Broken Life , Broken Heart

first day in the dark



first day in the dark

0  Mataku sepertinya sudah sangat sembab. Aku bisa merasakan pengelihatanku yang sedikit terganggu karena mataku bengkak..    
0

  Bagaimana tidak, semalaman yang aku lakukan hanyalah menangis tanpa henti    

  Tubuhku kedinginan...     

  Nafasku sesak..    

  Didalam sini sangat gelap, tidak ada yang bisa aku lihat ..     

  Kain yang aku temukan , entah kain apa itu karena bau nya sudah sangat tidak enak. Bau jamur bercampur bau tanah .     

  Aku takut jika akan ada binatang yang mendekat ke arahku ..     

  Dadaku menjadi sangat sakit , dan indera penciumanku menjadi sangat terganggu..     

  Kakiku yang di ikat oleh nenek dengan rantai mulai terasa sakit .. Aku mulai merasa seperti kesemutan dan sedikit keram..     

  Lalu tak lama aku dengar ada suara ketukan dari pintu.     

  " Rharha... Kamu baik baik aja kan di dalem? " Tanya fitri    

  Aku mencoba berdiri namun aku terjatuh kembali ke lantai    

  " Fitri... Aku takut.. Keluarin aku ... Aku kedinginan ... " Ucapku dengan gemetar    

  " Aku akan masuk .. Tunggu sebentar ya "     

  Pintu pun terbuka , namun aku sudah kehabisan tenaga untuk bangun..    

  Ia membawakan ku selimut , baju , dan juga makanan    

  " Ini pakailah baju mu dulu rharha. Lalu pakai selimut ini.. Kamu pasti sangat kedinginan semalaman . Dan setelah itu jangan lupa makan " Perintah fitri padaku    

  " Kenapa baru datang sekarang ? Kamu kemana aja ? Keluarin aku dari sini fit    

  . Aku takut .. Disini gelap "     

  Ia mendekat kepadaku dan memakaikan ku baju , lalu menyelimutiku ..     

  " Aku tidak punya waktu banyak , aku hanya disuruh memberi kamu makan . Maaf aku tidak bisa melakukan apapun .. "    

  " Maksud kamu apa ? "     

  " Sekarang makanlah yang banyak.. Ibumu menyuruhku hanya memberi mu makan satu kali sehari.. Jadi jangan buang buang waktu "     

  Akupun tidak sanggup untuk menitikan air mata lagi ..     

  Fitri menghampiriku dan ia memelukku     

  " Aku tahu ini berat untukmu. Aku tidak tega melihatmu seperti ini rharha. Maafin aku gak bisa nolong kamu saat ini... Aku juga di ancam.. Jadi ... Tolong bertahan"    

  " .. Kenapa....mereka melakukan ini padaku fit...aku gak salah ... "     

  " Aku tahu... Tapi saat ini gak ada yang bisa kita lakuin. Kamu harus kuat.. Aku bakal sering kesini... Kamu harus makan biar gak sakit... Nanti aku kesini lagi bawain kamu bantal atau alas untuk kamu tidur ya "     

  " Makasih fit... Kamu udah mau peduli sama aku "     

  Fitri pun menyuapi ku dengan sabar dan setelah selesai ia memberikan minum lalu ia pamit dan menutup kembali pintu itu    

  Setidaknya sekarang aku tidak takut kedinginan karena aku telah memakai baju dan juga selimut...    

  Aku tidak tahu sekarang siang atau malam. Karena disini gelap...     

  " Aku ingin buang air kecil. Apa disini tidak ada kamar mandi ? " Ucapku pada diri sendiri sembari melihat lihat ke sekeliling..     

  Aku menahan keinginan ku untuk buang air kecil sampai fitri bisa kembali lagi kesini..     

  Aku harap aku akan kuat menahanya..     

  ________    

  Setelah menunggu beberapa jam , akhirnya pintu kamar itu terbuka dan aku melihat fitri masuk dan membawa makanan seperti biasa..     

  " Fit.. Aku mau buang air kecil .. "     

  Ia menghela nafas ..    

  " Dibawah sini tidak ada kamar mandi rharha.. "    

  " Jadi aku harus bagaimana ? "     

  " Ya sudah disini saja . Tunggu aku ambil kan dulu wadah. "    

  " Apa ? Fit .. Kamu serius ? Jangan bercanda. Bawa aku ke kamar mandi .. Kenapa kamu malah mencari wadah ? "     

  " Apa kamu lupa kakimu diikat ? Aku tidak punya kunci nya. Lalu bagaimana bisa aku membawa mu ke kamar mandi ? "     

  Akupun melihat ke arah kakiku     

  " Ya udah tunggu sebentar ya. Aku bawain dulu wadah.. Dari pada di tahan terus . Ntar perut kamu sakit bahaya "     

  Fitri pun pergi dari hadapanku. Dan sepertinya ia naik ke lantai atas. Pintu ini terbuka , jadi ada sedikit pencahayaan yang masuk. Aku melihat ke sekeliling dan disini hanya terdapat benda benda usang yang sudah rapuh.. Dan beberapa tumpukan buku    

  saat fitri belum kembali , tubuhku tiba tiba saja gemetar ..     

  Seluruh tubuhku terasa sakit, hingga menusuk ke dalam tulang..     

  Aku menggigit ibu jariku , jantungku berdebar dengan cepat..    

  Aku kehilangan fokus dan terus bergerak tidak karuan ..     

  Aku sedikit berteriak,     

  Sepertinya aku akan sakau...     

  Aku membutuhkan obat obat yang sudah lama tidak aku konsumsi..     

  " Rharha... Kamu kenapa ? " Tanya fitri saat ia melihat ku dari arah pintu dan ia menjatuhkan wadah yang ia bawa    

  " Fit.... Aku .... Aku ... Tubuhku sakit.... Aku tidak tahan... Aku ingin obat ku "    

  " Obat mu ? Jangan... Jangan siksa dirimu dengan obat itu lagi rharha. Kumohon... "     

  " Tapi aku membutuhkan nya fitri... Aku membutuhkan obat itu.. Sekarang... "     

  " Aku tidak bisa memberikannya rharha... Tolong jangan begini... Jangan membuatku sedih "     

  Rasa ngilu di tubuhku tidak berhenti. Semuanya terasa mengganggu ku..     

  Kakiku bergetar, tangan dan juga tubuhku..     

  Aku seperti kedinginan namun juga kepanasan disaat bersamaan.    

  " Aku butuh obatku... Kumohon."    

  Lalu aku mendengar suara bariton dari arah pintu yang aku kenal adalah suara ayah tiriku    

  " Kamu mencari obat ini rharha... " Ucapnya dengan menenteng obat itu di hadapanku    

  " Ya.. Berikan padaku... Aku membutuhkannya " Pintaku    

  " Enak saja. Aku tidak akan memberikan obat ini secara cuma cuma. Ada syaratnya. "     

  Aku terus mengatur tubuhku agar tidak di luar kontrol, aku lihat fitri hanya tertunduk    

  " A... apa.. Syarat nya ? Cepat berikan ... Aku membutuhkannya "    

  " Aku hanya ingin sedikit bermain main dengan mu malam ini .. Bagaimana ? "     

  " Bermain main ? Maksudnya apa ? " Tanyaku yang mencoba meraih obat itu    

  " Fitri.. Setelah ia memakai obat ini. Pastikan kamu memandikannya. Aku ingin bermain main dengannya malam ini... Dan jangan lupa bawa pakaian yang pantas untuknya "     

  " Baik pak.. "     

  Aku melihat ke arah mereka berdua..     

  " Bagaimana rharha ? Apa kamu mau ? " Tanya ayah tiriku    

  " Terserah padamu. Aku sudah tidak punya harga diri atau apapun itu. Jadi berikan saja obatnya padaku. "     

  " Anak pintar .. "     

  Ayah tiriku memberikan ku obat itu dengan alat alatnya dan ia pun berlalu pergi..     

  Fitri menggelengkan kepalanya.     

  " Hidupku sudah hancur fit.. Aku sudah tidak ada harga dirinya. Tidak ada yang aku jaga . Kehormatanku sudah hilang dan aku tidak berharga.. "     

  Fitri memelukku saat aku memakai obat itu..    

  " Berjanjilah suatu saat kamu akan berhenti melakukan ini.. Aku tidak tega melihatmu begini.. Kamu sahabat ku "


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.