Broken Life , Broken Heart

kekonyolan



kekonyolan

0Izzypun pergi untuk mengajar.     
0

Aku masih terdiam di depan teras, entah kenapa biasanya aku mengantuk, tapi kali ini aku masih segar     

Apa aku akan jadi anak yang durhaka karena memanfaatkan ayahku? Tapi ini balasan untuknya karena sudah bersikap kasar padaku dan menelantarkan ku begitu saja. Jadi ini bukan salahku     

Saat berada di depannya hanyalah kebencian yang aku rasakan.     

Dia sudah tua, tetapi dia masih bermain perempuan.     

Apa dia tidak sadar kalau aku anaknya juga perempuan.     

Aku akan memberinya sedikit pelajaran.     

Tapi sekarang bukan saatnya aku memberitahu nya siapa aku sebenarnya. Banyak pr yang harus aku kerjakan untuk bisa berbahagia .. Banyak uang yang harus aku dapatkan untuk mencapai itu semua     

Akupun berjalan menuju kamar dan mencoba menghitung kembali uang yang aku kumpulkan.     

" aku harus mengejar target lebih rajin lagi. Supaya aku bisa menyimpan lebih banyak uang dan aku akan dengan cepat berhenti kerja disana. Lebih baik bisnis dari rumah saja bersama izzy " ucapku sendiri     

___________     

Dua hari telah berlalu, aku dan izzy pun ingin melihat rumah yang jual oleh teman nya. Oh iya motor kami sudah tiba, jadi kita tidak harus meminjam motor riana lagi     

Izzy ia terlihat sangat bersemangat sekali , akupun senang melihatnya.     

" kamu udah ngasih tahu temen kamu kalau kita mau kesana? "     

" udah. Ini aku lagi chat dia. "     

" oh iya udah. Aku nunggu di teras ya. "     

" iya "     

Akupun duduk di teras dan membuka handphone izzy, dia baru memberi kan hape nya hari ini padaku..     

Akupun melihat isi galerinya, dan ternyata ia sering memotret dirinya dengan aku yang tidak pernah aku sadari. aku juga malihat banyak nya foto konyol yang ia ambil saat sendiri atau dengan murid murid nya     

Akupun menjadikan salah satu foto konyolnya sebagai wallpaper di hape ku. Itu terlihat menggemaskan bagiku     

" rharha. "     

" ya sayang? " jawabku dengan senyum     

" kamu kenapa senyam senyum? "     

" gak... Mau berangkat sekarang? "     

" iya.. Sekarang aja. Takut kalau kesorean nanti hujan "     

" ya udah.. Hayu "     

Aku dan izzy pun pergi, saat sampai di tempat yang di tuju , kami berdua turun dan menghampiri teman izzy yang sudah menunggu di depan pagar rumah     

" maaf lama ya. Tadi macet " ucap izzy pada temannya itu     

" ya gak apa apa santai aja. "     

Kita berdua pun di persilahkan masuk kedalam .     

" disini barang barangnya sudah di kosongin. Jadi gak ada kursi. "     

" hehe iya gak apa apa. "     

" mau duduk dulu atau mau langsung lihat lihat ? "     

" langsung lihat lihat aja. Biar cepet. Hehe "     

" aku nunggu di depan ya.. " ucapku pada izzy     

" iya.. "     

Izzy dan temannya pun mulai berkeliling, akupun berjalan ke depan rumah, melihat kesekeliling bagaimana lingkungan di sekitar     

Suasana nya tidak sepi, tapi tidak begitu ramai juga.     

Aku melihat halaman depan, memperkirakan apakah tempat ini akan cocok untuk dipakai berbisnis kelak.     

Rumah ini memang tidak terlalu besar, cukup untuk di huni dua orang.     

Didalam terdapat dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur dan juga ruang tamu     

Hanya satu lantai     

Aku sedikit menyukai tempat ini.tapi bagaimana pun Keputusannya ada di izzy     

Saat izzy kembali, ia menanyakan kepadaku     

" gimana? Suka gak sama tempatnya? "     

" suka.. "     

" aku juga suka.. "     

" jadi ? "     

" kita disini saja... "     

" ya "     

Lalu izzypun kembali mengobrol dengan temannya dan menego harga agar bisa ia cicil, dan temannya pun luluh dengan tawaran izzy     

" emang rumah kamu kenapa? Kok mau pindah? " tanya temannya     

" ya.. Pengen suasana baru aja "     

"Oh. Tapi nanti suami sama anak ikut tinggal juga disini? "     

Izzy pun melirik ke arahku     

Aku lupa tidak semua orang tahu hubungan ku dan izzy, dan juga status izzy yang sebenarnya sudah lama berpisah     

Izzy pun tersenyum pada temannya     

Lalu temannya izzy mengeluarkan surat surat didalam map , dan ada juga surat perjanjian, mencegah hal hal yang tidak diinginkan, lalu setelah mereka menyepakati harga yang cocok, mereka menulisnya di dalam surat itu untuk ijab kabul pembelian rumah dan juga tanah nya     

Aku pun mengeluarkan uang untuk dp awal dan memberikannya     

Izzy, ia terus terusan menatap ke arahku, membuatku salah tingkah     

" ini adik atau sodara kamu? " tanya teman izzy     

" saya adiknya " Jawabku dengan seramah mungkin     

" oh. Pantesan. "     

Pantesan? Apa maksud nya itu?     

" jangan sampai ikut sama kaka terus ya. Apalagi serumah. Kaka kamu kan sudah berkeluarga. Gak baik adik kaka tinggal satu atap sama yang sudah menikah. Mencegah lebih baik dari pada mengobati . Iya kan? " ucap teman izzy tanpa jeda     

Sejujurnya aku ingin tertawa mendengarnya     

" wah... Benarkah adik kaka tidak boleh tinggal satu atap? Memangnya apa yang akan terjadi ka? " tanyaku dengan antusias     

" zaman sekarang banyak kejadian. Tapi amit amit ya. Yang menjadi pelakor itu tidak harus orang lain tapi bisa jadi orang terdekat.. "     

Akupun sedikit tercengang mendengar temannya izzy mengucapkan itu     

" ohh. Begitu ya? Ckck " jawabku     

" iya. Saya hanya mengingatkan ya.. Tidak bermaksud menuduh "     

" iya.. Tidak apa apa.. "     

Izzy melihat terus ke arahku dengan kesal.     

"Oh iya kamu belum menikah? " celetuk teman izzy lagi padaku     

" belum " jawabku     

" kenapa belum? Aku lihat kamu sudah cukup umur. Makannya cepat cari pacar. Terus menikah. Nanti jadi perawan tua .. "     

Ya tuhan frontal sekali, rasanya aku ingin menyumpal mulutnya itu..     

" iya. Hehe " jawabku sesantai mungkin     

" nanti aku kenalin deh sama temen aku, dia masih lajang, pasti cocok sama kamu "     

" yulinar.. " izzy memanggil nama temannya itu dengan kesal     

"Kenapa aku bener kok "     

" tapi itu bukan urusan kamu. "     

" kamu emang gak khawatir sama dia? Adik kamu udah berumur gitu belum nikah nikah.. "     

Izzypun terdiam     

Aku menatap izzy, ia sudah terlihat sangat marah,     

Aku harus mengakhiri suasana tidak enak ini     

" sekarang udah mau sore. Takut hujan . Kita pulang aja gimana? Udah bereskan semuanya? "     

" kamu kenapa izzy ih kok jadi bete gitu? " tanya yulinar     

" lain kali jaga ucapan kamu.. Kamu memang temen aku, tapi gak sepantasnya kamu bicara kayak gitu. "     

" iya iya. Galak amat.. Aku kan cuma ngasih tahu adik kamu "     

Izzypun mengeluh     

" udah.. Jangan lupa masukin tas berkas berkas nya " ucapku     

" jangan marah dong izzy." Rayu yulinar     

" iya gak.. "     

" nah gitu dong... Masa sama temen gitu "     

Izzypun tersenyum dengan di paksakan.     

" oh iya nama kamu siapa? "     

" rharha "     

" boleh minta no kamu gak? Biar gampang nanti kalau aku mau ngabarin yang tadi "     

Akupun menatap izzy,     

" hubungin aja no ka izzy. Aku gak punya hape. Kebetulan hape aku rusak. "     

" oh oke oke kalau gitu.. "     

Aku dan izzy pun pamit, yulinar memberikan kunci rumah itu pada izzy     

" kamu beneran suka sama rumahnya " tanyaku saat kami berdua berhenti di lampu merah     

" tadinya suka tapi sekarang aku jadi gak mood "     

" kenapa? "     

" dia nyebelin banget. Mulutnya pengen aku potong pake cutter kayaknya "     

Akupun tertawa     

" udah. Jangan kesel lagi. Diakan gak tau kebenarannya kayak gimana "     

" iya tapi apa harus dia bilang gitu? Pake mau ngenalin kamu ke temennya lagi. Aku tambah bete "     

" tapi kayaknya boleh juga " jawabku     

" apanya "     

" kenalin ke temennya "     

" ih."     

Izzypun turun dari motor.     

" mau kemana? "     

" jalan kaki "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.