Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Bertemu Dengan Nyonya Sheng



Bertemu Dengan Nyonya Sheng

0"Ehmmm…"     
0

Nyonya Sheng menghela napas, kemudian berkata, "Bolehkah aku bertemu denganmu? Aku hanya ingin melihat Nanxuan. Tolong pahami suasana hati seorang Ibu."     

Gong Mo berpikir sejenak, kemudian ia pun bertanya, "Apakah Anda ingin saya memberitahu Nanxuan?"     

Nyonya Sheng dengan ragu-ragu berkata, "Jangan dulu. Aku tidak tahu apakah dia ingin bertemu denganku atau tidak. Ayahnya terlalu sering melakukan ini kepadanya. Dia bahkan mungkin menyalahkanku, aku akan menemuimu. Jangan katakan hal ini kepadanya. Jangan khawatir, aku tidak akan mempermalukanmu. Sebentar lagi kalian akan menikah, aku hanya ingin mengucapkan selamat pada kalian."     

"Terima kasih." Kata Gong Mo, "Nyonya Sheng... silakan tentukan waktu bertemu."     

*     

Gong Mo memasuki kedai teh dan menemukan posisi Nyonya Sheng. Saat itu Nyonya Sheng di sana sedang duduk dengan anggun, namun ekspresi wajahnya tampak sedikit ganas. Dengar-dengar ia adalah wanita yang kuat ketika masih muda.     

Gong Mo berjalan mendekati Nyonya Sheng dan berkata sambil tersenyum, "Nyonya Sheng."     

"Kenapa segan sekali?" Tanya Nyonya Sheng, "Kamu akan menikah dengan Nanxuan."     

"Eh…" Gong Mo dengan canggung mengubah kata-katanya, "Bibi."     

"Duduklah." Nyonya Sheng mengambil menu yang ada di kedai tersebut sambil tersenyum, "Lihat dulu, kamu ingin minum apa?"     

"Teh bunga saja." Gong Mo saat ini sedang hamil, sehingga ia tidak boleh minum teh biasa.     

Nyonya Sheng meminta pelayan membuatkan satu teko teh bunga untuk Gong Mo dan meminta Gong Mo untuk memesan dua jenis makanan ringan. Ketika semuanya sudah dihidangkan, Nyonya Sheng bertanya, "Apakah saat ini Nanxuan baik-baik saja?"     

"Baik."     

"Karena apa yang terjadi hari itu, kalian akan menikah?" Tanya Nyonya Sheng sambil menatap Gong Mo.     

Gong Mau terkejut sambil membawa cangkir tehnya. Ia ingin mengatakan masalah kehamilannya, ia pun meletakkan cangkirnya perlahan.     

Nyonya Sheng memandangi teh bunga yang dipegang Gong Mo itu sambil menyipitkan matanya dan bertanya, "Apakah kamu isi?"     

Seketika Gong Mo langsung terdiam saat mendengar pertanyaan dari Nyonya Sheng.     

Jika Gong Mo mengatakan tidak, tidak ada cara untuk menjelaskan mengapa Sheng Nanxuan ingin menikahi seseorang yang baru saja ditemui. Jika terjadi sesuatu, Sheng Nanxuan harus bertanggung jawab untuk itu, dan urusan pernikahan tidak perlu terlalu mendesak, maka bisa pendekatan terlebih dahulu. Jadi hanya ada satu alasan kenapa buru-buru menikah...     

Gong Mo menghela napas, kemudian ia pun mengangguk tak berdaya, lalu ia menyesap tehnya dan berkata, "Nanxuan adalah pria yang bertanggung jawab, dia bersedia menemani saya sampai melahirkan. Jika saya menggugurkannya, itu sangat merugikan bagi saya. Jadi, saya menyetujuinya."     

"Begitu ya…" Nyonya Sheng menghela napas, "Memang kesalahan yang fatal."     

Gong Mo memegang cangkir tehnya erat-erat dan berkata, "Pada kenyataannya, saya merasa sangat sulit. Bagaimanapun juga, saya pernah berpacaran dengan Donglin. Tapi percayalah, saya bukan wanita yang tidak tahu malu."     

Nyonya Sheng memegang tangan Gong Mo, lalu menepuknya perlahan. "Jangan terlalu dipikirkan. Semua sudah terjadi. Kamu memang belum berjodoh dengan Donglin. Kamu dulu belum pernah masuk ke kamar Donglin, bisa dimaafkan tindakanmu yang salah masuk kamar."     

Mata Gong Mo bergerak-gerak dan perlahan menarik kembali tangannya. Dalam benaknya Gong Mo ingin berkata, bukan karena dirinya yang salah masuk kamar! Itu karena Donglin sengaja melakukannya. Tujuan Sheng Donglin untuk menyakiti Sheng Nanxuan! Dan juga Su Mo. Su Mo benar-benar sangat membencinya dan mencoba menyakitinya.     

"Ada apa denganmu?" Nyonya Sheng memandang Gong Mo dengan cemas, "Jika ada kesulitan, katakan saja padaku. Ngomong-ngomong, Ayah Nanxuan menghentikan kartunya. Dia sekarang pasti tidak punya uang. Kalian akan menikah dan akan punya bayi. Sudah pasti membutuhkan uang yang banyak."     

Sambil bicara, Nyonya Sheng membuka tasnya dan mengeluarkan buku ceknya. Gong Mo melihatnya dan segera menghentikannya, "Bibi! Jangan!"     

"Ini untuk Nanxuan." Nyonya Sheng melambaikan tangannya dan mengisi cek, "Dia itu anakku. Kamu tidak tahu betapa khawatirnya aku dengannya. Tapi Ayahnya... Hah... aku hanya bisa menanyakan informasi tentang Nanxuan secara diam-diam. Ayahnya sangat keras kepala. Dibujuk pun tidak akan mempan. Hanya butuh waktu yang lama untuk bisa membujuk Ayahnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.