Broken Life , Broken Heart

broken



broken

0Bu ustadzah kembali dengan membawa sebuah golok, dan juga pisau yang terlihat sangat tajam.     
0

Sepertinya jika itu mengenai manusia. Tulang tulang nya akan lepas dengan sendirinya     

Matakau otomatis melotot ketika melihatnya lagi ,     

" jika anda ingin melenyapkannya. Bunuh dia sekarang .. " ucap ustadzah dengan santai..     

Ayah izzy terlihat kaget dengan kata kata ustadzah..     

" tapi dengan satu syarat"     

" anda tidak pernah berbuat dosa sekecil apapun itu.. Baru anda boleh membunuh nya saat ini didepan saya . Saya akan menjadi saksi baik didunia maupun di akhirat.. " tambah bu ustadzh     

Aku menatap wajah bu ustadzah. Ia memalingkan wajahnya. Aku tahu ia juga merasa kecewa padaku..     

Ayahnya izzy ia menelpon seseorang dan menyuruh izzy untuk di bawa juga kesini.     

Aku menundukan kepalaku. Firasatku mengatakan bahwa ini bukan lah hal yang baik..     

Aku seperti pencuri yang di pergoki oleh warga     

lalu di hakimi ..     

Setelah setengah jam berlalu akhirnya izzy muncul bersama ibu dan mantan suami izzy.. Aku ingin sekali menghampiri izzy namun aku urungkan niatku.     

Aku hanya melihatnya sesekali     

" ustadzah maafin rharha. " bisikku pada ustadzah yang kini tengah duduk di sampingku..     

" tidak apa apa.. Manusia tempat segala salah dan dosa. "     

Kerongkongan ku terasa sangat tercekat. Inilah akhirnya petualangan ku dengan izzy..     

Menyedihkan     

Lalu tak lama mantan suami izzy menelpon orang lain lagi untuk segera datang.. Aku terus menggenggam tangan bu ustadzah ..     

" meminta ampunan sama allah rharha. " ucapnya.     

Akupun menganggukan kepala     

Betapa kaget nya aku saat melihat ibuku dan ayah tiriku yang datang.     

Kesialan ku bertubi tubi kali ini. Aku memundurkan langkahku dan bersembunyi di belakang bu ustadzah     

" anak nakal ini sepertinya tidak pernah jera membuat masalah. " ucap ayah tiriku     

" hukuman seperti apa yang pantas mereka dapatkan ? " tanya nya lagi     

" biarkan mereka bertaubat " jawab ustadzah     

Ayah tiriku ia tertawa dengan terpaksa     

" dengar ustadzah yang saya hormati. Jangan coba coba untuk melindungi pelaku kejahatan seperti ini. Tentu anda lebih mengerti , tidak baik melindungi mereka. "     

" coba panggil salah satu santri disini acak saja . Mereka pasti tahu " ucap ayah tiriku     

Suami izzypun pergi dan kembali dengan membawa salah satu santri     

Mereka mulai bertanya hukuman seperti apa yang harusnya di lakukan pada pelaku homoseksual     

" seharusnya mereka di bunuh , "     

" wow di bunuh ya ? " ledek ayah tiriku     

" ada hukuman lain , jika pelaku nya seorang yang sudah menikah, maka wajib di rajam sampai mati, jika belum menikah cukup di cambuk seratus kali , karena perbuatan mereka sama saja dengan zina " jawab santri itu     

Itu untuk gay . Jawabku dalam hati     

" kita serahkan saja mereka pada pihak berwajib . Itu lebih baik untuk saat ini " ucap ustadzah     

Aku tahu ia menjadi seperti ini karena melihat keadaanku.     

" jangan karena dia adalah murid kesayangan anda lalu anda menjadi melunak dan menutup mata akan kesalahan mereka bu ustadzah. Itu tidak benar "     

Aku sudah pasrah akan takdir ku.     

Akupun menatap wajah izzy yang saat ini sedang menangis     

" mari kita lakukan . " ucap ayah tiriku dengan santai     

" lakukan apa ? " tanya ayah izzy     

" kita beri mereka hukuman. Saya yakin setelah ini mereka akan jera. Atau mereka akan mati karena tidak bisa menahan sakit.. Kita lihat sampai mana mereka bisa bertahan "     

__________     

Hari itu aku dan izzy berpakaian serba putih     

Hukuman seperti ini benar benar terjadi.     

Seluruh santri disini benar benar memegang batu berukuran sedang..     

Aku melirik ustadzah     

" tidak ada yang bisa saya lakukan rharha.. "     

" tidak apa apa ustadzah . Saya akan mempertanggung jawab kan perbuatan saya sendiri . Saya pantas mendapatkannya. "     

Aku sudah benar benar pasrah akan takdirku.     

Jika aku harus mati hari itu. Aku terima dengan lapang dada. Itu akan membuat beban ku hilang, dan aku tidak perlu merasakan sakit hati lagi oleh manusia manusia yang mengenalku     

Pandanganku tak bisa berpaling dari izzy.     

Ya tuhan aku tidak tega melihatnya.     

Ia dalam posisi duduk dan di kelilingi oleh orang orang yang membawa batu.     

" izzy.. Maafin aku "     

Ia terlihat sangat ketakutan     

Ibunya menangis tidak henti     

" aku yang akan mencabuk nya pertama kali . " ucap ayah tiriku     

Akupun memalingkan wajahku. Jujur saja aku tidak ingin melihatnya     

Jika soal di cambuk , dulu aku sering menerimanya dari ayah kandung dan ayah tiriku, jadi aku tidak terlalu kaget saat cambukan pertama , kedua dan ketiga mengenai punggungku , itu hal biasa aku bisa menahannya tapi jika di lakukan seratuskali. Entahlah .     

Mungkin aku bisa saja mati     

________     

Aku melihat ke arah izzy, ia sedang di lempari batu dengan brutal dan bertubi tubi . Bahkan mereka menyoraki izzy .     

Membuat hatiku sangat teriris pedih ,     

Apalagi saat aku lihat beberapa sengaja mengarahkannya pada wajah dan kepalanya .     

Tangannya diikat jadi dia tidak bisa menutupi atau melindungi kepalanya .     

Sial..     

Berani berani nya mereka melakukan itu pada izzy.     

Cambukan ke tiga puluh lima aku masih sanggup untuk berdiri walaupun aku sudah merasa sepertinya darahku sudah keluar dari punggung, dan membasahi baju putih yang aku kenakan.     

Ibunya izzy berlari untuk menghentikan hukuman yang menimpa izzy     

Izzy semakin melemah, bahkan ia seperti sudah tidak mampu lagi untuk bertahan..     

Akupun sudah serasa mati rasa ..     

Saat cambukan yang ke lima puluh, dengan terpincang pincang aku memberanikan diri menghampiri izzy     

Orang orang tidak berhenti melempari nya dengan batu     

" hentikan... Kumohon.. "     

Mereka semua terdiam , dan menatap ke arah kami berdua     

Akupun membantu izzy untuk bangkit , ia berada dalam pangkuan ku     

" izzy sayang.. "     

Aku masih berani memanggilnya sayang di hadapan semua orang     

Ya tuhan ia terlihat sangat tidak berdaya. Wajahnya di penuhi darah. Bahkan kepalanya     

Aku pun tak kuasa untuk menangis     

" kamu harus kuat.. Kamu harus bertahan . Aku mohon.. "     

Ia membuka matanya sedikit, lalu ia tersenyum     

" jangan tersenyum seperti itu.. Kamu harus bangun.. "     

" sa.. Kit .. " jawabnya dengan terbata     

" aku tahu. Maafin aku izzy. Ini semua gara gara aku.. "     

" ti.. Dak.. Ini bu.. Kan sala.. H ka.. Mu .. Ta. Pi .. Sa... Lah ki.. Ta ber.. Dua.. "     

" jangan katakan apapun.. Simpan tenaga mu. Bertahan izzy . Aku akan membawa mu ke rumah sakit.. "     

Ia memegang punggungku , dan ia melihat ada darah di telapak tangannya     

" rha. Rhaa.. Apa.. Ini sa.. Kit? Tanya nya lagi dengan terbata bata     

" tidak.. Ini tidak sakit izzy.. "     

Akupun melihat ke arah dimana mana orang berada     

" kumohon hentikan.. Izzy dia kesakitan. Aku harus membawanya ke rumah sakit."     

" dia pantas mendapatkannya . Dia berstatus seorang ibu dan juga seorang istri tapi telah berselingkuh dengan seorang lesbian . Itu memalukan " jawab suaminya     

Akupun menatap nya dengan amarah     

" itu bukan salah nya... Jika mau menghukum nya hukum aku saja.. hukum sampai aku mati karena aku mengharapkan kematianku sendiri sudah sejak lama. Biarkan dia bebas dari hukuman ini "     

Semua orang terdiam     

" jika kami membiarkannya . Nanti kalian akan bersama kembali. "     

Akupun menangkup wajah izzy yang semakin terlihat melemah     

" aku .. Tidak akan mengganggunya lagi. Aku tidak akan pernah mendekat padanya lagi . Aku janji "     

Ayah izzy ia menatap ku     

" kamu berani bersumpah di atas alqur'an rharha"     

Izzy ia mencoba untuk meraih tanganku     

" jangan.. "     

" izzy. Kamu harus ke rumah sakit.. Kamu terluka. "     

" lebih.. Baik.. Aku.. Mati.. Bersamamu disini.. "     

" maaf izzy . Aku tidak akan melihat kematian mu saat ini .. "     

" saya butuh jaminan agar kamu tidak mendekati anak saya lagi. " ucap ayah nya izzy     

Aku pun menghela nafas kasar.     

" saya akan menikahinya " jawab ayah tiriku tiba tiba     

Akupun kaget bukan main saat ia mengatakannya     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.