Broken Life , Broken Heart

balas budi?



balas budi?

0Ya tuhan jika ini sudah menjadi suratan takdirmu, aku terima sekarang walaupun terasa sangat tidak adil..     
0

Kenapa harus aku yang selalu terluka?     

Engkau jauhkan aku dengan kebahagiaan ku satu satunya ' izzy '     

Drama kematian seperti apa yang sudah engkau rencanakan untukku? Kenapa cobaan ini menyakiti ku bertubi tubi tanpa henti     

Sakit seperti apalagi yang harus jalani?     

Pengkhianatan keluarga ku sudah aku lalui, semua laranganmu sudah aku lakukan. Bahkan perintahmu aku pernah melakukan nya     

Tapi kenapa ? Apa engkau membenciku?     

Apa aku di ciptakan hanya untuk disakiti.?     

Keinginanku hanya satu     

Bisakah engkau membahagiakan hidupku hanya berdua dengan izzy.     

Itu saja permintaanku. Bisa kah engkau mengabulkannya ?     

Batin dan jiwaku lelah .     

Aku ingin bahagia ..     

____________     

Setelah satu minggu aku berada di rumah sakit ini. Dokter mengizinkan aku untuk di bawa pulang karena tidak ada hal lain yang mengkhawatirkan . Aku sudah sehat katanya . Padahal aku belum bisa berjalan atau menggerakan kaki ku sendiri     

Ibuku melarang ku untuk berbicara pada orang lain. Mereka terus mengancam dan mengawasi gerak gerik ku.     

Mungkin mereka takut aku kabur dan menceritakan semuanya pada orang lain.     

________     

Mereka membawa ku pulang kerumah ..     

Saat masuk ke dalam kamar betapa terkejutnya aku saat melihat kamar ku sekarang. Setiap sudut tembok, atap bahkan lemari semua nya menjadi kaca cermin..     

" apa apa an ini? Kenapa kamar ku jadi gini" ucapku     

" kenapa emangnya ? "     

" kenapa jadi kaca semuanya ? "     

" itu bagus untuk kamu. Agar kamu bisa melihat dirimu sendiri di cermin ."     

Aku tertawa tanpa rasa humor     

Akupun menutup pandangan mataku. Lalu mencoba menutup pintu kamar. Sekarang langkah ku di bantu oleh tongkat .     

Aku melihat sekeliling, memandangi setiap sudut ruangan .. Semenyedihkannya itukah aku ?     

Aku tersenyum kecewa     

Rasa sakit hatiku kembali menyeruak , membuat seluruh tubuh ku terasa merinding. Bahkan ini terlalu sakit untuk aku terima.     

Akupun menatap cermin itu lebih lama     

" kali ini aku tidak akan diam . Lihat saja nanti siapa yang akan menemui ajal nya lebih dulu" ucapku pada cermin     

" kamu tidak bersalah rharha. Mereka yang memulainya. Mereka menghancurkan semuanya tetapi mereka masih bisa hidup bahagia. Aku akan mengakhiri senyum mereka. "     

Akupun sedikit tertawa     

Dendam sudah membalut tubuhku dengan sempurna     

________     

Selama berdiam diri di kamar , yang aku lakukan adalah terus menerus berlatih berjalan.     

Bisa berjalan saja aku di perlakukan semena mena apalagi aku seperti ini     

Jujur saja , aku menjadi tidak bisa mengontrol amarahku sendiri saat itu.     

Aku menjadi pribadi yang lebih tempramen     

.     

_____________     

Hari itu ,     

Aku keluar dari kamar , walaupun keadaan ku belum pulih benar.. Berjalan dengan terpincang pincang     

Aku tidak sudi untuk di lecehkan lagi oleh laki laki sarap itu.     

Aku berjalan mencari keberadaannya dengan berapi api, lalu menemukannya sedang duduk di taman belakang sambil meminum kopi..     

Hari itu, sepertinya aku di selimuti kegelapan.     

Aku tidak berpikir panjang mencari sesuatu yang pas untuk bisa menghabisi nya.     

Apa ini menyeramkan?     

Tentu saja. Tubuhku telah di kuasai oleh amarah dan dendam.     

Aku mengambil kursi besi yang sering di pakai di ruang makan , tanpa pikir panjang aku langsung menghantamkan kursi itu , beberapa kali sampai sampai aku sendiri kehabisan tenaga .     

Dia meringis kesakitan sambil memegang kepalanya. Tapi sial tidak ada darah atau apapun itu , aku langsung menghampirinya dan langsung meluapkan amarahku tanpa ampun ..     

Bahkan aku menggigit tangannya dengan sekuat tenaga lalu menarik kulit nya dengan gigiku.     

Dan yang terakhir aku lakukan adalah melemparinya dengan barang barang yang ada di dekat taman belakang.     

Hingga ada satu barang yang mengenai wajahnya.     

" papah "     

Aku melihat ke arah dapur dan mendapati ibuku berteriak lalu berlari menghampiri suaminya.     

" papah, kamu gak apa apa kan? " tanya ibuku sambil mengusap wajah suaminya     

Aku tertawa sebentar sebelum menangis     

" anak kamu kurang ajar .. Ini tidak bisa di maafkan lagi.. "     

Aku pun duduk di kursi yang tadi aku pakai untuk menghajar ayah tiriku     

" aku lelah menghadapi hidupku. Jadi Silahkan jika kalian ingin membalas. Aku serahkan hidupku pada kalian. Terserah kalian mau apakan aku terima " ucapku sambil menutup mata     

Aku benar benar lelah ,     

Dan kau tahu apa yang ibuku lakukan ? Ia menelpon seseorang dan melaporkan ku kepada pihak berwajib karena telah melukai suami kesayangannya yang telah menghancurkan ku     

Aku benar benar menangis hari itu, entah apa yang ada di pikiran ibuku.     

Aku mendekat lalu memegang kedua tangannya.     

Lalu aku bersujud dan mencium kedua kakinya     

" .. Aku menyayangimu melebihi apapun. Aku pikir surga benar benar ada dalam dirimu. Tapi aku salah.. Mungkin sejak hari itu bunda tidak pernah mengakuiku sebagai anakmu. Tapi aku percaya aku pernah lahir dari dirimu.. Dan ada bagian dari dirimu yang mengalir disini "     

" mulai hari ini aku tidak akan pernah anggap kamu anakku lagi. Kita selesai.. Kamu bukan siapa siapa lagi. Anggap saja aku sudah meninggal. Atau tidak pernah ada. Mengerti ? "     

" apa gara gara aku melukai suami bunda? "     

" pergilah dari hadapanku sekarang .. "     

Aku memandang wajahnya yang terlihat serius mengatakan hal ini.     

Aku menghapus air mata yang kini sudah membasahi wajahku     

Jawabannya selalu sama .     

" jika kamu ingin ku maafkan .menikah dengannya adalah jalan satu satunya .. "     

" tapi.. "     

" kenapa kamu tidak terima dengan semua yang sudah terjadi? Anggap saja ini balas budi mu padaku. Apa kamu bisa mengembalikan semua yang telah aku berikan? Tenaga ku mengandungmu? Melahirkan mu,? Menyusui mu? Kelelahanku membesarkanmu? Air susu yang aku berikan padamu? "     

Aku tidak bisa berkata kata .     

"Yang bunda benci itu ayahku. Kenapa selalu melampiaskannya padaku? "     

Aku mengambil pisau yang ada di lemari dapur     

Lalu mengarahkannya pada ibuku. Mungkin aku akan menjadi anak yang paling durhaka didunia     

" aku lelah ... Akan lebih baik jika kita mati bersama. "     

" lakukan saja .. Kamu tidak akan pernah berani melukaiku"     

" kenapa aku tidak akan berani? "     

Aku melihat ayah tiriku , dia hanya berdiri memperhatikan kami berdua .     

Aku benar benar ingin membunuh mereka semua. Aku terus mengejar mereka tapi karena kaki ku belum bisa berjalan dengan benar , mereka terus menghindar. sampai akhirnya aku sadar bahwa aku lelah sendiri, apalagi tubuhku masih sangat lemah.     

" cepat masuk kamar dasar idiot. Kamu pikir apa yang kamu lakukan barusan ? " ucap ibuku     

Dan ayah tiriku ia hanya tertawa .     

" anakmu memang keras kepala, aku menyukai semangatnya ..walaupun terlihat konyol Setidak nya dia sudah berusaha... "     

" dia emang seperti itu pah.. Tapi dia tidak akan pernah berani melukaiku.. Aku adalah kelemahannya ""     

" bagus kalau gitu.. "     

" maafin dia ya pah, dia udah mau lukain papah. Pasti sakit di pukul pake kursi .. " ucapnya sambil terus mengelus tubuh suaminya     

" gak apa apa sayang. Tenaga nya tidak seberapa. "     

Aku tertawa mendengar percakapan mesra mereka .     

" ya udah aku obatin dulu ya.. " mereka berduapun pergi dari hadapanku.     

Ini lebih hancur dari apapun.     

Aku terdiam sebentar, sial .. Apa aku boleh menyebut mereka tidak waras.     

Tak lama , aku mendengar ada yang mengetuk pintu, awalnya aku mengabaikan nya tapi terdengar ketukan kedua     

Disaat seperti ini , siapa yang datang..?     

Apakah itu izzy?     

Akupun berusaha untuk membuka kan pintu , dan saat pintu terbuka , mereka adalah keluarga besarku     

Akupun melihat ke arah mereka tanpa berkata kata apapun dan segera berlalu pergi     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.