Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Suami Berlagak seperti Buaya Darat



Suami Berlagak seperti Buaya Darat

0"Baiklah, kebetulan naskah yang dimiliki perusahaan saat ini cenderung sedikit. Perusahaan tidak berencana menerbitkan beberapa buku yang tersisa di Gambino sekarang. Cerita pembunuhan yang sebelumnya juga mendapat reaksi yang cukup baik. Kita tunggu sampai buku ini memiliki penggemar tetap dan pengaruh terlebih dahulu, barulah aku bersiap untuk merilis buku berikutnya."     
0

"Ya." Gong Mo juga tahu bahwa dengan begini akan menjadi lebih memiliki pasar dan hasil yang memuaskan. Lagipula ia sudah pernah melihatnya, jadi ia tidak diburu oleh waktu.     

"Di mana naskah-naskah ayahmu itu?"     

"Dulu dia menerbitkannya di majalah dan hanya ada satu buku yang berhasil diterbitkan. Ibuku mengumpulkan tulisan yang ada di majalah dalam sebuah kliping, ia selalu membawa kliping dan buku itu bersamanya. Selain itu, ada juga beberapa yang belum diterbitkan, tapi dulu semuanya ditulis dengan pena. Ibuku takut tulisan tangannya sudah memudar, jadi setelah belajar menggunakan komputer, ia sudah mengetik semuanya ke dalam komputer."     

"Kalau begitu aku akan mencari ibu dan meminta naskah itu dari ibu, kemudian menyerahkannya pada penyunting perusahaan, dan biarkan mereka yang mengaturnya."     

Gong Mo mengangguk, "Jika tidak ada pasarnya, tidak perlu diterbitkan."     

"Jangan khawatir, pasti akan ada pasar."     

Ada atau tidaknya pasar tergantung dari strategi pemasaran perusahaan. Bukan berarti buku yang bagus pasti akan laris di pasaran. Sebaliknya, bukan berarti buku yang buruk, tidak bisa diterbitkan.     

Sementara Sheng Nanxuan percaya bahwa karya tulisan Ayah Gong pasti memiliki kualitas yang tidak buruk. Bagaimanapun juga, industri sastra dua puluh tahun lebih yang lalu memiliki standar yang jauh lebih tinggi daripada sekarang. Pada masa itu, tulisan yang buruk benar-benar tidak akan memiliki pasar. Akan tetapi sekarang, tergantung apakah bisa sesuai dengan selera pembaca saat ini.     

"Kamu benar-benar percaya diri." Gong Mo berkata dengan malu-malu, "Aku bahkan sama sekali tidak memiliki kepercayaan diri."     

"Ayah mertua melahirkan putri yang begitu baik sepertimu dan membuatku mendapat keuntungan yang begitu besar seperti ini. Karyanya pasti tidak buruk, tentu saja aku percaya diri."     

"Kamu!" Wajah Gong Mo memerah. Mengapa rasanya orang ini sedang berlagak seperti buaya darat?     

"Hahaha..." Sheng Nanxuan tertawa terbahak-bahak dan mencium wajah Gong Mo.     

Gong Mo menatapnya dengan kesal. Suaminya ini benar-benar berlagak seperti buaya darat rupanya!     

Segera sesudah itu, buku Ayah Gong diterbitkan.     

Satu buah novel, dua buah novela, dan sebuah buku kumpulan cerita pendek. Semua upah yang didapatkan penulis pun, dipegang oleh Ibu Gong.     

Setelah buku-buku itu beredar di pasaran, Sheng Nanxuan juga membawa pulang beberapa set contoh buku.     

Ibu Gong pun terdiam sambil memegang buku-buku itu.     

"Bu, ada apa denganmu?" Gong Mo bertanya dengan cemas.     

Ibu Gong menggelengkan kepalanya dan mengambil satu set buku, "Aku akan menaruh satu di kamar, sisanya kamu letakkan saja di ruang kerjamu."     

"Baiklah." Gong Mo setuju.     

Sheng Nanxuan membantunya memindahkan buku-buku itu ke ruang kerja. Mengingat ekspresi Ibu Gong barusan, Gong Mo mereasa sedikit khawatir dan berkata, "Aku akan pergi melihat Ibu."     

"Ya, aku akan memasak malam ini."     

Gong Mo tersenyum, menjinjitkan kakinya, dan mencium wajah Sheng nanxuan, "Kamu sudah bekerja keras."     

Mata Sheng Nanxuan berbinar. Ia meraih bahu istrinya itu, lalu menunduk dan menggigit wajah Gong Mo.     

"Apa yang kamu lakukan..." Gong Mo tersenyum dan mendorongnya menjauh.     

Sheng Nanxuan berkata, "Kamu jangan bergerak. Biarkan aku mengucapkan beberapa kata pada bayi kita."     

Gong Mo pun menurut padanya dan berhenti bergerak.     

Sheng Nanxuan membungkuk dan meletakkan telinganya di perut Gong Mo.     

Setelah beberapa saat, Gong Mo pun menjerit.     

Sheng Nanxuan mengangkat kepalanya dan dengan terkejut bertanya, "Dia menendangmu?"     

Gong Mo mengangguk dengan wajah yang tersipu.     

"Aku tidak merasakannya."     

"Pakaianku terlalu tebal. Malam ini aku akan mendengarkannya lagi, ah..." Gong Mo menariknya berdiri.     

Sheng Nanxuan memutar bola matanya dan berkata sambil tersenyum, "Kalau sudah malam, aku ingin mengobrol dengannya."     

"Kamu!" Gong Mo membelalakkan mata dan menepuk pundaknya, "Dasar mesum!"     

"Bukankah kamu menyukainya?"     

"Siapa yang suka!?"     

"Tidak menyukaimu yang setiap kali menggigitku dengan begitu keras..." Bisik Sheng Nanxuan.     

"Aku sudah tidak mau berbicara lagi denganmu!" Teriak Gong Mo dan meninggalkan ruang kerja dengan kesal.     

....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.