan yang melihatnya buru-buru menahan Gong Mo.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.