Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Hari Keberangkatan



Hari Keberangkatan

0"Tidak apa-apa. Dia tidak tega meninggalkanku." Ibu Gong tertawa dan menepuk pundak Gong Mo dengan tangannya, "Sudah, jangan menangis. Kamu sudah menikah dan sebentar lagi akan menjadi mama, tapi masih saja menangis. Apa tidak malu?"     
0

"Hiks…" Gong Mo memeluk Ibu Gong lebih erat.     

Sheng Nanxuan tahu bahwa sesuatu pasti telah terjadi di antara mereka berdua, tetapi ia tidak bertanya lebih jauh. Namun, sebenarnya ia ingin tahu, sehingga ia pun menyuruh seseorang untuk menyelidikinya.     

Beberapa hari kemudian, mereka berdua pergi ke Ibu Kota. Pada malam sebelum mereka pergi, Ibu Gong mulai menangis sejak makan malam. Setelah menangis dalam waktu cukup lama, tiba-tiba ia tertawa lagi, "Ini bukan antara hidup dan mati. Apa yang bisa aku lakukan? Haha... Nanxuan, Momo kuserahkan padamu. Kamu harus menjaganya dengan baik."     

"Jangan khawatir, Bu. Sudah pasti aku akan menjadikannya sebagai prioritas utama, setelah itu baru diriku sendiri."     

"Aku lega kamu bisa melakukannya." Ibu Gong menyeka air matanya sembari berkata, "Kalau begitu, biarkan Momo tidur denganku malam ini. Apa kamu tidak keberatan?"     

Ekspresi wajah Sheng Nanxuan tampak sedikit tidak senang, "Tentu saja, tidak masalah."     

Kemudian Ibu Gong tersenyum, "Kamu masih saja enggan, ya? Aku bisa mengerti, karena kalian pengantin baru! Oh... kalian tidak boleh melakukan itu sekarang. Aku sudah bilang, kamu…"     

"Tidak boleh melakukan itu, tetap saja ada perbedaan antara berada di dekatku dan tidak di dekatku." Ucap Sheng Nanxuan dengan polos.     

Mendengar respon Sheng Nanxuan seperti itu, Ibu Gong tidak bisa berkata apa-apa. Begitu juga dengan Gong Mo, ia tidak bisa berkata-kata, dan hanya bisa menutupi wajahnya karena malu.     

Kemudian Ibu Gong dengan gembira berkata sambil tersenyum, "Baiklah, baiklah. Perasaan kalian begitu kuat. Dengan begini, Ibu baru bisa merasa lega."     

Keesokan paginya, Fang Yang datang sambil membawa barang bawaan Gong Mo, saat itu Gong Mo dan yang lainnya masih sarapan.     

Fang Yang pun berkata, "Aku akan mencari taksi untuk kalian, lebih baik diturunkan dulu kopernya."     

Gong Mo pun bangkit dan hendak mengambil koper itu. Tiba-tiba Sheng Nanxuan berkata, "Aku saja. Makanlah." Setelah itu, ia mengeluarkan semua koper dan menyerahkannya kepada Fang Yang.     

Ketika Sheng Nanxuan dan Gong Mo berangkat, tidak ada barang bawaan lain kecuali Gong Mo yang membawa tas tangan.     

Ibu Gong tersenyum dan berkata, "Kalian santai sekali. Padahal kalian ini akan pergi jauh, tapi seperti jalan-jalan saja."     

Sheng Nanxuan berkata, "Pergi ke Ibu Kota jalan-jalan, ya? Bu, untuk kedepannya jangan berjualan lagi. Toko pakaian anak-anak itu suruh orang lain saja yang mengurusnya. Tunggu sampai Gong Mo dan aku menetap, kami akan membawamu ke sana."     

"Omong kosong apa itu…" Kata Ibu Gong, "Sudah, cepat naik mobil sana."     

Gong Mo dengan enggan menggenggam tangan Ibunya dan berkata, "Ibu... Jaga dirimu. Jika mereka mencari masalah, kamu harus segera memberitahu aku."     

"Iya, iya…"     

"Aku tahu Ibu tidak akan mengatakannya." Kata Gong Mo sambil menangis.     

Kemudian Sheng Nanxuan memegangi bahu Gong Mo, "Jangan menangis, kita nanti akan menjemput Ibu dan mengajak Ibu untuk tinggal di Ibu Kota bersama kita."     

Ibu Gong berkata, "Setelah kalian menjemputku, aku pasti akan ke sana. Berhentilah menangis, cepat naik mobil sana! Pesawat terbang tidak akan menunggu penumpangnya yang terlambat!"     

Gong Mo dengan berat hati naik ke dalam mobil. Saat mobil melaju pergi, Gong Mo membuka kaca jendela dan melambaikan tangannya kepada Ibu Gong.      

Ibu Gong juga melambai. Ketika melihat mobil itu menghilang di jalan, tiba-tiba ia merasa hidup ini tidak berarti.     

Suaminya pergi, putrinya menikah, setelah ini ia hidup seorang diri. Ia merasa kalau pasti setelah ini hidupnya akan terasa menjadi sangat membosankan.     

*     

Di Bandara Nanjiang.      

Mobil yang ditumpangi Gong Mo dan Sheng Nanxuan pun berhenti di depan terminal. Kemudian Fang Yang keluar dari samping kemudi dan berlari untuk menarik pintu belakang.     

Sheng Nanxuan turun lebih dulu, lalu ia mengulurkan tangannya untuk membantu Gong Mo turun dari mobil. Setelah Fang Yang menutup pintu bagasi, mobil pun melaju pergi.     

Tiba-tiba Gong Mo bertanya dengan curiga pada Sheng Nanxuan, "Di mana barang bawaan kita?"     

"Sudah masuk." Jawab Fang Yang, "Bagasi perlu diperiksa. Aku akan mengurusnya. Kamu pergilah dulu dengan Bo... eh... Nanxuan."     

Gong Mo menganggukkan kepalanya, kemudian Sheng Nanxuan dengan lembut memeluk punggungnya, dan mengajaknya untuk masuk ke dalam bandara. Suasana di dalam bandara saat ini sangat berisik dan penuh dengan orang. Karena sangat ramai, hingga Gong Mo tidak bisa melihat sekelilingnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.