[BL] RedBlue Academic. END✔

Kata yang Mengejutkan Defian



Kata yang Mengejutkan Defian

0  Ran Alfarizi.    
0

  Ran Alfarizi, pria yang datang untuk membawa Mika dari lokasi kejadian, dimana Mika telah membuat kerusakan yang cukup parah dikediaman Alfano. Ran Alfarizi adalah pemegang cincin emas putih yang dibagian daerah tengah cincin di lingkari emas kuning dan beberapa taburan berlian kecil di sekeliling cincin.    

  Cincin tersebut di miliki oleh seorang pria yang merupakan orang kepercayaan Kaisar sekaligus salah satu tangan kanan Kaisar, yang bertugas di bagian penjara kekaisaran dan eksekusi. Bentuk asli dari cincin tersebut adalah sebuah kipas cantik berwarna putih dengan hiasan gambar bunga sakura dan burung api.    

  Arti dari gambar yang berada di kipas tersebut adalah keindahan dan kecantikan yang menawan. Namun memiliki jiwa dan semangat seperti api.    

  Namun, ada beberapa rumor yang beredar di zaman Kekaisaran terdahulu, bahwa salah satu tangan kanan kaisar yang bernama Alian adalah seorang pria yang sangat cantik dan menawan, namun di balik kecantikannya terdapat jiwa yang sangat tegas serta kejam.    

  Kembali lagi ke kediaman Alfano.    

  Kekacawan yang terjadi di rumah besar kini telah di bereskan dan di rapikan kembali oleh Sarfan Alberth beserta Sebastin dan Ayahnya hanya dalam beberapa menit saja. Sedangkan Maya, telah kembali pulang bersama dengan Sarfan Alberth.     

  Para keluarga telah berkumpul kembali di ruang keluarga.    

  Alfano, "Bagaimana dengan arwah-arwah yang dilepaskan Mika di rumah?"    

  Arsen, "Sudah di atasi."    

  Alfano mengangguk-anggukan kepalanya.    

  Di sisi lain. Sebastin tidak henti-hentinya memeluk istrinya dan mengusap sayang puncak kepala Defian.    

  "Mengantuk?" Tanya Sebastin pada Defian.    

  Defian, "Hmm"    

  Sebastinpun meminta izin untuk kembali ke kamar tidur lebih dulu.    

  Didalam kamar tidur, Defian dan Sebastin berbaring saling berhadapan.    

  Defian, "Kenapa kamu terus melihatku?"    

  "Apa itu salah!?"    

  "Sama sekali tidak."    

  Defian membalik posisi tidurnya menjadi membelakangi Sebastin, dan Sebastin meraih istrinya, memeluknya dari belakang. Sebastin memasukan tangan kiri miliknya ke dalam baju kaos Defian dan mengelus perut milik istrinya dengan penuh kasih sayang.    

  "Defian"    

  "Hmm"    

  "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."     

  "Apa yang ingin kamu katakan," Defian mengelus tangan Sebastin yang berada di perutnya.    

  "Saat ini kamu sedang hamil tiga bulan." Ucap Sebastin langsung tanpa adanya basa basi terlebih dahulu.    

  Defian, "..."    

  Defian mengerutkan keningnya, rasa mengantuknya tiba-tiba saja menghilang dalam sekejab. Defian mengubah posisi tidurnya berhadapan dengan Suaminya, ekspresinya terlihat sangat kebingungan.    

  "Aku hamil? Dan .. sudah tiga bulan? Bercandamu terlalu berlebihan."    

  "Aku tidak bercanda." Ucap Sebastin serius.    

  Melihat ekspresi suaminya yang terlihat sangat serius dan tidak main-main dengan ucapannya, membuat Defian sedikit percaya.    

  "Ta–tapi, ba–bagaimana bisa?"    

  Sebastin tersenyum jahil dan berkata, "Karena suamimu luar biasa."    

  Defian, "..."    

  "Aku serius Sebastin"    

  Sebastin membawa Defian kedalam pelukannya, "Aku juga mengatakannya dengan serius sayang."    

  Defian, "...":expressionless_face:    

  "Tapi aku bukan dari ras serigala yang memiliki darah Omega, seperti yang Akemi dan Firaz katakan."    

  Sebastin, "..."    

  "Tapi aku, aku benar-benar hamilyah?!" Kata Defian dengan wajah berseri-seri. Refleks dia langsung memegang perutnya yang sudah sedikit membesar di daerah atas mons pubisnya.    

  "Perutku sedikit membesar. Aku pikir ini karena terlalu banyak makan. Tapi ini benarkan? bukan bercanda?!" Tanya Defian kembali.    

  "Tentu saja itu benar ... Yasudah, sekarang sudah larut malam. Ayo tidur."    

  "Aku tidak lagi mengantuk."    

  "Kalau begitu ayo lakukan olahraga ranjang, agar kamu kelelahan dan tertidur." Ucap Sebastin.    

  Defian, " :flushed_face: Tidak perlu. Aku akan tidur."    

  Ke esokan harinya. Sekitar jam 9 pagi, kedua orangtua Defian kembali lebih dulu untuk mengurus beberapa bisnis mereka. Begitu juga dengan Mia, Gabriel, Arsen dan Levandi. Sedangkan Defian masih berbaring nyaman di ranjang empuknya, dan di temani Sebastin di sampingnya.    

  Beberapa saat kemudian, ponsel Defian berbunyi dan langsung di angkat Defian.    

  "Hallo Akemi"    

  "..."    

  "Kalian tidak jadi kemari, kenapa?"    

  "..."    

  "Oh, aku pikir apaan. Ok, sampai ketemu lagi di sekolah." Defian menutup panggilan di ponselnya dan menatap Sebastin yang sedang asik membaca buku.    

  "Sebastin, aku baru sadar"    

  Sebastin menatap Defian.    

  "Aku baru sadar, kalau aku ini masih sekolah.. dan kamu sudah membuatku hamil. Kamu harus tanggung jawab." Tuntut Defian.    

  Sebastin menaikan sebelah alisnya, "Tanggung jawab seperti apa?"    

  "Kamu harus menikahiku."    

  "Kita sudah menikah sayang."    

  "Oh ia, benar juga... Tapi belum resmi."    

  "Sudah resmi sayang. Nama kita sudah terdaftar di pemerintahan sebagai pasangan suami istri. Aku juga sudah membuat dan mengambil buku nikah kita di KUA. Tapi aku lupa meminta tanda tanganmu di buku nikah."    

  Defian, "..."    

  "Aku sudah mengatur cuti sekolahmu. Tiga bulan lagi ulangan semester kenaikan kelas, dan setelah selesai ulangan semester untuk kenaikan kelas kamu akan berhenti sekolah untuk sementara waktu, dan seminggu setelah cuti sekolahmu, kita akan menggelarkan acara/pesta pernikahan kita."    

  Defian, "..." ( ° - ° ) Sudah di rencanakan dengan sangat matang.    

  .    

  Bersambung ...    

  Selasa, 21 Januari 2020


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.