Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Marah Hingga ingin Segera Menemukan Seseorang untuk Dinikahi



Marah Hingga ingin Segera Menemukan Seseorang untuk Dinikahi

0Pendeta Tang dengan cepat menghitung hari pemakaman, "Hari pemakaman Tuan Gong tepat sesudah bulan Januari. Jika lebih dari itu, tidak akan ada lagi hari pemakaman yang tepat dalam kurun waktu satu tahun."     
0

Pendeta Tang mengambil secarik kertas merah dan menuliskan tanggal pemakaman, lalu menyerahkannya pada Ibu Gong, "Nyonya sudah hidup sebagai janda selama dua puluh tahun, setelah menghitung karma Nyonya, pasti akan ada kebahagiaan yang menanti. Sekarang, tindakan Nyonya yang ingin memakamkan suami Anda, juga merupakan akhir dari penderitaan untuk menikmati hidup baru Nyonya semaksimal mungkin."     

Pendeta Tang melihat keberuntungan cinta Ibu Gong muncul kembali, sementara keberuntungan ini samar-samar masih ada hubungannya dengan Gong Xing. Bahkan jika Ibu Gong akan bertemu dengan seseorang yang mirip dengan Gong Xing, ini masih saja benar-benar aneh!     

Ibu Gong menggenggam kertas merah itu, sama sekali tidak memikirkan kebahagiaan di masa depan atau apalah itu, lalu sambil menundukkan kepala, Ibu Gong berkata, "Terima kasih banyak, Pendeta Tang. Saya mengerti. Kalau begitu, sekarang mengenai masalah pemilihan lokasi."     

"Sebelum bulan Januari, saya sendiri yang akan pergi menemui kalian, dan secara pribadi memilih lokasi pemakaman dengan Feng Shui yang baik untuk Tuan Gong."     

"Terima kasih banyak, Pendeta." Kata Gong Mo dan Ibu Gong.     

Sheng Nanxuan berjalan ke arah mereka dan berkata pada Pendeta Tang, "Jika sudah selesai, kami undur diri terlebih dahulu."     

Pendeta Tang mengangguk. Ia bangkit dari tempat duduknya dan mengantar mereka keluar.     

Setelah keluar dari ruang pertemuan, Sheng Nanxuan berkata, "Pendeta, silahkan tinggal sebentar."     

Pendeta Tang memandang Sheng Nanxuan, lalu tiba-tiba tersenyum sambil menyentuh janggutnya. Ia memandang Gong Mo yang berada di depannya dan berkata, "Kalian pasangan muda yang akan menua bersama sampai rambut kalian memutih. Saya belum pernah bertemu pernikahan yang begitu kuat seperti ini."     

Begitu Sheng Nanxuan mendengar perkataan Pendeta Tang, seketika matanya berbinar, dan segera berterima kasih padanya.     

Tadi Sheng Nanxuan memang berniat untuk bertanya tentang pernikahannya dengan Gong Mo, tapi ia takut mendapat jawaban yang buruk, jadi ia memilih untuk tidak bertanya sama sekali. Lagi pula, hidupnya ini akan ia tentukan sendiri. Jadi tidak akan ada seorang pun yang dapat memisahkannya dari Gong Mo.     

Sekarang, ketika Sheng Nanxuan mendengar Pendeta berkata demikian, tentu saja ia senang bukan main! Siapa yang tidak suka mendengarkan hal-hal yang baik, bukan?     

Pendeta Tang meminta Kepala Pelayan untuk mengantar mereka, sementara ia berdiri di pintu sambil melihat mereka menjauh meninggalkannya, lalu menghela napas, "Meskipun tidak selalu mulus, untung saja tekadnya dapat menaklukkan langit."     

Pendeta Tang berbalik dan berjalan ke samping meja, dan melihat tanggal lahir dari nama yang baru saja ia tulis itu, dan bertanya-tanya dengan kebingungan, 'Jelas-jelas sudah mati, bagaimana bisa memberi satu kehidupan untuk dua orang? Sebaliknya, bagaimana dua orang bisa menjadi satu?'     

Nasib kehidupan orang ini, benar-benar tidak dapat Pendeta Tang mengerti.     

Hah.. Sudah hidup begitu lama memang bisa membuat dirinya bertemu hal apapun.     

Dalam perjalanan pulang, Ibu Gong melihat kertas merah yang ada di tangannya dan menghela nafas, "Aku sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan Pendeta ini."     

"Begitu juga denganku, aku merasa pusing saat mendengarkannya." Gong Mo berkata, "Tapi setidaknya, waktu pemakaman sudah ditentukan. Selain itu, Pendeta Tang sudah menyarankan ibu untuk menikmati hidup yang baru. Sesudah masalah ayah selesai, ibu juga harus berpikir terbuka dan melihat lebih jauh. Hari-hari kedepan untuk Ibu masih panjang!"     

"Ibu sudah berusia empat puluh tahun lebih." Sahut Ibu Gong.     

"44, kan?" Gong Mo berkata, "Jika Ibu hidup 44 tahun lagi, ibu baru akan berusia 88 tahun. Tunggu saat ibu berusia 88 tahun nanti, ibu pasti masih akan hidup dengan begitu lincah! Hidup Ibu kali ini bahkan belum sampai setengah jalan. Ibu tidak perlu takut bosan di masa depan."     

Begitu Ibu Gong mendengar perkataan Gong Mo, ia merasa perkataan anaknya itu masuk akal. Ketika Ibu Gong berpikir selama hidupnya ini baru ia jalani setengah jalan, ia merasa bersalah.     

Ibu Gong sudah melewati separuh hidupnya, tapi ia tidak mengingat sedikitpun masa-masa kejayaan yang pernah ia alami dan ternyata waktu sudah berlalu begitu panjang. Di dalam hari-hari yang begitu panjang dan kesepian ini, akan datang hari-hari yang lebih panjang dan lebih kesepian dari ini, jadi sepertinya Ibu Gong benar-benar harus mencari pendamping hidup.     

Ibu Gong melihat tanggal di kertas merah, dan bertekad di dalam hati, 'Gong Xing, aku telah menunggumu selama dua puluh tahun, kamu sendirilah yang tidak kunjung kembali. Tunggu saat kamu sudah dimakamkan, aku akan menjalani hidup yang baru, jadi kamu jangan salahkan aku, ya…'     

Ibu Gong menutup kertas itu dan merasa bahwa mungkin malam ini ia akan mendapat mimpi buruk.     

Gong Xing yang pencemburu, pasti menggemaskan! Jika mengetahui bahwa istrinya itu akan menikah lagi, suaminya itu pasti akan datang mencarinya.     

Pada akhirnya, bahkan sampai Ibu Gong kembali ke Nanjiang, Gong Xing masih belum datang ke mimpinya.     

Ibu Gong sangat marah hingga ingin segera menemukan seseorang untuk dinikahi.     

Suami macam apa dia ini!?     

Tapi setelah Ibu Gong berpikir lagi dan lagi, mungkin Gong Xing sudah menjadi hantu yang kesepian dan masih saja belum bisa menemukan jalan pulang.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.