[BL] RedBlue Academic. END✔

Cincin Penghancur (2)



Cincin Penghancur (2)

  "Yah, Kakek benar, ini adalah cincin penghancur milik keluarga Alberth. Apa kalian semua terkejut?!" Ucap Mika sombong.    

  Cincin asap hijau itu adalah cincin penghancur milik jendral dua bernama Alberth pada masa kekaisaran terdahulu. Bentuk asli cincin hijau tersebut adalah sebuah pedang samurai dengan pegangan dan sarung pedang berwarna hijau. Dibagian pegangan pedang samurai hijau tersebut dilingkari sebuah rantai berukuran sangat kecil, dan dihiasi dua lonceng emas di area rantai tersebut.    

  (Sekedar info : 'Lonceng'. Bola-bola kecil yang memiliki bunyi ketika ter ayun. Biasanya terdapat di leher kucing)     

  Namun, sejak kematian jendral dua Alberth, lonceng beserta rantai yang melingkari pegangan pedang tersebut telah menghilang entah kemana. Padahal benda tersebut adalah benda keberuntungan yang di miliki Alberth pada masa itu.    

  Cincin hijau penghancur itu kini diwariskan dan di pegang oleh Sarfan Alberth yang merupakan anak sulung dari keluarga Alberth. Namun yang menjadi pertannyaan bagi Alfano saat ini adalah, bagaimana bisa cincin tersebut berada di tangan Mika(!?) Sedangkan Sarfan Alberth, pria berusia 27 tahun dan berdarah campuran itu sama sekali tidak memiliki niat untuk menikah dan lebih memilih untuk sendiri.    

  Kembali lagi pada kediaman Alfano.    

  Saat ini kediaman Alfano telah berantakan dikarenakan ulah Mika yang bertubi-tubi menyerang keluarga tersebut.    

  "Sayang cepat kembali ke kamar bersama Nenek." Perintah Sebastin pada Defian.    

  Dan Defian hanya mengikuti apa yang di minta suaminya itu.    

  Defian berlari bersama Nenek Sebastin.    

  "KAMU PIKIR BISA LARI BEGITU SAJA DARIKU DEFIAN...!!!!" Teriak Mika murka.    

  Gabriel berlari menuju keruang tamu.    

  "Ayah cepat pergi dari tempat ini, biar Gabriel dan Sebastin yang mengurusnya."    

  Mika terus tidak henti-hentinya menyerang Defian, namun tindakannya selalu berhasil ditangani dan di halangi oleh Chain yang kini telah merubah bentuknya menjadi manusia bertopeng.    

  Maya hanya terdiam membatu melihat tingkah anaknya yang sudah di luar batas. Apa yang bisa Maya lakukan dengan itu(?) Menahannya atau menyuruh Mika untuk tenang(!) Tentu saja tidak bisa.    

  Cincin hijau penghancur itu telah merasuki dan menguasai tubuhnya. Jiwa marahnya sama sekali tidak bisa lagi ditahan hanya sekedar dengan kata-kata.    

  Mika mengejar Defian yang kini sedang berlari menuju lantai dua.    

  "Nenek, sebaiknya jangan mengikutiku." Ucap Defian yang kini telah berbelok arah keluar rumah besar Alfano.    

  Keluarnya Defian dari kediaman Alfano di ikuti Mika dan Sebastin beserta Gabriel.    

  Defian, "Chain kita mau kemana?"    

  "Ke gerbang utama tuan Defian. Aku merasakan kedatangan Sarfan Alberth di gerbang utama." Jelas Chain yang berlari mengekori Defian.    

  "Siapa itu Sarfan Alberth?" Ucap Defian ngos-ngosan.    

  "Nanti tuan Defian akan tahu sendiri."    

  Mika terbang di udara seperti hantu yang sedang bergentayangan di malam hari, aurah asap hijau telah mengerumuni dirinya, bahkan mata yang awalnya berwarna putih coklat, kini telah berubah menjadi warna hijau keseluruan. Sangat menakutkan jika di lihat di malam hari, tidak lupa juga dengan dihiasi bulan purnama di atas sana.    

  Sebuah benda tajam berwarna hijau seperti runcing muncul dari bawah tanah menyerang kaki Defian secara bertubi-tubi.    

  Chain merubah bentuknya menjadi segumpal besar asap hitam dan membawa terbang Defian sedikit ke atas agar dapat menghindari ribuan benda tajam yang sudah muncul dari bawah tanah.    

  Sebastin beserta Ayahnya menghancurkan ribuan benda tajam tersebut dan membuat benda tajam tersebut hangus seperti debu.    

  Benda tajam yang muncul dari dalam tanah tersebut sangatlah beracun, jika tergores sedikit di tubuh kita, maka dampak yang akan ditimbulkan persekian detik di tubuh kita adalah rasa panas terbakar, melepuh, membusuk, dan membuat tubuh yang terkena racun tersebut memeleleh seperti plastik terbakar.    

  Sungguh sangat mengerikan.    

  Merasa terganggu dengan apa yang dilakukan Sebastin dan Ayahnya, kini membuat Mika berbalik arah menyerang mereka dengan cara membangun sebuah pagar besi raksasa untuk mengurung kedua orang tersebut. Pagar tersebut di selimuti asap hijau yang dapat menghilangkan kemampuan Magic seseorang.    

  Sebastin, "Sial."    

  Gabriel, "Jangan menyentuh besinya."    

  "Ayah, bagaimana dengan Defian sekarang!!" Ucap Sebastin panik.    

  "Serahkan saja semuannya pada Chain."    

  "Tapi Chain hanya cincin ikatan, manamungkin bisa melawan cincin penghancur milik keluarga Alberth yang notabennya adalah sebuah cincing perang."    

  "Jangan meremehkan Chain penjagamu."    

  Kembali lagi ke Defian dan Chain.    

  Seorang pria bertubuh tinggi dengan raut wajah marahnya kini sedang berdiri tegak sekitat 20 meter di depan gerbang keluarga Alfano.    

  Pria tersebut menjentikan jarinya.    

  Dan aktifitas penyerangan Mika terhadap Defianpun terhenti. Hal itu membuat Mika terjatuh ke tanah.    

  Cincin hijau yang berada di jari Mika ditarik keluar dan hinggap memasuki kotak cincin hijau yang dipegang pria tersebut.     

  Pagar besi yang memenjarakan Gabriel dan Sebastin tiba-tiba saja menghilang dari lokasi kejadian.    

  "Apa yang terjadi?" Ucap Sebastin bingung.    

  "Ayah juga tidak tahu. Sebaiknya kita mencari keberadaan Defian."    

  Chain menurunkan Defian di samping pria tersebut. Chain mengubah bentuknya kembali menjadi manusia.    

  "Malam tuan Sarfan." Ucap Chain dengan hormat.    

  "Malam."    

  Defian, "..." Pria ini lebih mengintimidasi dari pada Sebastin.    

  Pria yang bernama Sarfan tersebut menatap Defian dari ujung kaki sampai ujung rambut.    

  Defian, "..."    

  "Istri Sebastin?!" Tanya Sarfan Alberth dengan penuh selediki.    

  Defian menganggukan kepalanya berkali-kali.    

  Sarfan menatap area perut Defian yang terbalut kaos merah.     

  "Sedang mengandung." Guman Sarfan pelan.    

  Sarfan melihat ke arah Mika yang berusaha bangun dari kejatuhannya barusan.    

  Mika terduduk di atas tanah, dan menatap ke arah depannya.     

  Melihat orang yang berdiri di depannya saat ini sontak membuat Mika membulatkan kedua matannya.    

  "Kamu melakukan pelanggaran dengan mencuri cincin miliku." Ucap Sarfan dengan ekspresi datarnya.    

  "Milikmu~" Mika tertawa terbahak-bahak, "Tapi cincin itu juga adalah miliku, cincin hijau itu telah memilihku sebagai pasanganmu, tuan Sarfan Alberth~ apa kamu sudah melupakannya, ha~"    

  "Tentu saja tidak."    

  "Defian, " Sebastin berlari menuju istrinya, "Apa kamu baik-baik saja? Katakan padaku di bagian mana yang luka, di bagian mana, ayo katakan sayang." Ucap Sebastin sambil membolak balik tubuh Defian.    

  "Aku, aku baik-baik saja."    

  Sebastin menarik Defian kedalam pelukannya, "Syukurlah,"    

  "Sebastin." Panggil Mika.    

  Namun panggilan tersebut sama sekali tidak di gubris oleh Sebastin.    

  "Apa ada yang menungguku?!" Terdengar suara seseorang sekitar tiga meter di belakang Sarfan Alberth.    

  Semua orang yang berada di lokasi menoleh ke belakang.    

  Seorang pria tampan dengan penampilan bagaikan model papan atas tersebut menatap orang-orang yang berada di depannya dengan penuh senyum ceria.    

  Sarfan, "Kamu sangat terlambat, Ran."    

  "Maaf, aku memiliki beberapa kendala. Jadi siapa yang harus dijatuhkan hukuman?"    

  Sarfan Alberth memberi kode pada Ran menggunakan matanya, bahwa orang yang akan di beri hukuman adalah Mika.    

  Ran menganggukan kepalanya, dan tersenyum, "Ternyata calon istrimu."    

  Wajah Sarfan menjadi lebih dingin ketika mendengar ucapan dari Ran yang merupakan tetangga rumahnya itu.    

  "Oh, O–ok."    

  Ran mengibas tangannya ke depan, dan munculah gumpalan asap putih. Asap putih tersebut berjalan ke arah Mika.    

  "Tidak. Apa yang kamu lakukan! Aku sama sekali tidak membuat kesalahan." Teriak Mika panik.    

  "Jelaskannya entar di meja sidang ajayah~" Ucap Ran sambil tersenyum ramah.    

  Asap putih tersebut mengelilingi Mika dan beberapa detik kemudian asap tersebut menghilang bersamaan dengan Mika.    

  Defian, "..." ( ° 0 ° ) Sihir memang sangat luar biasa.    

  "Ok, Tugasku selesai. Baiklah, kak Sarfan, paman Gabriel, Sebastin dan istri manisnya. Sampai ketemu lagi di lain hari." Kata Ran dan kemudian pergi dari lokasi kejadian dengan menggunakan Lamborjini putih miliknya.    

  Sarfan, "Maaf telah membuat kekacauan di kediaman Alfano,"    

  Gabriel tersenyum dan mengatakan, "Sama sekali bukan masalah bagi kami... yang jadi masalah adalah kapan kamu akan menikah?"    

  "Sampai aku bertemu dengan pria semanis menantumu."     

  "Kamu sama sekali belum berubah, masih menyukai seorang pria."    

  Sarfan tersenyum kecil, "Apa yang bisa aku lakukan, jika sedari lahir aku sudah menyukai seorang pria."    

  Gabriel menepuk-nepuk bahu Sarfan Alberth, "Turunkan sedikit tipe pria idamanmu, kalau kamu masih bertahan dengan tipe seperti itu. Aku menjamin 100% kamu tidak akan menemukannya."    

  Ungkapan Gabriel hanya dibawah senyum ramah oleh Sarfan.    

  .    

  Bersambung ...    

  Selesai pengetikan pada hari–    

  Senin, 20 Januari 2020


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.