Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Jangan Biarkan Dia Tahu



Jangan Biarkan Dia Tahu

0"5 Maret tahun depan."     
0

"Kalau begitu aku harus segera kembali sekitar bulan Februari." Kata Tang Xinxin dengan getir.     

Gong Mo mendengar suara pengumuman bandara.     

Tang Xinxin melolong dengan sedih, "Aku harus pergi, sudah saatnya naik pesawat."     

"Baiklah, hati-hati di jalan."     

"Muah! Terima kasih, ya..." Tang Xinxin berkata dengan gembira, "Kamu juga harus menjaga diri, ya..."     

Setelah menutup telepon, hati Gong Mo terasa agak aneh.     

Setelah berpikir sejenak, ia pergi ke ruang kerja untuk membuka brankas yang tersembunyi di dinding dan mengeluarkan buku kenangan sekolah yang ada di dalamnya.     

Saat membuka buku kenangan itu, yang pertama kali ia lihat adalah foto kelulusan yang terjepit di dalamnya.     

Tang Xinxin duduk di sebelahnya. Saat pengambilan gambar, keduanya saling merangkul bahu satu sama lain dan tersenyum cerah menghadap kamera.     

Sementara di dalam buku kenangan, Tang Xinxin langsung berada di halaman pertama, tapi ia sendiri sudah menulis tiga halaman penuh.     

"Tidak disangka kita sudah harus berpisah, aku benar-benar tidak rela berpisah denganmu. Selama tiga tahun penuh ini, aku masih mengingatmu."     

Tang Xinxin menulis banyak hal sepele tentang masa-masa SMA mereka, kemudian lagi-lagi menuliskan penantiannya akan masa depan.     

"Aku harap kelak kamu bisa menjadi wartawan paling terkenal di dunia, sementara aku akan menjadi artis terkenal, dan membiarkanmu melakukan wawancara eksklusif." Gong Mo membaca tulisan Tang Xinxin di buku kenangan itu.     

Gong Mo tidak bisa menahan tawanya. Melihat tampang Tang Xinxin tadi, seharusnya ia tidak menjadi artis terkenal, kan? Entah saat ini ia bekerja dalam bidang apa.     

"Tunggu saat kamu menikah nanti, kamu harus menjadikanku pengiring pengantin! Ingat ya, ingat! Ini hal yang sangat penting! Jika kamu tidak menjadikanku pengiring pengantin, aku akan putus hubungan denganmu, dan tunggu saat kamu sudah menjadi ibu, aku akan menjadi Ibu Baptis anakmu." Bacanya.     

"Ibu Baptis, ya..." Gong Mo menghela nafas, menutup buku kenangan sekolahnya, dan tidak tahan lagi untuk menyeka sudut matanya.     

Pada saat ini, di ruang Direktur "Buku Aimo"...     

Fang Yang melapor pada Sheng Nanxuan, "Tang Xinxin sudah di pesawat dan kira-kira baru bisa kembali dalam waktu setengah tahun."     

Sheng Nanxuan mengiyakan dengan pelan, sambil menggerakkan mouse di tangannya, dan mesin cetak yang ada di sebelahnya perlahan-lahan mencetak selembar data.     

Ia mengambil data itu dan menyerahkannya pada Fang Yang, "Selidiki keadaan beberapa orang ini, lalu serahkan padaku."     

Fang Yang tertegun ketika melihat nama-nama yang tertulis di atasnya, yaitu daftar murid siswa lulusan SMA Sheng Nanxuan, yang ternyata sama dengan Tang Xinxin.     

Fang Yang bertanya dengan curiga, "Ini, ini adalah..."     

"Teman satu SMA-ku," kata Sheng Nanxuan.     

"Ah oh..." Fang Yang dipenuhi kebingungan, "Baiklah."     

"Rahasiakan hal ini dari siapa pun."     

"Baik!" jawab Fang Yang dengan sungguh-sungguh.     

Sheng Nanxuan memutar kursinya dan memandang ke luar jendela.     

Tidak disangka, bisa-bisanya Gong Mo secara tidak sengaja bertemu dengan Tang Xinxin. Kalau begitu tersisa beberapa orang yang memiliki hubungan baik dengan Gong Mo juga harus di waspadai.     

Setidaknya, sampai sebelum Gong Mo melahirkan nanti. Sheng Nanxuan tidak bisa membiarkan Gong Mo tahu yang sebenarnya. Kalau tidak, bagaimana jika nanti kenyataan ini akan mempengaruhi kondisi fisik Gong Mo?     

Sheng Nanxuan kembali ke rumah dan melihat Gong Mo yang murung. Ia bertanya dengan khawatir, "Ada apa denganmu? Sepertinya kamu sedang tidak senang."     

"Tang Xin melakukan perjalanan bisnis ke luar kota." Gong Mo memandangnya dan berkata dengan mulutnya yang datar, "Tidak mudah akhirnya bisa bertemu dengan teman sekolah, bahkan untuk makan bersama satu kali saja pun tidak sempat."     

"Kapan ia akan kembali?"     

Gong Mo menggelengkan kepalanya, "Kira-kira akan memakan waktu setengah tahun."     

"Kalau begitu kamu masih bisa bertemu dengannya, jadi tidak usah bersedih..."     

"Tapi kami bahkan belum sempat untuk mengenang masa lalu."     

"Ya sudah, ini juga bukanlah suatu masalah yang besar. Bukankah kamu bilang kalian sudah empat tahun tidak bertemu? Tidak perlu langsung tergesa-gesa juga dan jangan sampai perasaan bersedihmu mempengaruhi bayi kita."     

"Hah..." Gong Mo menghela nafas, "Baru saja diberi harapan, sudah harus kecewa, jadi aku sedikit sedih. Aku baik-baik saja."     

"Ya, baguslah."     

"Ngomong-ngomong." Gong Mo memandangnya, "Aku ingin merapikan tulisan Ayahku yang dulu dan akan melihat apakah bisa diterbitkan dalam bentuk fisik atau tidak."     

....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.