Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Sedang Mimpi



Sedang Mimpi

0Apa??     
0

Gong Mo segera duduk, menekan tangan Sheng Nanxuan, dan mendorong tangan itu dengan kekuatannya.     

Duk..     

Sheng Nanxuan didorong keluar dari tempat tidur.      

Sheng Nanxuan tidak pernah berpikir bahwa ia akan diperlakukan seperti ini, ia didorong keluar dari tempat tidurnya oleh istrinya sendiri.     

Sheng Nanxuan bangkit berdiri dan menatap mata Gong Mo dengan marah.     

Gong Mo sedikit ketakutan. Ia memalingkan wajanya dan tidak berani menatap Sheng Nanxuan, tetapi dengan berani Gong Mo berkata, "Siapa yang menyuruhmu membuat masalah denganku?"     

Sheng Nanxuan memelototinya dan melihat bahwa Gong Mo masih tidak berubah, jadi ia mengambil selimut dengan tenang dan naik ke tempat tidur, "Hari ini akan menjadi pembelajaran."     

Gong Mo terkejut sejenak, dan menatapnya diam-diam, dan melihat bahwa Sheng Nanxuan tidak marah. Gong Mo tidak bisa menahan diri untuk merasa sedikit lebih berani terhadap Sheng Nanxuan. Ia berkata, "Seharusnya aku yang mengatakan hal itu. Ini yang terakhir kalinya. Jika terjadi lagi, aku akan menyuruhmu untuk tidur di dalam ruang kerjamu."     

Apa?     

Sheng Nanxuan terkejut. Berani-beraninya Gong Mo menyuruh Sheng Nanxuan tidur di ruang kerja?     

Sheng Nanxuan belum menikmati semua keuntungannya, jadi ia harus dihukum.     

Gong Mo berbaring, menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, dan mematikan lampu samping tempat tidur, "Aku akan tidur, jangan membuat masalah denganku lagi."     

Sheng Nanxuan meliriknya, mematikan lampu samping tempat tidur, dan kemudian diam-diam membuka matanya. Mendengar napas Gong Mo yang berangsur-angsur menjadi tenang, Sheng Nanxuan bergerak mendekat dengan pelan, memeluknya, dan memberikan ciuman lembut di atas dahinya.     

Gong Mo bermimpi di mana sinar matahari yang hangan menembus kaca ruang kelas yang kosong. Tidak ada seorangpun di sana, hanya ada dirinya yang sedang duduk di kursinya, memikirkan soal matematika yang sepertinya nampak sulit.     

Tiba-tiba, napas panas jatuh di telinganya. Gong Mo menoleh dan melihat Sheng Nanxuan sedang berdiri di belakangnya dan menatapnya.     

Sheng Nanxuan nampak terlihat sangat muda. Ia mengenakan T-shirt putih, celana pendek olahraga, karet keringat hitam, memegang bola basket, dan keringat mengalir di pipinya.     

Gong Mo bertanya dengan marah, "Apa yang kamu lakukan, jangan ganggu aku"       

"Lihat pertanyaan yang ada di hadapanmu inidan lihatlah wajahmu yang nampak kesusahan. Jika kamu tidak dapat mengerjakannya, bagaimana jika aku menjelaskannya padamu?" tanya Sheng Nanxuan.     

"Hah, Kamu pikir kamu bisa?" Gong Mo mencibir.     

"Tentu saja bisa."     

"Jangan membual, kamu hanya mendapatkan nilai 30 dalam tes matematika terakhir kali. Bahkan guru matematika memintaku untuk membantumu belajar. Kamu sudah melupakannya." Gong Mo menundukkan kepalanya dan berkata sambil menulis. "Aku sudah tidak berminat untuk kuliah lagi."     

"Kamu melakukan sesuatu yang salah." Sheng Nanxuan tiba-tiba berkata, "Pertanyaan ini tidak diselesaikan menggunakan cara ini."     

Gong Mo meletakkan pena dengan kesal, berbalik, dan menatapnya dengan marah.     

Sheng Nanxuan mengulurkan tangannya dan mengambil pena, memutarnya di telapak tangannya, dan sepasang mata menatap wajahnya dengan tatapan tajam, "Jika aku dapat menyelesaikannya, apa yang akan kamu lakukan?"     

"Aku akan menjadi sapi dan kuda untukmu." Siswa dengan nilai terburuk di kelas, bahkan bisa dikatakan sangat buruk sehingga guru meminta Gong Mo untuk memberinya pelajaran, beraninya ia berbicara seperti itu kepadaku.     

"Kamu tidak perlu menjadi sapi atau kuda. Mungkin tidak ada teknologi di dunia ini yang cukup canggih untuk mengubah orang menjadi binatang. Tapi.." Sheng Nanxuan menyipitkan matanya dan tiba-tiba mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Gong Mo, "Kamu bisa memberiku ciuman."     

"Sheng Nanxuan" Gong Mo mengejarnya dengan marah, ia mencoba untuk memukulnya.     

Sheng Nanxuan menjatuhkan bola basket dan bolpoin yang dibawanya, berbalik dan berlari. Sheng Nanxuan berlari ke depan kelas, mengambil kapur, dan dengan cepat menulis di papan tulis.     

Ketika Gong Mo sudah hampir mendapatkannya, Sheng Nanxuan kembali berlari.     

Mereka berdua berlari kejar-kejaran di dalam kelas, dan setiap kali Sheng Nanxuan berlari ke depan kelas, ia akan berhenti untuk menulis.     

Hingga akhirnya Sheng Nanxuan sudah sampai pada puataran terakhir, ia berhenti berlari, dan dengan cepat menuliskan sesuatu.     

Gong Mo terengah-engah berjalan mendekat, mengambil penggaris segitiga dari atas meja dan berusaha memukulkannya pada kepala Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan bergegas membuang kapur di tangannya, menghindarinya dengan cepat, dan menunjuk ke arah papan tulis, "Lihatlah jawaban atas soal matematikamu!"     

Gong Mo menoleh dan terkejut.     

  ...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.