Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Dia Berani Menonaktifkan Ponsel



Dia Berani Menonaktifkan Ponsel

0"Uh," Gong Mo mengangkat kepalanya dan melihat peta petunjuk stasiun di atas pintu kereta bawah tanah. Gong Mo berusaha mengingat nama stasiun yang ia tuju. Jaraknya sangat jauh dari tempat asal ia naik kereta bawah tanah. Gong Mo berdiri, "Terima kasih, saya sedikit mengantuk, saya akan segera turun."     
0

Gong Mo turun dari kereta bawah tanah dan memutuskan untuk naik kereta bawah tanah lain     

Setelah masuk ke dalam dan duduk, Gong Mo tidak tahu kemana ia akan pergi. Bukankah terlalu tak tahu malu jika ia langsung pulang? Sepertinya ia tidak punya tujuan saat pergi tanpa adanya Sheng Nanxuan.     

Tidak, Gong Mo tidak akan pernah kembali jika ia ingin hidup mandiri     

Setengah jam berlalu dan Gong Mo merasa lapar. Hanya ada dua stasiun yang berada dekat dengan rumahnya, tetapi itu pasti memerlukan waktu paling tidak 20 menit untuk kembali ke rumah, dan ia tidak tahu apakah ada makanan di rumah. Jika tidak ada makanan, ia akan kelaparan.     

Akhirnya Gong Mo memutuskan untuk berhenti di sini dan pergi untuk mengisi perutnya dulu.     

Gong Mo melihat ke layar handphonenya, sekarang sudah jam dua belas lewat. Tapi Sheng Nanxuan belum juga meneleponnya. Apakah Sheng Nanxuan pikir dengan memiliki banyak harta akan membuat Gong Mo luluh dan kembali padanya?     

Tidak, itu terlalu merendahkan.     

Gong Mo memasukkan handphone ke dalam tasnya. Begitu kereta bawah tanah berhenti, ia segera berdiri. Namun Gong Mo tidak sadar bahwa handphonenya terjatuh dari tasnya.     

Orang yang berdiri di sebelahnya melihat ponsel Gong Mo yang terjatuh dan menyadari bahwa itu adalah ponsel pengeluaran terbaru. Orang itu terlihat ragu untuk memanggil Gong Mo. Akhirnya diam-diam ia mengulurkan kakinya untuk menutupi handphone itu.     

Sheng Nanxuan meninggalkan mal dan kembali ke rumah dengan membawa banyak perlengkapan bayi.     

Sheng Nanxuan melihat bahwa Gong Mo tidak ada di rumah. Sheng Nanxuan berpikir Gong Mo akan kembali sebentar lagi, jadi ia masuk ke dalam ruang belajar tanpa terburu-buru.     

Melihat novel di atas meja yang sudah setengah diterjemahkan, ia menutup buku itu, membuangnya ke samping, menutup dokumen, dan membuka data saham miliknya.     

Huh, Sheng Nanxuan merasa tidak senang ketka melihat data saham miliknya, lebih baik ia bersenang-senang saja.     

Setelah beberapa saat, bel pintu berbunyi.     

Sheng Nanxuan mengira Gong Mo telah kembali dan segera pergi untuk membuka pintu.     

Sheng Nanxuan membuka pintu, dan melihat bahwa itu adalah koki rumah mereka.     

Raut wajah Sheng Nanxuan terlihat buruk. Ia berbalik dan berjalan masuk kembali.     

Ketika kok itu melihat Shen Nanxuan yang terlihat buruk, koki itu berjalan dengan hati-hati dan bertanya dengan cemas, "Bos, apa yang ingin Anda makan hari ini?"     

"Apa saja." Sheng Nanxuan kembali ke ruang belajar, melihat novel yang setengah diterjemahkan, mengambilnya lagi, dan memutuskan untuk menyelesaikan terjemahan terakhir.     

Satu jam kemudian, seseorang mengetuk pintu ruang belajar.     

Sheng Nanxuan mengangkat kepalanya, bibirnya sedikit berkedut, dan sorot matanya berubah menjadi lembut. Sheng Nanxuan mengira Gong Mo telah kembali.     

"Masuk." Sheng Nanxuan menjawab singkat.     

Pintu didorong terbuka dan koki berdiri di luar.     

Sheng Nanxuan melihat ke arah pintu dengan tatapan mata yang tajam, ternyata bukan Gong Mo yang mengetuk pintu. Ia merasa sudah menyia-nyiakan emosinya.     

Koki itu gemetar ketakutan melihat sorot mata Sheng Nanxuan. Dengan tergagap koki itu berkata, "Bos, nasi sudah siap."     

"Oke, keluarlah." Sheng Nanxuan menundukkan kepalanya. Setelah beberapa saat, Sheng Nanxuan mendengar suara pintu rumah ditutup dan tahu bahwa koki itu sudah pergi.     

Sheng Nanxuan berdiri dan berjalan ke ruang makan, di mana semua makanan ada di atas meja. Hidangannya sangat lengkap, masakan apapun ada. Koki itu memastikan bahwa Gong Mo mendapatkan gizi yang lengkap.     

Sheng Nanxuan duduk dan menunggu untuk beberapa saat, tetapi Gong Mo belum juga kembali. Akhirnya Sheng Nanxuan tidak bisa menahan rasa cemasnya dan mengambil handphone untuk menelepon Gong Mo.     

Alhasil..     

Suara wanita terdengar di panggilan telepon itu,"Nomor telepon yang Anda hubungi sedang tidak aktif".     

Sheng Nanxuan sangat marah hingga membanting handphonenya ke atas meja.     

Berani-beraninya me-nonaktifkan handphone! Gong Mo benar-benar berani menonaktifkan handphonenya!     

Setelah duduk selama beberapa detik, tiba-tiba ia berdiri dan berjalan menuju ruang kerja.     

Sheng Nanxuan berjalan menuju ke ruang belajarnya. Ia menyalakan printer, mencetak novel yang baru saja selesai ia terjemahkan, dan kemudian menjepitnya. Ia membalik salah satu halaman, mengambil pena, dan menggambar lingkaran pada nama seseorang dengan memberi tanda panah beserta tulisan 'ini adalah pembunuhnya'.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.