Broken Life , Broken Heart

dan terjadi lagi



dan terjadi lagi

0Aku dan riana pun bersiap siap , riana menelpon temannya untuk membuat janji bertemu     
0

" sebelum kesana kita mau kemana dulu? " tanya riana     

" aku mau bertemu bu euis. Kamu ingat dia kan? "     

" hah? Mau ngapain? "     

" aku mau minta obat sama bu euis.. Seperti nya aku akan membutuhkannya lagi riana. Aku tidak mau saat nanti bekerja, gila ku kambuh. Dan itu bisa menghancurkan segalanya. Aku tidak mau itu terjadi "     

" hmm. Oke kalau gitu, jadi kita kesana dulu. Kamu gak bilang sama bu izzy? "     

" gak.. Izzy gak usah tahu dulu. Aku gak mau ngebebanin dia terus "     

" ya udah kalau gitu, kita pergi sekarang? "     

" iya "     

Aku dan riana pun pergi, sepanjang perjalanan hatiku sangat gelisah, dunia terasa menyakitkan untukku. Ini terasa tidak adil untukku     

Saat sampai di tempat tujuan, akupun masuk kedalam ruangan, dan memberitahu bahwa aku ini adalah pasiennya bu euis dan ingin bertemu dengannya     

Untungnya orang orang disini masih mengenaliku, jadi mereka dengan cepat memberikan aku akses untuk masuk     

Beberapa perawat disini bertanya tentang keadaanku sekarang setelah beberapa tahun menghilang. Aku pun mengatakan bahwa semuanya terasa lebih baik.     

Setelah berbasa basi, akupun di persilahkan masuk ke ruangan bu euis     

saat pertama bu euis melihatku, ia cukup terkejut     

" rharha? "     

" boleh rharha masuk bu? "     

" silahkan.. Silahkan masuk.. "     

Akupun tersenyum dan mencoba untuk duduk di kursi     

" sudah sangat lama.. Apa yang membawamu kesini lagi hm? " tanya bu euis dengan senyuman     

" sebelumnya bagaimana kabar ibu? Sudah lama aku tidak kesini.. "     

" seperti kelihatannya alhamdulillah, saya baik baik saja "     

" syukur lah kalau gitu bu.. "     

" kabar kamu sendiri gimana? Baik baik saja kan ? "     

" itu dia bu. Makannya saya kesini menemui ibu LAGI "     

" ada apa? "     

Akupun menceritakan semua yang aku anggap terjadi sebelumnya di hidupku dan semua bantahan dari izzy..     

Bu euis menyimak semua ceritaku dengan sabar..     

Ia terlihat tersenyum tipis beberapa kali saat aku menceritakan setiap detail ceritaku.     

" aku bingung dengan kondisi ku.. Apa aku semakin bertambah gila bu? " tanyaku saat aku selesai menceritakan semuanya     

" saya tidak bisa menyimpulkan begitu, kita harus memeriksa mu lagi seperti waktu itu. Jika kamu bersedia. Karena saya tidak tahu bagaimana perkembangan kejiwaan mu rharha. Setelah sekian lama, jika hanya mendengar beberapa cuplikan ceritamu itu tidak bisa menyimpulkan seperti apa hasil kejiwaanmu "     

Aku terdiam, sebenarnya aku merasa amat sangat hina.     

Ya tuhan.. Bahkan tidak usah di simpulkan orang lain, aku menyadari bahwa aku ini sakit jiwa..     

Hanya tinggal menunggu waktu, maka aku akan benar benar kehilangan akal sehatku     

Akupun meneteskan air mata kesedihan     

Merasa aku benar benar dikutuk     

" saya benar benar bingung dengan hidup saya sendiri. Semuanya terlihat nyata tapi itu terasa seperti mimpi.. Saya benar benar ingin sembuh. Kenapa rasanya susah sekali "     

Bu euis terdiam menatap ku     

" kamu bisa menulis apa pun yang kamu rasa kamu benar benar mengalaminya rharha. Jadi kamu bisa membaca kembali tulisan tulisanmu itu. Supaya kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi di kehidupanmu "     

" apa itu akan berhasil bu? "     

" coba saja dulu. Dan lihat bagaimana perkembangannya "     

" apa semakin aku bertambah usia , ingatan ku tentang apa yang terjadi akan menghilang? Aku jadi seperti orang yang bodoh yang tidak tahu apa apa tapi aku masih di beri kehidupan? "     

Bu euis pun tertawa     

" syukurilah hidupmu rharha. Lebih cintai diri sendiri. Itu akan membantu mu untuk tetap hidup dan lebih bersyukur "     

" jika di izinkan, rharha ingin meminta obat lagi untuk kesakitan ini bu.. "     

" obat? "     

" ya, obat yang bisa menenangkan diri dari kekhawatiran berlebihan atau apapun itu "     

" kenapa saya harus memberikannya? Kamu tidak memerlukan obat rharha "     

"Rharha hampir membunuh orang dua kali karena masalah ini bu. Apa itu belum bisa di kategorikan sebagai gangguan jiwa parah? Dan lebih parahnya lagi, rharha tidak bisa mengingat semuanya."     

Bu euis terdengar menghembuskan nafas berat     

" obat seperti ini sebenarnya sangat berbahaya, karena secara perlahan akan merusak otak dan organ tubuhmu yang lain. Saya takut kamu menyalah gunakannya. Jika ingin saya buatkan resepnya. Bawa bu izzy bersama mu. Aku lebih mempercayai dia untuk memberikannya padamu.. Maaf sebelumnya "     

Aku terdiam mematung     

" apa harus dia? Aku tidak mau dia mengetahui semua ini. Sudah banyak sekali beban yang harus dia tanggung. Aku tidak ingin membebani nya lagi dengan masalah ku "     

Bu euis menatapku dengan tatapan iba     

" saya akan memberikan nya tapi dengan satu syarat? "     

Aku pun dengan semangat mengangguk     

" apa syaratnya? "     

" jangan pernah menyalah gunakan obat ini sedikitpun. Dan kamu hanya boleh mengkonsumsinya saat kamu merasa tidak bisa menahan kecemasanmu. Jika kamu merasa baik baik saja maka jangan pernah meminumnya. Efek obat ini keras, jika tidak bisa mengimbanginya itu sama saja kamu bunuh diri. "     

" rharha janji bu.. Rharha gak akan menyalahgunakannya "     

" jika kamu menyalahgunakannya. Itu berarti kamu telah membuat saya kehilangan pekerjaan. "     

" rharha janji.. Jangan kasih tahu izzy tentang ini. "     

" ya sudah. Saya resepkan dulu. "     

Hatiku merasa lega. Setidak nya jika mempunyai obat penenang ini, aku akan bisa mengontrol emosiku. Benarkan?     

Aku tidak perlu merasa seperti orang linglung lagi.     

" jika bukan karena ceritamu , aku tidak mau memberikan obat ini rharha. Tapi aku lebih khawatir tentang mentalmu. "     

" terima kasih karena telah bersimpati"     

" kamu harus rutin menemui ku lagi. Agar aku bisa mengetahui sejauh mana obat itu padamu "     

" ya, aku akan menemui ibu setidak nya dua minggu sekali. Bagaimana? "     

" ya.. Itu terdengar lebih baik. Jangan sampai orang lain mengetahui nama obat yang saya resepkan rharha. Saya sudah memberikan kode dikertas itu, jadi tidak akan banyak pertanyaan saat nanti kamu menebus nya "     

" terima kasih bu. Sudah mau membantuku. Aku akan selalu mengingat kebaikan ibu.. "     

" aku lebih khawatir padamu karena telah memberikan obat itu padamu. Ingat baik baik pesanku tentang obat itu rharha.. "     

" iya. Rharha tidak akan melupakannya. "     

Akupun akan membayar biaya temu ku namun bu euis melarangku     

" gunakan uangmu untuk yang lebih berguna.. "     

" tapi.. "     

" tidak apa apa bawa kembali uangmu.. Saya sudah anggap kamu sebagai anak saya sendiri.. Kamu adalah pejuang. Saya salut kamu bisa bertahan sejauh ini. Mungkin beberapa orang akan menyerah . Tetap berjuang rharha.. "     

Akupun menatap bu euis.     

Sial.     

Orang lain selalu saja seperti itu padaku. Mereka semua mempunyai hati nurani tapi kenapa keluarga ku tidak mempunyai nya     

Akupun menangis di hadapan bu euis     

Aku benar benar merasa terharu, akupun melangkah tanpa ragu untuk menghampiri bu euis untuk memeluknya     

Bu euis mengusap pelan punggungku     

" tetap lah berbuat baik untuk siapapun.. Jangan pernah berubah karena uang bu.. " ucapku dengan gemetar     

Jujur saja aku teringat ibuku sendiri. Ibuku adalah orang yang baik tapi ia berubah karena uang..     

Aku merasa trauma pada orang baik..     

Bu euis pun melepaskan pelukanku secara perlahan     

" kamu anak yang kuat dan tegar. Kamu pasti bisa melalui semua ini. Gerimis kecil tidak akan bisa menghancurkan mu. Oke? "     

" oke.. Badai tsunami telah menerpa hidupku. Jadi aku akan tetap bertahan. Selagi aku mampu .. Doakan aku bu.. Aku ingin kembali normal.. Aku ingin mempunyai hidup yang bahagia. Seperti yang lain.. "     

Ia menangkup wajahku lalu membelai lembut rambutku     

" doa saya selalu bersama mu rharha. Jangan kalah dengan keadaan ini. Hadapi oke? "     

Akupun mengangguk dan kembali memeluk bu euis.     

Ya tuhan aku benar benar merindukan sosok seorang ibu     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.