Broken Life , Broken Heart

Depresi tahap 1



Depresi tahap 1

0  Akupun mencoba menyentuh wajahnya lewat layar ... Ia pun menutup kedua matanya    
0

  " Aku sangat merindukanmu izzy... "    

  Ia melihat ke sekeliling ruang guru     

  " Aku juga sangat merindukanmu rharha... "    

  " Ya sudah lanjutin lagi ngajar nya. Jangan capek capek .. Aku mau makan dulu .. "     

  " Jaga diri baik baik rharha. Ingat aku selalu nunggu kamu kembali kesini.. "    

  Akupun memberikan senyuman padanya, lalu mematikan teleponnya     

  Aku melirik ke arah fitri     

  " Apa ada hal yang tidak ku ketahui ? Kenapa ia bisa tahu aku sakit ? "    

  " Itu ... Itu...aku memberitahunya seminggu yang lalu . Aku khawatir dengan keadaanmu rharha "    

  " Jika khawatir padaku , kenapa kamu menceritakan hal ini padanya ? "     

  " Karena aku tidak tahu harus bercerita pada siapa lagi "    

  Aku menghela nafas kasar    

  " Ya sudah lain kali jangan beritahu dia keadaanku.. Aku tidak ingin merusak fokus nya . Kamu tahu ia sudah berkeluarga . Bagaimana kalau suaminya tahu ? Kasian dia nantinya "    

  " Maaf.. "    

  Akupun terdiam..     

  " Aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi padaku fit.. Perasaanku tidak enak dari tadi "     

  " Tenang kan hatimu rharha, aku yakin tidak akan terjadi apa apa.. "     

  " Ya mudah mudahan saja ... Ya sudah kalau gitu kamu cepat kembali ke atas .. Biar kan kali ini aku makan sendiri "    

  " Kamu yakin ? "    

  " Aku yakin ... "     

  Fitri pun pergi ke atas , aku pun mencoba untuk makan , namun sosok itu tiba tiba saja muncul di hadapanku    

  Aku terdiam melihat ke arahnya dan memperhatikannya dengan seksama.    

  " Siapa kamu sebenarnya ? Kenapa kamu selalu muncul dan hilang begitu saja ? "    

  " Aku adalah dirimu.. " Jawab nya dengan suara pelan    

  " Bagaimana bisa kamu bilang kamu adalah diriku ? "    

  " Karena kenyataannya aku memang lah dirimu.. Apa kamu tidak lihat kita berdua sama "    

  " Aku memang kehilangan kewarasanku secara perlahan. Namun saat ini aku masih sadar bahwa aku tidak mungkin menjadi dirimu yang menjijikan "    

  " Dengar ... Aku dan kamu sama menjijikannya .. Kakiku dan kakimu sama sama terluka , dan hidupmu adalah bukan kehidupan yang sesungguhnya. Jika aku jadi dirimu , aku akan memilih untuk mati, dari pada hidup hanya untuk sekedar di cicipi orang lain lalu di buang begitu saja "     

  Aku mencoba menutup kedua mata dan telinga ku agar tidak mendengar lagi perkataanya     

  " Rharha.. Kamu adalah manusia yang sangat hina, kamu adalah manusia paling kotor dan berdosa di muka bumi. Untuk apa kamu hidup? Lebih baik kamu mati dan ikut dengan ku untuk meraih kebebasan "    

  " Pergilah.. Jauhi aku... Aku tidak ingin mendengar mu "     

  " Ckckck... Lihatlah dirimu. Mempertahankan harga diri mu yang sudah sangat hina seperti sampah, kau layak untuk mati. Bukan hidup.. "     

  " Pergilah.... "    

  " Kamu bahkan di buang oleh keluarga mu sendiri , apa kamu sadar ? Tidak ada yang menginginkan mu.. Tidak ada yang mencintaimu .. Tidak ada guna nya kamu hidup di dunia ini... "    

  " Aku bilang pergilah " Ucapku pada sosok di hadapanku.. Dan ia malah tertawa lalu memperlihatkan wajahnya yang sangat hancur dan penuh dengan darah .. Akupun kaget mencoba berpaling darinya    

  Ia terus mendekat , suaranya berubah menjadi sangat serak..     

  Bau anyir menyeruak di ruangan ini    

  " Aku tidak akan pergi sebelum kamu mengakhiri hidupmu sendiri . Hahaha    

  Aku akan selalu ada disini bersama mu .. "     

  Akupun tertunduk , dan memeluk lutut ku dan menangis     

  Lalu tak berapa lama pintu itu terbuka ,aku lihat ayah tiriku ada disana . Ia berjalan mendekat lalu menjambak rambutku dan menginjak kakiku yang terikat dengan sepatunya     

  Ia menyeretku dan membantingkan kepalaku ke dinding hingga beberapa kali ,     

  Hidungku berdarah , dan kepalaku sangat sakit,     

  Hingga aku berada di posisi tertidur di lantai , lalu hal terakhir yang ia lakukan adalah menginjak perut ku beberapa kali dengan sepatu hitam miliknya ..     

  Saat aku melihat ke atas ke arah ayah tiriku , tiba tiba saja pengelihatanku seperti berubah , ia terlihat seperti ayah kandungku , yang sedang menginjakan kakinya ke perutku seperti dulu.     

  Aku hanya bisa terdiam , dan menahan rasa sakitku..     

  Aku mulai terbatuk batuk dan muntah     

  " Maafkan aku rharha , aku sedang kesal.. " Ucap ayah tiriku , ia mencoba membangunkan aku dan ia memberikan aku sebatang coklat    

  Tubuhku sudah sangat lemas , bahkan seluruh tulangku terasa sakit....     

  Ia menangkup kedua pipiku     

  " Aku akan jadi ayah yang baik untukmu. Percayalah " Ucapnya     

  Aku hanya menatap wajahnya tanpa berkedip     

  " Maafkan aku , aku harus pergi. Rasa kesalku hilang sekarang.. Tidak mungkin kan aku melakukannya pada ibumu ? "     

  Aku tidak menjawabnya     

  " Aku akan ke atas lagi.. Makanlah coklat nya .. " Ucapnya sambil berlalu pergi    

  Aku hanya bisa tertunduk sambil merintih menahan sakit di perutku..    

  Lalu aku mendengar suara perempuan sedang tertawa sangat keras..     

  Sambil memegangi perut ku aku berkata    

  " Keluarlah ... Jika kamu berani jangan bersembunyi "     

  " Aku tidak bersembunyi , aku sedang melihatmu dari tadi "     

  Ia pun muncul di sampingku     

  " Sudah ku bilang hidupmu tidak ada gunanya... "     

  Akupun tersenyum padanya    

  Lalu memberikan coklat tadi padanya     

  " Kamu terlihat sangat tua , ini makan lah coklat agar badanmu tidak bau anyir . Aku ingin muntah saat menghirupnya "    

  " Haha aku tidak makan coklat .. " Ucapnya    

  " Lalu kamu makan apa ? Nasi ? Mie ? Rendang?     

  Ia pun hanya tertawa ..     

  " Aku makan apa yang keluar dari tubuhmu. Yang sama anyir nya denganku . "    

  " Iiwuh... Menjijikan... "    

  Ia pun tertawa kembali..     

  " Tapi itulah kenyataannya .. Aku sangat menyukainya "    

  " Dasar jorok ... "    

  Jika mengingat percakapan ini , aku hanya ingin tertawa , bagaimana bisa aku berbicara dengan ilusi ku sendiri    

  " Bagaimana kamu mati ? Apakah itu menyakitkan ? "    

  " Aku hanya kecelakaan . Tidak sengaja memang tapi itu menyakitkan .. "    

  " Dimana kamu mati ? Dan kenapa kakimu hanya satu ? "    

  " Ouh ayolah. Apa kita harus membahas ini ? "    

  " Ya kau harus , karena aku juga ingin mati sekarang, namun aku ingin tahu, apakah mati itu sakit ? "    

  " Tidak... "    

  " Kamu yakin? "    

  " Yakin.. "    

  "Berani bersumpah ? Kamu kehilangan kakimu saat kecelakaan , apa mungkin itu tidak terasa sakit ?     

  " Sakit... "    

  " Lalu kenapa kamu bilang mati tidak sakit ? "    

  " Karena aku mati saat kecelakaan dan tidak ada yang menolongku , aku terjepit dan mereka hanya menonton ku , sampai pada akhirnya aku mati sia sia "    

  " Tadi kamu menyuruhku untuk mengakhiri hidupku sendiri , itu berarti akan terasa sangat menyakitkan ? "    

  " Aku akan membantumu melewatinya "    

  " Benarkah ? "    

  " Ya..."    

  " Kalau begitu bantu aku untuk mati.. Tapi dengan cara yang tidak menyakitkan .. "


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.