Broken Life , Broken Heart

zero reason



zero reason

0Perasaan ku bercampur aduk, semalaman yang aku lakukan hanyalah menangis ,     
0

Semalaman telepon bu izzy tidak di matikan, masih tetap terhubung walaupun ia sudah tidak bersuara lagi, aku tidak berani bertanya karena aku takut suaminya berada disana.     

Aku baru saja merasakan kebahagiaan saat bertemu dengan bu izzy, namun hal itu harus di hancurkan seketika oleh manusia manusia sialan itu.     

Aku tidak tahu harus berbuat apa. Dia amat sangat merendahkan harga diriku didepan semua orang bahkan di hadapan orang tuaku sendiri . Aku sudah melupakan kejadian itu , namun kini luka itu harus terbuka kembali.     

Percuma aku menjalani pengobatan yang cukup menguras waktu dan juga uang.     

Mereka tidak mengerti, dan mereka tidak pernah mencari tahu tentang betapa sulitnya aku menjalani ini. mereka selalu menganggap semuanya mudah ..     

_________     

Keesokan hari nya , aku membersihkan luka di lengan ku dan segera membereskan baju , aku memutuskan untuk kembali ke pesantren, menenangkan diri disana LAGI.     

Ayah tiriku menolak kepergiaanku lagi kesana , namun aku bersikeras dan membohongi nya bahwa ini adalah jalan agar aku bisa menikah.     

Aku kembali tanpa memberi tahu dulu pihak pesantren , namun aku bersyukur saat pertama aku tiba mereka tidak berani bertanya karena mungkin mereka melihat mataku yang sudah sangat sembab.     

aku terlihat sangat kacau dan berantakan     

Aku masuk ke kamar ku.. Dan menutup diri dengan selimut, kepalaku terasa amat sangat sakit, teman sekamarku nunung , ia berusaha bertanya padaku , namun aku memberi nya isyarat bahwa aku butuh waktu untuk sendiri ..     

dan syukurnya ia mengerti     

Ia membawa kan ku makanan dan membuatkan teh hangat ,     

" Jangan lupa makan , dan minumlah teh hangat ini, agar tubuhmu merasa sedikit tenang rharha "     

" Terima kasih banyak "     

" Aku akan keluar dari kamar , dan kembali saat kamu sudah merasa baik baik saja .panggil aja kalau kamu butuh sesuatu "     

" Maaf aku sudah merepotkan mu. aku sedang banyak masalah. aku butuh waktu "     

" Tidak apa apa .. La tahzan..innalaha ma'ana rharha.. "     

Akupun memberi isyarat dengan tangan padanya .     

Saat temanku keluar , aku membuka selimut dan duduk lalu meminum teh hangat itu,     

" hufft.... Ini tidak boleh terjadi, bagaimana bisa aku menikah dengannya? Sebenci itukah allah padaku ? Hingga aku harus mempunyai takdir seperti ini ? " gerutuku     

Tak lama setelah itu, bu ustadzah masuk ke kamar ku, ia bertanya padaku kenapa aku tidak memberitahu pihak pesantren . Aku bertingkah seperti tidak terjadi apa apa dan aku bilang pada beliau bahwa ibuku sudah sembuh.. Jadi aku bisa pulang sangat cepat..     

Awalnya ia terlihat tidak percaya , namun beliau tidak banyak bertanya lagi dan segera menyuruhku untuk tidak diam di kamar melainkan ikut bergabung bersama yang lain..     

Aku menguatkan diriku agar permasalahan ini tidak menggangguku selama di pesantren,     

______________     

Hari itu di pesantren akan mengadakan acara menyambut bulan suci ramadhan. Semua santri disini sangat sibuk karena akan banyak tamu yang akan datang terutama para tamu yang memberikan sumbangan bagi pesantren.     

Aku sangat senang karena bisa mengalihkan pikiranku, aku tidak ingin kepalaku ternodai oleh pikiran tentang laki laki itu..     

Aku pun mengundang bu izzy untuk datang ke pesantren , untuk menemani ku agar aku lebih bersemangat jika melihat nya ada di dekatku..     

Awalnya ia datang hanya bersama anaknya , namun setelah beberapa lama , suaminya datang menyusul . Aku lupa bahwa suaminya adalah bagian dari warga yang juga diundang oleh pesantren , otomatis ia akan datang dan Cukup merusak moodku, haha     

Aku tidak bisa berinteraksi dengan bu izzy jika begini. Hanya bisa melihatnya dari kejauhan . Bu izzy pun hanya bisa memberikan isyarat lewat tatapan mata dan terkadang aku hanya membalasnya dengan senyuman..     

" ternyata mencintai bukan milik kita itu bisa sesakit ini. " ucapku dalam hati.     

" siapa yang sedang kamu lihat rharha ? Dari tadi saya lihat , kamu terus tersenyum ,, " tanya bu ustadzah yang membuatku kaget     

" rharha.. Rha rha lagi lihatin orang orang aja ustadzah, mereka yang datang cukup menarik perhatian di mata rharha. Jadi rharha tersenyum . Hehe " jawabku     

" benarkah orang orang? Atau hanya satu orang yang cukup menarik di mata kamu sampai membuat kamu tersenyum dari tadi ? "     

Aku melirik ke arah ustadzah     

Apakah ustadzah menyadari jika aku tadi tersenyum dan saling pandang dengan bu izzy , semoga saja tidak..     

" hahaha.. Ustadzah ada ada saja .. "     

Ia mengusap tanganku,     

" jaga mata , hati dan pandangan mu mulai saat ini , jangan di berikan pada orang yang tidak seharusnya , berikan pada orang yang sudah halal menjadi milikmu rharha.. "     

Aku sedikit terbatuk dengan ucapan bu ustadzah ini dan mengiyakan agar pembicaraan ini tidak lama ..     

Acara ini di isi dengan ceramah ceramah singkat dari tamu undangan atau pun dari ustad ustad yang datang.     

Ada yang memberikan tema sedih sehingga yang datang ke acara ini menangis , ada juga yang memberikan ceramah bertema lucu .dan membuat orang orang disini tertawa ..     

Saat di puncak acara aku berdiri di dekat pintu keluar memastikan bahwa setelah berdoa tidak ada tamu yang pulang tanpa makan terlebih dahulu,     

Namun suara seseorang membuatku merinding ..     

" kamu disini rupanya .. Aku mencarimu kemana mana" ucapnya dengan suara keras     

Sial, bagaimana bisa ia ada disini.. Aku lupa memberitahu keamanan di pesantren bahwa dia adalah orang yang paling di larang masuk.     

" mau ngapain kamu kesini? "     

" apa aku tidak boleh menemui calon istriku sendiri? "     

Aku ingin muntah saat mendengar perkataan nya,     

" pergilah .. Aku tidak ingin melihatmu disini.. "     

" kenapa ? Apa itu membuatmu menginginkan sesuatu dari ku rharha? " tanya nya sambil berusaha memegang tanganku     

" cih.. Aku tidak pernah menginginkan apapun dari orang seperti mu, asal kau tahu setiap hari aku selalu berdoa , agar aku bisa menyaksikan kematianmu dengan mata kepalaku sendiri "     

" apakah seperti ini perkataan seorang pengajar di pesantren? .ckckck.. "     

" pergilah dari sini. Aku muak melihat mu.. "     

Ia meraih tanganku dengan sangat keras.     

Namun aku berhasil melepaskan cengkraman tangannya.     

Yang ia lakukan adalah menyeringai bagai setan     

.     

Akupun pergi meninggalkan laki laki sialan itu , aku tidak perduli jika ia akan berbuat onar disini atau apapun itu, yang aku inginkan saat ini adalah menjauh darinya..     

Akupun pergi ke belakang pesantren, disana terdapat sebuah kolam ikan yang dekat dengan pesawahan... Tak heran saat memasuki waktu malam akan terdengar suara katak dan juga suara jangkrik, walaupun di dalam pesantren ramai namun di belakang sini terasa sangat sunyi..     

Aku melemparkan batu kerikil kecil kedalam kolam , berpikir bahwa batu itu adalah bagian dari masalahku yang bisa aku lepaskan     

.     

Ada setitik air mata yang berhasil lolos ,     

Namun pelukan seseorang dari arah belakang membuatku semakin ingin mengeluarkan air mata yang sudah tidak terbendung ...     

Aku berhasil menangis lagi...     

Untuk yang kesekian kalinya dalam dua hari terakhir..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.