Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Berkuda



Berkuda

0"Aku tidak berbohong padamu," kata Sheng Nanxuan.      
0

Gong Mo mengangguk, dan dengan gembira menyentuh kuda putih, menekan seluruh telapak tangannya di punggungnya untuk merasakan suhu tubuhnya.     

Kuda putih itu mengibaskan ekornya, mengangkat dan menggelengkan kepalanya dengan nyaman, menoleh dan meliriknya.     

Sheng Nanxuan berkata, "Dia sangat menyukaimu."     

"Benarkah?"     

"Tentu saja." Sheng Nanxuan tiba-tiba mengangkat tubuh Gong Mo ke atas kuda.     

"Ah!" Gong Mo terkejut dan dengan gugup mencoba meraih sesuatu, Akibatnya satu tangan meraih kendali, dan tangan lainnya menarik rambut kuda itu. Sheng Nanxuan mengendurkan cengkeraman rambut kuda itu dengan tergesa-gesa lalu memegang kendali di kedua tangannya.     

Sheng Nanxuan menginjak tulang sanggurdi, menaiki kuda dari belakang, dan memeluknya di depan dadanya dengan kedua tangan, "Jangan takut." Setelah melepaskan kendali, kuda putih mulai berjalan ke depan.     

Ia berjalan dengan sangat lambat dan setelah beberapa saaat Gong Mo menjadi terbiasa tanpa adanya perasaan tegang atau takut sama sekali.     

Perlahan-lahan mereka bergerak menjauh dari vila dan berjalan di atas rumput yang luas, dikelilingi oleh tanaman hijau, angin yang menembus sinar matahari dan rerumputan, yang membuat orang terpesona.     

Setelah berjalan beberapa saat, Gong Mo bertanya, "Apakah hanya ada satu kuda di sini?"     

"Akan ada kuda yang lainnya di masa mendatang." Sheng Nanxuan berkata, "Kuda-kuda itu harus dipilih dengan hati-hati. Aku sudah memesan beberapa kuda lagi. Jika ada yang bagus, mereka akan dikirim. Aku akan memelihara beberapa kuda lagi di masa mendatang. Kamu bisa mengendarainya bersama anak-anak ketika mereka sudah tumbuh dewasa."     

Wajah Gong Mo memerah ketika ia mendengar tentang anak itu. Tiba-tiba saja Gong Mo teringat dengan jarak tubuh mereka yang begitu dekat, ia menjadi tidak nyaman berada begitu dekat dengan Sheng Nanxuan.     

Gong Mo duduk melamun di atas kuda. Setelah beberapa saat, kuda putih itu berbelok. Gong Mo melihat ke atas dan melihat rumah yang nampak seperti vila itu. Dari kejauhan, ada rasa keindahan di hamparan padang rumput yang hijau itu.     

Gong Mo buru-buru berkata kepada Sheng Nanxuan, "Dimana kameranya?"     

Sheng Nanxuan menyerahkan kamera yang tergantung di punggung kuda dan menarik kendali untuk menghentikan kuda.     

Begitu Gong Mo mengambil kamera, ia memfokuskan lensa, mengambil banyak gambar, dan kemudian menunjuk ke posisi di depannya, "Pergilah ke sebelah sana."     

Sheng Nanxuan dengan patuh membiarkan kuda putih berjalan kemudian Gong Mo mengambil dua foto lagi, lalu menatapnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Aku ingin turun."     

Sheng Nanxuan ingin membantunya, namun tiba-tiba ia merasa kesempatan yang begitu baik tidak boleh disia-siakan, jadi dia berkata, "Kamu cium aku dan aku akan membantumu turun."     

Mata Gong Mo melebar dan menatapnya dengan luar biasa. Bagaimana dia bisa melakukan ini?     

"Bagaimana?" Sheng Nanxuan mengangkat alisnya.     

"Aku bisa turun sendiri." jawab Gong Mo.     

Gong Mo menoleh dan melihat ke tanah. Tampaknya tidak terlalu tinggi, tetapi jika ia melompat, ia bisa saja terluka. Biasanya, tidak masalah jika ia jatuh. Namun sekarang ia sedang hamil, ia tidak boleh terjatuh.     

Tiba-tiba saja kuda itu mengeluarkan suara.     

 "A..."     

Gong Mo menjerit dan memeluk leher Sheng Nanxuan. Sheng Nanxuan segera memeluk dan menghiburnya, "Jangan takut, jangan takut."     

Kuda itu mulai berputar sehingga Gong Mo merasa pusing dan berteriak, "Suruh ia berhenti."     

"Aku tidak bisa menahannya," jawab Sheng Nanxuan dengan polos.     

Gong Mo terkejut. Ia mengangkat kepala dan menggenggam kemeja Sheng Nanxuan erat-erat dengan kedua tangan untuk menstabilkan tubuhnya, "Kamu sengaja?"     

"Tidak."     

"Kamu pasti melakukannya dengan sengaja" kata Gong Mo dengan marah.     

Sheng Nanxuan memegang kendali dan kuda putih itu perlahan berhenti.     

Gong Mo memelototinya dan ingin "melompat dari kuda", tetapi ia sedikit takut, jadi ia berkata dengan keras, "Biarkan aku turun!"     

"Kamu belum menciumku."     

"Aku tidak tahu bagaimana caranya mencium."     

"Kalau begitu aku juga tidak akan membantumu turun."     

"Kamu!" Gong Mo memelototinya.     

  ...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.