[BL] RedBlue Academic. END✔

Merasa Canggung



Merasa Canggung

0  Perjalanan kurang lebih tiga jam menuju kediaman Alfano cukup mulus, walaupun ada beberapa kendala yang terjadi. Tapi itu semua dapat di atasi dengan cukup mudah oleh manusia bertopeng itu.    
0

  Mobil yang di kendarai Arsen tidak memasuki pintu gerbang depan kediaman Alfano. Arsen memutar mobilnya mengambil jalur belakang kediaman Alfano. Ada beberapa alasan tersendiri bagi Arsen untuk tidak memasuki gerbang depan.    

  Defian, "Kenapa tidak lewat gerbang depan?"    

  Ke empat orang itu turun dari mobil.    

  "Ada tamu yang akan tiba di depan gerbang." Kata Arsen setelah turun dari mobil.    

  Defian hanya menjawab balik dengan kata 'oh'.    

  Sesampainya di rumah besar, Mia membawa tiga lainnya ke ruang keluarga.    

  Didalam ruang keluarga, sudah terdapat Gabriel, Rian, dan para tetua, yang tengah berbicang-bincang serius.    

  Gabriel menatap Mia dan tiga lainya, "Kalian sudah tiba, ayo cepat kemari."    

  Defian duduk di ruang tamu dengan tertunduk kaku, jari jemarinya tidak henti-hentinya di remas-remas karena merasa sangat gugup. Siapa yang merasa tidak gugup, jika di hadapanmu adalah para orang tua dan para tetua keluarga. Sebuah persidangan keluarga yang membuat gugup.    

  "Kenapa Defian menyembunyikan hal sebesar ini dari kami semua, " Gabriel menatap menantunya yang sudah tertunduk kaku di sofa.    

  "Maaf." Hanya itu yang bisa di katakan Defian pada Ayah Sebastin.    

  "jangan terlalu gugup dan takut. Ayah tidak akan menyalahkanmu. Tapi lain kali, jika terjadi sesuatu, jangan sungkan untuk menceritakan kepada Ayah, ibu, atau kedua orang tua Defian sendiri." Ucap Gabriel.    

  Nenek, "Dan ceritakan juga kepada Kakek dan Nenek."    

  Defian menceritakan kronologi kejadian yang di alaminya kurang lebih sebulan ini kepada para orang tua dan tetua keluarga.    

  Begitu juga dengan Ayah Sebastin. Gambriel menceritakan semua kejanggalan yang di alami Sebastin pada menantunya, agar tidak terjadi kesalah pahaman Defian pada Sebastin.    

  "Pergilah temui dia. Dia sudah menunggumu di atas." Ucap Kakek Sebastin.    

  Defian menganggukan kepalanya, kemudian berdiri dari duduknya, dan berjalan pergi menuju lantai dua.    

  Para orang tua dan tetua keluarga mulai berbincang-bincang kembali.    

  Mia, "Sejak kapan anak kita Sebastin terkena sihir Pencucian otak dan Pemikat?"    

  Gabriel, "Kemungkinan pada saat pertemuan makan malam sebulan yang lalu. Aku menduga, sihir itu mulai menyerangnya pada saat Mika mengungkit masa lalunya."    

  "Ayah pikir, sihir itu sudah menyerang Sebastin sejak pertama kali dia bertemu dengan Mika." Tutur Alfano.    

  Semua orang yang berada di ruang keluarga menatap Alfano penuh tanya.    

  "Itu hanya pikiran Ayah saja." Ucap Alfano, kemudian meminum teh yang telah di siapkan di atas meja.    

  Semua orang, "..."    

  Didepan pintu kamar Sebastin, Defian berdiri khawatir antara masuk dan tidaknya di dalam kamar. Defian menghembuskan napasnya dan membuka pintu kamar. Dalam kamar, Sebastin sedang duduk di tempat tidur sambil memijat kepalanya dan di temani sang kakak Levandi yang kini tengah duduk di dekat sang adik.    

  Kedua pria yang berada di dalam kamar tersebut menghentikan percakapan mereka dan mengalihkan pandangan ke arah pintu kamar yang baru saja dibuka.    

  Defian tersenyum ke arah Sebastin dan Levandi.    

  Levandi menepuk bahu adiknya, "Aku akan pergi."    

  Levandi tersenyum pada Defian dan kemudian keluar dari kamar.    

  Setelah kakak Sebastin keluar dari kamar, Defian tiba-tiba saja merasa sangat canggung. Sedangkan sang suami telah berdiri dari tempat tidur dan ingin menghampiri istrinya. Namun seperti halnya yang dirasakan Defian, 'sangat canggung'.     

  Defian maju mendekati Sebastin, "Apa kamu sudah baikan?"    

  'Hey, pertanyaan macam apa yang baru saja aku katakan!'. Pikir Defian pada dirinya sendiri.    

  Sebastin, "Sudah baikan."    

  Defian sangat gugup, apa yang dia rasakan saat ini, seperti pertama kalinya dia bertemu dan bertatapan langsung dengan Sebastin. Defian menunduk dan menatap sepatu miliknya sendiri, terkadang sesekali dia menendang-nendang kecil.     

  "Ah itu benar, Ayah mengatakan bahwa kamu sudah sadar." Defian mengangkat kepalanya menatap Sebastin, "Boleh aku memelukmu?"    

  Sebastin menganggukan kepalanya, "Tentu saja boleh." Dan Sebastin pun yang berjalan lebih dulu menghampiri Defian, dan memeluknya erat.    

  "Maafkan aku, maafkan aku." Ucap Sebastin dengan mata yang sudah memerah karena menahan air matanya, dan sesekali Sebastin mencium puncak kepala Defian.    

  Defian memukul pelan dada bidang sang suami, "Seharusnya kamu lebih berhati-hati. Dan aku berpikir kamu benar-benar tidak lagi menyukaiku." Ucap Defian dengan tangisan.    

  Sebastin menggelengkan kepalanya mendengar kata-kata Defian, "Tidak. Aku benar-benar sangat menyukaimu."    

  Sebastin memegang kedua pipi Defian, mengarahkan wajah Defian untuk menatapnya, "Aku sama sekali tidak membencimu, bahkan aku selalu mengatakan dalam mimpimu berulang kali, bahwa aku sangat mencintaimu."    

  Defian, "Eh?"    

  Sebastin, "...."    

  "Jangan katakan padaku, jika kamu sama sekali tidak menyadari kode mimpi yang aku berikan padamu!"    

  Defian tersenyum kaku, dan menggeleng kepalanya.    

  "Apa itu benar-benar nyata?"    

  "Tentu saja itu benar-benar nyata."    

  Defian menatap Sebastin lekat, dan sedikit asal berbicara, "Kamu penyihir?"    

  Sebastin menatap Defian, dan menundukan kepalanya untuk berbisik pelan di telinga Defian, "Keluarga Alfano adalah keluarga penyihir."    

  Defian membulatkan matanya karena terkejut, "Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya? Oh tunggu dulu, " Defian sedikit berpikir, "seminggu sebelum kamu membawaku ke tanah Red, dimana kamu menggendongku di depan banyak orang ... Dan ... Sebelum itu aku bermimpi tentang berhubungan seks dengan seseorang, apa itu juga kode yang kamu berikan padaku?"     

  Sebastin menganggukan kepalanya, "Aku memberi mimpi itu padamu, agar kamu bisa lebih siap jika bertemu denganku nanti."    

  "Aku sama sekali tidak menyadarinya." Tutur Defian.    

  Sebastin terkeke, dan kemudian membawa Defian kedalam pelukannya.    

  Pasangan yang sudah sebulan ini tidak bertemu, kini tengah duduk berhadapan di tempat tidur.    

  "Apa kamu bisa mengingat kejadian sebulan ini?"    

  "Hmm, aku mengingatnya." Ucap Sebastin sambil menarik Defian di sampingnya.    

  "Apa kamu sudah tidur dengannya?"    

  Sebastin menggeleng kepalanya, "Tidak."    

  "Kenapa? Bukannya sihir itu membuat orang yang mengalaminya menjadi boneka hidup yang penurut?!"    

  "Itu benar. Tapi tubuhku menolak untuk tidur dengannya."    

  Defian menatap Sebastin, "Kenapa bisa?"    

  "Karena tubuh ini hanya milikmu." Ucap Sebastin sambil membaringkan Defian ke tempat tidur.    

  "Sebastin, apa ka–kamu ingin me–meniduriku?" Kata Defian gugup.    

  Sebastin menaruh kedua tanganya di sisi kepala Defian, ia menurunkan kepalanya dan berbisik serak di telinga istrinya itu, "Rencana,"    

  Sring... Sring... Sring...    

  Mendengar suara rantai, kini membuat Defian terkesiap.    

  "Sebastin," Panggil Defian panik.    

  "Mereka tiba." Ucap Sebastin dengan wajah serius. Sebastin mencium dahi istrinya, guna menenangkannya.    

  Mereka berdua dudu kembali di tempat tidur.    

  "Sipa yang datang?"    

  "Keluarga Mika." Ucap Sebastin dingin.    

  Ada beberapa penjelasan tambahan mengenai sihir pencucian otak dan pemikat.    

  Biasanya sihir di kalangan masyarakat akan di sebut sebagai Do'a-do'a, guna-guna, pelet, dan masih banyak lagi.    

  Sihir pencucian otak dan pemikat, biasanya mudah menyerang orang-orang yang memiliki pikiran kosong, atau juga orang-orang yang sedang kebingungan, dan orang-orang yang terlambat merespon akan sesuatu hal, dalam artian sedang lengah.    

  Namun tidak selamanya sihir pencucian otak dan pemikat dapat mengikat seseorang. Ada juga beberapa orang yang lebih dulu menyadari, dan ada juga beberapa orang yang baru saja menyadari setelah terkena sihir tersebut. Biasanya orang-orang yang baru saja menyadari setelah terkena sihir tersebut, akan melawannya dengan menguatkan keteguhan hatinya agar tidak terlalu masuk atau jatuh terlalu dalam pada pesona si pemberi sihir. Jujur saja, hal itu sangat sulit untuk di hindari, karena seluruh pikirannya telah dikuasai dan di ambil alih oleh sihir tersebut. Namun bagi seseorang yang memiliki tekat yang kuat untuk menghindarinya, percaya, jika hal itu pasti akan membawakan hasil.    

  Selain sihir pencucian otak dan pemikat, ada beberapa jenis sihir yang memiliki kegunaan sama.    

  Sihir Kama'asi, atau biasa dikenal dengan Do'a Kama'asi. Do'a ini biasa di gunakan seseorang untuk seorang guru atau Dosen pembimbing yang sangat kiler, agar orang-orang kiler tersebut dapat baik dan sayang kepada si pemberi sihir. Do'a ini juga biasa di gunakan masyarakat, dalam membantu suatu hubungan rumah tangga yang cukup berantakan dan hampir pada ambang perceraian. Dan masih banyak kegunaan lainya yang dimiliki do'a tersebut.    

  (Sedikit info : Mungkin Do'a Kama'asi bagi beberapa pembaja tidak lagi asing mendengarnya.)    

  Ada juga sihir yang dapat menyeret seorang pria datang ke rumahmu, walaupun seberapa jauh pria tersebut berada. Bahkan menyebrang lautan sekalipun.     

  Akan tetapi sihir ini hanya di miliki beberapa tetua (orang yang lebih tua) saja, dan tidak diberikan pada orang-orang yang memiliki usia lebih mudah. Karena itu sangat fatal jika diberikan pada sembarang orang.    

  Yang terakhir, sihir yang menggunakan bulu mata seseorang. Sihir ini hampir sama dengan sihir pencucian otak dan pemikat. Namun perbedaannya, sihir ini sangat kuat dan ampuh jika menyerang seseorang.    

  Orang-orang yang telah terkena sihir tersebut, akan membenci, dan melupakan keluarganya sendiri, bahkan sama sekali tidak ingin dan sudi bertemu keluarganya atau orang tuannya sendiri. Sihir ini membuat si penderita menjadi bodoh dan sangat penurut pada si pemberi sihir. Bahkan si pemberi sihir menyuruhmu untuk bunuh diri, kamu pasti akan melakukannya tanpa berpikir panjang.     

  Sihir ini juga dapat merubah kepribadian seseorang jauh lebih parah dari pada sihir pencucian otak dan pemikat.    

  Dari semua sihir yang di jelaskan, hanya sihir yang menggunakan bulu mata inilah yang sangat-sangat sulit untuk di sembuhkan atau di tangani. Karena sihir ini di tanam pada bulu mata si penerima sihir.    

  Bersambung ...    

  Selesai pengetikan padata hari–    

  Minggu, 12 Januari 2020.    

  ___________________    

  Masih banyak kekuarangan pada pengetikan di atas.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.