Broken Life , Broken Heart

Awal Mula Hilangnya Kewarasanku



Awal Mula Hilangnya Kewarasanku

0  Rasa sakit dan perih masih menyelimuti ...     
0

  Setelah fitri bersusah payah melepaskan benang itu dengan perlahan , berhasil membuatku meringis kesakitan...     

  Aku tidak bisa melakukan apa apa selama beberapa hari, bahkan untuk buang air kecil pun aku urungkan..     

  Fitri selalu memeriksa nya dan mengobati luka ku disana..     

  Namun aku enggan untuk mengatakan apapun padanya..     

  Aku tidak ingin ia terlibat atau merasa kasihan padaku..     

  Saat ini ia juga membersihkan lecet di kakiku.. Karena di pergelangannya mulai sedikit berbekas dan sedikit basah jika terkena keringat akan terasa perih    

  Bahkan di sekitar sudah muncul seperti gelembung yang berisi air ..     

  Dan entah kenapa akhir akhir ini aku selalu memimpikan bu izzy.. Aku sangat merindukan nya.. Aku ingin menemuinya..     

  Seharusnya aku tidak kesini..     

  ________    

  Setelah dua minggu berlalu , aku berada di ruangan ini . Membuatku merasa trauma , aku mulai berhalusinasi..     

  Banyak hal yang aku yakini nyata ,     

  Tubuhku mulai merasakan lemas , yang aku lakukan hanyalah tertidur di lantai...     

  Aku tidak punya tenaga untuk berbicara atau berpikir ,     

  Aku kebahabisan tenaga ..    

  Jiwa ku seperti meninggalkan ragaku    

  Hingga saat itu, ayah tiriku muncul lagi , ia membawa satu ember air yang entah apa itu isinya.    

  Aku hanya bisa melihatnya tanpa bertanya , yang bisa ku lakukan saat itu hanyalah mengedipkan mata .     

  Kaki , tangan dan badanku tidak bisa bergerak..     

  Bisa di bilang aku seperti orang lumpuh,     

  Ia berjalan mendekat dengan membawa ember tersebut dan memasukan air itu kedalam botol kecil..     

  " Bagaimana keadaan mu rharha ? Apa sudah baikan ? " Tanya nya padaku     

  Aku tidak menjawabnya dan hanya melihat ke arahnya    

  " Aku membawakanmu minuman segar , kamu pasti akan sangat menyukainya "     

  " Berhentilah menyakitiku... "     

  " Aku tidak menyakitimu... Kamu salah paham rharha "    

  Lalu ia bejalan mendekat dan memaksa ku untuk meminum minuman dari botol yang dari tadi ia bawa     

  .     

  Rasanya pahit dan panas di tenggorokan ,     

  Ia memaksaku meminumnya sampai minuman itu tercecer ke tubuhku .    

  Terus dan terus tanpa henti    

  Sampai aku merasa perut ku terasa panas dan juga mual.     

  Hingga akhirnya aku muntah     

  Yang ia lakukan setelah itu hanyalah tertawa..     

  " Stopp... Ku mohon.... " Pintaku    

  " Ini belum habis , bahkan belum setengahnya . Kamu harus menghabiskannya rharha ... "    

  " Tolong.. Berhenti... " Ucapku    

  Aku pun muntah untuk yang kedua kalinya    

  Tubuhku keluar keringat , kepalaku terasa pusing tak tertahankan.. Aku seperti sedang naik ayunan yang di ombang ambing kesana kemari hingga membuatku tidak fokus untuk melihat     

  Rasanya perut , jantung dan kepalaku akan meledak saat ini karena sensasi panas yang aku rasakan...     

  Aku terus menerus muntah ..     

  Aku mencoba berteriak , namun aku seperti berada di dimensi lain    

  Bahkan saat aku mencoba menutup mata, rasanya tetap sama..     

  Malah terasa lebih parah    

  .. Jantungku berdebar cepat     

  .. Dan aku tidak bisa membuka mata ku..    

  ________    

  Entah berapa lama aku tidak sadarkan diri ,     

  Namun pada saat aku membuka mata , muntahan dan bau minuman itu masih ada namun sudah mengering.    

  Jijik? Tentu saja aku merasa jijik... Bahkan saat melihatnya lagi rasa mual ku kembali, dan aku ingin muntah ..     

  Sebisa mungkin aku membuka pakaianku dan menutupi bekas muntahanku itu...     

  Aku melihat ke sekeliling , disana sudah ada dua piring makanan , itu berarti aku sudah dua hari tidak bangun...     

  Makanan itu sudah di penuhi semut ..     

  Akupun mencoba mengambil minum , itu sudah berdebu , namun apa peduliku ? Tenggorokanku sudah kering ..     

  Akupun meminumnya sampai dua gelas ..    

  Rasa peningku masih terasa .     

  Aku pun kembali terduduk di lantai     

  " Aku ingin mandi , ingin buang air . Bagaimana ini ? Aku tidak mungkin melakukannya disini kan ? Aku masih waras " Ucapku pada diri sendiri     

  Setelah terdiam cukup lama , pintu itu terbuka dan nenekku ada disana.     

  Aku tidak ingin menyapanya    

  Ia membuka pintu itu , dan ia masuk dengan membawa selang ..     

  Lalu ia menyuruh seseorang dari atas untuk menyalakan keran itu , dan mengarahkan selang itu ke arahku    

  Aku kaget dan mencoba menghentikannya    

  " Nenek...apa yang kamu lakukan ? Ini dingin... "     

  " Lihatlah dirimu.. Kamu seperti orang sakit jiwa... "    

  Ia menyuruhku untuk berdiri dan ia mengarahkan selang itu ke arahku ..     

  " Lihatlah tempat ini. Menjijikan "     

  Aku mulai merasa kedinginan , namun nenekku tidak berhenti ..     

  " Dingin nek... Sudah... Aku kedinginan " Ucapku dengan gemetar     

  " Aku mencoba membersihkan dirimu.. Jadi diamlah .. "    

  Ruangan itu menjadi basah , tubuhku juga ..     

  " Nenek ... Izinkan aku ke kamar mandi. Aku sudah tidak tahan. Aku kedinginan. Izinkan aku memakai baju "    

  Ia menggulung selang itu , dan berlalu pergi..     

  Aku di biarkan dalam keadaan basah dan kedinginan.    

  Aku memeluk tubuhku sendiri ..     

  Lalu tak lama fitri muncul , ia membawakan ku baju , handuk dan juga selimut    

  Ia membersihkan dulu ruangan itu, dan mengambil selimut , bajuku yang basah dan membereskan sedikit agar terlihat nyaman    

  Ia memberikan ku handuk , lalu setelah itu ia memakaikanku baju ,    

  Lalu ia mengeluarkan sesuatu yang membuatku kaget     

  " Apa itu ? Jangan bilang aku harus memakai itu ? "    

  " Maafkan aku rharha, tapi aku disuruh oleh nenekmu.. "    

  " Fit... Aku masih sehat... Aku hanya perlu pergi ke kamar mandi.. Bukan di pakaikan pempers ? Ya allah fit . Aku gak mau "    

  " Gak ada jalan lain .. Mereka gak izinin kamu ke atas "    

  " Tapi kenapa ? Fit... Jangan perlakukan aku seperti ini.. Aku masih baik baik saja.. Aku masih sehat .. "    

  " Aku juga tidak ingin. Tapi aku disuruh seperti ini. Aku tidak bisa membantahnya. Maaf kan aku... "     

  Aku menghela nafas kasar.     

  " Kalau begitu bunuh saja aku fit.. Aku layak dan pantas untuk mati.. Dari pada aku harus hidup seperti ini.. "    

  " Rharha... Bertahan lah sebentar . Kumohon. Sampai keadaan nya kembali tenang.. "    

  " Memang nya apa yang akan kamu lakukan fit. Sekarang saja kamu tidak bisa membawaku hanya untuk ke kamar mandi. Hha" Ucapku sambil tertawa     

  " Aku ingin kamu bertahan sebentar, aku janji akan membawa mu pergi "    

  " Jangan pernah berjanji bila kamu sendiri tidak pernah tau apakah bisa janji itu kamu tepati atau tidak. Aku tidak ingin berharap. "     

  " Bertahanlah... " Ucap fitri sambil memegang tanganku    

  Lalu ia memberikan ku pempers. Ya allah. Pempers. Apakah aku ini anak bayi ?     

  Ini menjijikan..    

  Ia berlari kelantai atas dengan membawa makanan yang tidak aku makan dan selimut serta baju basahku    

  Lalu ia kembali dengan membawa makanan yang ia bawa     

  " Ini makanlah.. Aku lihat kamu belum makan ? "    

  " Aku tidak ingin makan .. "     

  " aku tidak ingin kamu sakit rharha.. "    

  " Aku sudah sakit fit. "    

  Ia terdiam dan tertunduk , Lalu aku lihat matanya mulai berkaca    

  " Nasi yang selalu kamu berikan padaku , nasinya keras , itu menyakiti tenggorokanku , dan lauk yang ada disana , aku tahu itu bekas , karena selalu ada bekas gigitan disana. Aku tidak ingin memakannya fit.. "    

  " Maafkan aku rharha... Aku merasa bersalah padamu. Nenekmu yang menyuruhku memberikannya. "    

  " Tidak apa apa fit. Apa tidak sekalian kamu berikan racun padaku ? "    

  " Rharha..... "    

  " Apa ? "    

  Aku pun meraih makanan yang fitri bawa , lalu memakannya     

  " Kau puas ? Aku sudah memakannya . Bilang pada nenekku. Aku sangat menikmati makanan ini. Ini makanan terlezat yang pernah aku makan "     

  Fitri pun mulai terisak di hadapanku. Namun aku enggan untuk menanggapinya .     

  " Pergilah ... Aku ingin sendiri "    

  " Tapi... "    

  " Aku bilang pergilah... Jangan membuatku marah padamu fit... "    

  " Oke aku pergi. Maafin aku sebelumnya rharha "    

  Aku berpura pura menutup kedua mataku.. Hingga aku rasa fitri sudah berlalu pergi..    

  Akupun mulai menangis ... Rasanya menyakitkan ...     

  Kenapa aku harus mempunyai takdir seperti ini ?     

  Aku tahu jalan hidupku sudah di tentukan oleh allah. Tapi ini terasa menyiksa lahir dan batinku..


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.