Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Memang Sudah Takdir



Memang Sudah Takdir

0"Aku selalu ingin mencarimu, tapi aku tidak berhasil menghubungimu." Kata Gong Mo.     
0

"Hah…" Tang Xinxin menghela nafas. Saat baru saja ia akan menjelaskan alasannya, ia tersadar bahwa pertunjukkan telah dimulai, jadi ia hanya bisa mengecilkan suaranya dan berkata, "Tunggu saat keluar nanti, baru kita bicara, ya…"     

"Ok…" Gong Mo mengangguk dengan antusias.     

Tang Xinxin adalah sahabat terbaik Gong Mo saat mereka masih SMA. Ketika mereka lulus SMA, mereka sudah berjanji untuk pergi berlibur bersama, tetapi Tang Xinxin tidak pernah menghubunginya. Sampai saat Gong Mo menemukan rumah Tang Xinxin, ia baru mengetahui jika keluarga Tang Xinxin sudah pindah. Dengar-dengar dari tetangga sekitar, sepertinya mereka pergi ke luar negeri.     

Tidak disangka mereka bisa secara tidak sengaja bertemu di sini. Memang ini sudah takdir.     

Setelah pertunjukan selesai, Gong Mo dan Tang Xinxin masih belum beranjak, mereka berencana keluar setelah menunggu para penonton lainnya keluar terlebih dahulu.     

Tang Xinxin berkata, "Aku traktir kalian makan agar kita bisa berbicara dengan santai."     

"Aku saja yang mentraktirmu…" kata Gong Mo.     

"Astaga, jangan sungkan begitu padaku." Teriak Tang Xinxin.     

"Aku rasa sebentar lagi kamu pasti akan meneriakiku untuk mentraktirmu."     

"Kenapa?"     

"Karena di sisiku ada orang yang akan membayarkan tagihan…" Gong Mo tersenyum.     

Beginilah persahabatan di antara para gadis. Jika mengetahui ada salah satu yang memiliki kekasih, pasti yang lain akan menyuruh orang itu untuk mentraktir. Tunggu saja saat Sheng Nanxuan datang, Tang Xinxin pasti akan meminta mereka berdua untuk mentraktirnya.     

Tang Xinxin sesaat kebingungan, lalu bertanya, "Kamu sudah punya pacar?"     

"Bukan, bukan pacar." Gong Mo berdiri, "Ayo kita keluar saja dulu."     

"Baiklah…" Tang Xinxin juga bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan sambil mengeluarkan handphonenya.     

Tang Xinxin tadi juga menyalakan mode diam pada ponselnya dan baru saat itu ia menyadari, ternyata ada beberapa panggilan tidak terjawab.     

"Gawat," teriak Tang Xinxin.     

"Ada apa?," tanya Gong Mo.     

"Atasanku menelepon." Tang Xinxin merendahkan suaranya, "Tidak tahu ada pekerjaan apa lagi. Benar-benar menjengkelkan."     

Setelah akhirnya keluar dari tempat duduk, Gong Mo dan Tang Xinxin pun berdiri berhadap-hadapan.     

Gong Mo menyadari bahwa tampaknya Tang Xinxin sedikit bertambah tinggi.     

Sementara Tang Xinxin menyadari bahwa perut sahabatnya itu sedikit besar, tapi secara keseluruhan tidak terlihat seperti orang yang bertambah gemuk, jadi ia tidak tahan untuk menunjuk perut Gong Mo dan menjerit, "Kamu, kamu, kamu!"     

Gong Mo tersenyum lebar dan berkata, "Aku hamil."     

"Kamu sudah menikah?!" teriak Tang Xinxin.     

Gong Mo mengangguk, "Iya, tunggu sampai suamiku menjemputku nanti, kita akan pergi makan bersama."     

"Aku tidak peduli! Kamu harus mentraktirku!" teriak Tang Xinxin.     

Gong Mo mendengus, "Apa aku bilang? Dari awal aku memang sudah berencana untuk mentraktirmu."     

"Huh…" Tang Xinxin memelototinya, "Kamu bergerak terlalu cepat! Baru saja lulus kuliah, sudah langsung sudah menikah saja, dan bahkan ternyata sudah mengandung."     

"Eh.." Gong Mo tidak tahu bagaimana menjelaskannya.     

Tang Xinxin menghela nafas, "Tapi begini juga bagus. Lihat diriku, sekarang tidak punya pacar, dan sudah terus menunda selama beberapa tahun. Bisa-bisa saat anakmu menginjak sekolah dasar, aku masih saja belum menikah."     

"Eh, tidak akan."     

"Sudah, sudah. Mari kita keluar saja dulu." Tang Xinxin menarik lengan Gong Mo menuju keluar.     

Setelah sampai di pintu, ketiganya berdiri bersama dan menunggu Sheng Nanxuan.     

Tang Xinxin berkata, "Aku akan menelepon atasanku dulu, aku takut ada suatu masalah yang terjadi berhubungan dengan pekerjaan."     

"Ya." Gong Mo mengangguk, mengeluarkan ponselnya, dan melihat waktu.     

Sekarang baru jam lima, sepertinya mereka masih harus menunggu. Dengan adanya Ibu Gong bersamanya, Sheng Nanxuan pasti tidak akan berani muncul terlalu dini, jika tidak Ibunya akan curiga bahwa ia bolos kerja dan pulang kerja lebih awal…     

Tang Xinxin selesai melakukan panggilan dan menatap Gong Mo dengan kecewa, "Momo… Kita mungkin tidak bisa makan bersama."     

"Ada apa?" ​​Gong Mo bertanya dengan khawatir.     

"Aku harus kembali ke kantor untuk lembur." Kata Tang Xinxin tertekan, "Lain kali saja. Ayo kita bertukar nomor telepon, lain kali aku pasti akan menghubungimu."     

....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.