Broken Life , Broken Heart

Malam Itu



Malam Itu

0  Hari semakin malam.. Akupun memperhatikan fitri yang sedang sibuk dengan handphonenya.    
0

  " Pinjem hape kamu dong fit " Pintaku padanya    

  " mau apa ? mau nelpon si purple ? "     

  " iya"     

  " Dengerin ,,, teleponan itu saling bicara , bukan kalau lagi teleponan dia udah angkat lu malah diem.. jadi dia slalu nanya siapa ini , kenapa tau no saya , ntar no aku dikira penipu gimana ? " Jawab fitri panjang lebar    

  " aku cuma rindu itu saja " Jawabku sambil mengelus dada dan memberikan senyuman padanya    

  " rindu itu ketemu kali.. kamu... mau nanyain kabar dia aja gengsi .. "     

  " syirik aja fitri eot.. udah peot , cerewet lagi , hidup lagi lu " ucapku meledeknya    

  " trus aja ngatain, aku bilang kalau ini rharha  ama c purple tau rasa lo.. "     

  akupun merangkul nya     

  " jangan begitu , kita ini kan sabahat baik.. nanti aku traktir kamu apapun sepuasnya deh "     

  Fitri pun memberikan handphone nya padaku...     

  " Kenapa gak pake no kamu aja sih.. Dia juga gak bakalan tau kalau itu kamu .. "    

  " Aku suka gak sanggup aja ngediemin dia lama lama . Jadi aku pake no kamu. Biar kalau ada pesan masuk, gak kepikiran buat bales. Hehe "     

  " Idih... " Ucap fitri sambil memutar bola matanya malas.    

  Walaupun no ku sudah tiada. Tapi aku sangat hapal betul no telepon bu izzy. Itu sudah aku hafal di luar kepala. Hehe    

  Saat telepon sudah tersambung, akupun mematikan teleponnya. Dan menepuk nepuk tubuh fitri..     

  " Ahh. Aku jadi kangeun ma dia fit.. Suaranya bikin aku jadi pengen ketemu "     

  " Ih dasar otaknya mesum .. Baru denger suara nya aja udah kayak gitu saltingnya . Apalagi kalau ketemu beneran ? "     

  Akupun memanyunkan bibirku..     

  " Ya maklum sih.. Kamu jomblo jadi gak tau rasanya punya pacar atau mantan. Haha " Ucapku     

  " Terus aja terus...ledekin aja terus.. Aku telepon no ini dan bilang aku rharha ma suaminya. kelar tuh hidup lu."    

  Akupun hanya tertawa... Tidak menjawab apapun lagi.. Dan menyuapi fitri dengan makanan agar ia tidak berbicara juga..     

  Walaupun fitri sudah terbatuk tapi aku tetap menyuapinya ...     

  Lalu aku melihat ke arah jalan ada sebuah mobil mendekat .. Dan aku lihat itu adalah mobil ayah tiriku...     

  Wajahnya sudah amat sangat menyeramkan . Akupun melangkah perlahan mendekati pintu mobil...     

  Sial.. Kapan ia kembali kesini.. Kenapa aku tidak tahu..     

  " Masuk... " Ucapnya    

  Aku pun melirik kearah fitri.. Ia pun menjadi gugup ...     

  Kami berdua pun masuk... saat melewati pasar malam yang ada di pinggiran jalan. Ayah tiriku turun sebentar. Entah apa yang ia beli . Kami berdua hanya terdiam di dalam mobil...     

  " Gimana ini ? Perasaan aku gak enak " Ucap fitri    

  " Sama... Ini belum malem malem banget . Dari kapan dia dateng? "     

  " Gak tahu... "     

  Lalu tak lama ayah tiriku masuk dan ia membawa keresek hitam yang entah apa isinya. Kami berdua hanya saling pandang satu sama lain...     

  Setelah sampai rumah.. Akupun segera masuk karena aku takut ayah tiriku akan sangat marah jika aku lambat bergerak.    

  Saat akan masuk ke kamar , ia menarik tubuhku... Lalu dengan keras ia merobek bajuku...     

  Akupun melihat ke arahnya , tatapannya bak iblis.. Ia mencoba meraih tubuhku dengan kasar.. Lalu seperti biasa tanpa kasihan ia menarik rambutku , mencoba untuk mencium ku . Sekuat tenaga aku menolak hingga aku tersungkur ke atas kasur ... Ia merangkak di atasku dan mulai melepaskan pakaiannya juga    

  " Lepas..... Lepaskann aku... " Pintaku namun ia menghiraukan semua perkataanku    

  " Aku hanya membantumu sembuh rharha... Tenang saja jangan takut padaku... "    

  " Tolong.... Kali ini saja biarkan aku... Jangan lakukan ini padaku... Ku mohon... "    

  " Kamu akan berterima kasih padaku rharha nantinya ... "     

  Aku memalingkan wajahku kesamping saat ia berhasil menguasai tubuhku... Air mataku terasa sangat menyakitkan ... Tidak ada yang menolongku ... Beribu ribu pisau seperti baru saja di tusukan ke tubuhku...     

  Aku terdiam menatap ke arah pintu kamar...     

  Lalu aku teringat kejadian sewaktu aku masih kecil saat aku menyaksikan ayah kandungku sedang berusaha mengusai bibiku... Sekarang terjadi padaku. Ini menyakitkan . Ini terlihat seperti karma..    

  pengelihatanku kini menjadi sangat buram... Aku mencoba mengedipkan mataku beberapa kali... Mungkin karena air mata yang menghalangi    

  Disana aku melihat dua orang sedang berdiri menatap ku... Mereka mendekat dan terus mendekat hingga aku membuka matakku lebar lebar untuk memastikan apa yang aku lihat ini nyata atau tidak...    

  " Bu....bun....da...." Ucapku dengan terbata bata dan mencoba meraih tangannya    

  Aku senang ia datang menolongku    

  Lalu aku melirik ke arah seseorang yang sedang bersama nya. Ia adalah nenekku.. Tatapan mereka berdua dingin..     

  Lalu , aku melihat ke arah ayah tiriku dan ia hanya tersenyum.. Lalu nenekku memberikan kresek hitam yang sepertinya tadi di bawa ayah tiriku    

  " Bunda... Tolongg aku... " Aku memohon pada ibuku dengan meraih tangannya    

  Ia tidak melihat ke arahku sama sekali..     

  Ayah tiriku membuka kresek itu dan saat aku lihat itu adalah sebuah sabuk dari kulit berwarna hitam...     

  Aku terperanjat dan mencoba untuk berdiri namun nenekku mencegahnya     

  " Bunda... Nenekk... Apa yang akan kalian lakukan ? "     

  Ibuku mendekat padaku dan dia menamparku dengan keras     

  " Kamu sudah salah tidak mau mengaku .."    

  " Apa maksud bunda ? " Tanyaku    

  " Kamu selama ini menggoda suamiku. Dasar anak tidak tahu diri... "     

  " Apa ? Menggodannya ? "     

  " Jangan pikir aku tidak tahu ... Kamu memang harus di beri hukuman. Untung saja suamiku tidak mempunyai perasaan apa apa padamu. Ia hanya ingin memberimu pelajaran sekarang.. "     

  Aku semakin tidak mengerti maksud dari ucapan ibuku ini..     

  " Diamlah dasar cucu tidak tahu diri" Ucap nenekku    

  Lalu ayah tiriku ia memakai baju dan ia berjalan ke arahku .. Ia menggulung sebagian sabuk itu ke tangannya ..     

  Tanpa ragu ia mengarahkan sabuk itu ke tubuhku ...     

  Aku tertunduk dan mencoba menutupi tubuhku dengan selimut namun nenekku membuka selimut itu     

  " Aw.... Sakit ... " Rintihku    

  " Kamu pantas mendapatkan ini semua.. Gadis seperti mu layak mendapat hukuman ini " Ucap nenekku    

  Beberapa kali sabuk itu mengenai tubuhku dan juga kepalaku. Rasa perih itu masih terasa dan sangat menyakitkan..     

  " Aku melakukannya karena aku hanya ingin memberikan pelajaran pada anak si brengsek itu.. Kamu mengertikan sayang ? " Ucap ayah tiriku yang masih bisa aku dengar..    

  Tubuhku sudah penuh memar ...    

  Aku tertunduk di kasur dan menggulung tubuhku sendiri dengan bantal...     

  " Bagaimana kalau kita bawa dia ke ruangan bawah ... "     

  " Iya itu ide bagus ... " Jawab nenekku    

  Aku menolak nya dan mencoba bersujud di kaki ibuku    

  " Jangan bunda... Aku mohon.. Jangan lakuin itu... "     

  Nenekku menyeretku keluar dari kamar.. Ia menyeretku melewati tangga hingga ke lantai bawah..     

  Disana di dekat garasi mobil ada sebuah ruangan kecil , ruangan itu sudah sangat tidak terurus ..     

  Aku bahkan di biarkan tidak memakai baju saat di bawa kesana... Aku tak berhenti menangis ..     

  Mereka membawa ku ke ruangan itu..     

  Ruangan kecil itu gelap, berdebu , berbau lembab ... Tidak ada jendela . Banyak sekali barang barang yang sudah usang disana..     

  Udaranya sangat sesak.. Pengap.. Kotor .. Berbau kotoran tikus dan banyak sekali kecoa..     

  Nenekku ia mengikat satu kakiku disana ... Aku di perlakukan sangat tidak manusiawi ..     

  Aku memohon pada nenekku agar melepaskan ku namun wajahnya yang sepertinya sangat membenciku menjelaskan semuanya. Ia tidak akan pernah menolongku    

  Aku mencoba berdiri dan meraih tangan ibuku lagi. Namun ia melepaskannya begitu saja dan berlalu pergi ..     

  Tak lama mereka menutup pintu itu..     

  Suasana didalam semakin gelap . Aku tidak bisa melihat apa apa lagi...     

  Dingin....     

  Gelap...    

  Aku takut...    

  Tubuhku mengigil..     

  Aku mencoba meraba raba sekitarku. Berharap aku menemukan sehelai kain untuk menutupi tubuhku..     

  Bau ruangan ini seolah bercampur ..     

  Aku tidak bisa menutup mataku..     

  Aku takut...     

  tolong.... tolong aku...     

  Apakah ada yang bisa menolongku mengeluarkan ku dari sini ?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.