Raja Terakhir ( Last King)

15 Jam Menuju Bencana



15 Jam Menuju Bencana

0  Setelah mengetahui semuanya, Jay mulai kembali ke kamarnya membuka laptop dan mencari informasi.    
0

  Membuka laptop Jay mulai membuka peta kota Jaya, dan melihat area sekitarnya, sampai ia melihay denah dari kota Jaya, Jay mendesah.    

  Jika benar-benar terjadi bencana itu, ini hanya akan menjadi tempat pembantaian, dengan jutaan orang yang hidup, tak terbayangkan akan seberapa chaos ya nanti.    

  Boro-boro dia bisa keluar, terperangkap ia, walaupun kota ini adalah ibu kota dari kerajaan Muria, tapi siapa yang bisa menjamin, akan tetap ada keadilan di tempat pengungsian yang akan dibuat.    

  Dari pada dia harus berdesakan dan berebut jatah untuk hidup. Lebih baik dia mencari tempat yang agak sepi dengan kemungkinan membuat bascamp sementara untuknya tinggal, dan menunggu instruksi selanjutya dari leluhurnya.    

  Jadi setelah melihat denah kota, Jay memutuskan untuk melihat sekitar daerah dari perkotaan, tujuannya adalah daerah yang agak sepi tapi mudah dan yaman untuk mencari sumber daya makanan.    

  Dan setelah mencari selama setegah jam, Jay menemukan tempat yang ideal, yaitu kota tetangga dari Kota Jaya.    

  kota Gede sebuah kota satelit dari kota Jaya, dengan populasi yang kecil dan memiliki geografi yang cocok untuk dirinya.    

  Dengan banyak kebun teh dan perbukitan yang dikelilingi oleh gunung yang tidak terlalu lebat.    

  Jay berasumsi, dataran yang lebih tinggi dengan kemungkinan makanan dan sumber air yang baik, meski ada ancaman dari tumbuhan dan hewan yang akan menjadi zombie, tapi itu di dalam hutan yang dalam, sedangkan ia hanya akan tinggal di tepian hutan, sambil bertahan dia juga akan berlatih dengan berburu untuk menambah skill dan kekuatannya.    

  Dan saat dirinya melihat peta dari kota Gede, Jay baru ingat ada sebuah vila keluarganya disana yang sudah lama tidak dikunjungi, dan letaknya agak terpencil dan cocok untuk tempat sementaranya.    

  Setelah menentukan lokasi, adi mulai bersiap mengumpulkan makanan serta keperluan hidup, dan bergegas menuju ke vila di kota Gede.    

  Tapi sebelum itu dia harus memesan banyak makanan, dan karena dia memiliki ruang jadi dia tidak terlalu kawatir untuk meletakan barang.    

  Membuka aplikasi perbelanjaan dia mulai memesan barang dalam jumlah banyak. Dimulai dari makanan kompack, makanan kaleng yang terdiri dari buah dan daging, kemudian juga beras, tepung terigu, sayur mayur, buah-buahan,minyak sayur, minyak tanah, perlengkapan camping, generator, panel surya, rempah-rempah, garam, gula, teh, kopi, rokok, obat-obatan dasar, perban, peralatan bedah dasar, pedang, kapak, gergaji mesin, mesin las, kemudian baru beberapa snack berkalori tinggi, seperti coklat, susu, dan tentu air minum, tambahkan lagi tisu basah, tisu toilet, peralatan pertanian, dan juga beberapa bibit sayuran dan buah yang cepat tumbuh.    

  Setelah memesan dan meminta pengiriman ekspres, Jay mulai memasukan pakaian, dan peralatan elektronik didalam rumah yang sekirannya dia perlukan nanti, tak lupa menyimpan beberapa hal penting peninggalan keluarganya.    

  Mengecek list lagi, dan memastikan untuk sementara keperluannya dan kebutuhannya sudah cukup untuk saat ini.    

  Saat dirinya duduk di ruang tamu sambil menunggu kedatangan barangnya, dia baru sadar ada seseorang yang hampir dia lupakan.    

  ya, seseorang yang juga bernasip sama seperti dirinya sebatang karang, tetapi memiliki ketegaran dan juga kemandirian yang kuat di dalam tulang dan wataknya.    

  Mengambil telepon dan mulai menghubungi nomer yang telah beberapa hari ini dia abaikan. "tuuutt.....tutttt' " Halo Jay, ada apa?" suara lembut seorang wanita datang dari seberang telepon.    

  " Mira ini aku, maaf untuk sebelumnya, ada hal penting yang ingin aku bicarakan kepada mu, bisakah kamu datang sekarang ke rumah ku" pinta Jay.    

  Di seberang telepon, Mira wanita yang di telpon Jay, menghela nafas lega setelah mendengar suara Jay.    

  Dia sangat kawatir seminggu in, karena Jay mengurung dirinya sendiri setelah mendapat kabar duka tentang keluargaya menyadari seberapa besar pukulan yang dirasakan Jay, Mira tahu Jay sedang dalam kondisi terdalam saat ini.    

  Mencoba beberapa kali dan masih tidak mendapatkan jawaban dari Jay, setelah ia menghubunginya, Mira menjadi semakin kawatir, hingga saat ini dia merima telepon dari Jay, yang memintanya untuk datang ke rumahnya dia senang dan langsung setuju.    

  " Baiklah Jay, aku akan segera kesana, kamu sabar ya, menunggu aku" Jawab mira dengan suara yang prihatin.    

  " Emmm....aku menunggu kamu Mira" jawab Jay singkat.    

  Setelah menghubungi mira, Jay menghela nafas lega dia hampir lupa masih ada seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya.    

  Mira seorang perempuan yang mampu meluluhkan hati dan pikirannya.     

  Tak lama bel pintu gerbang terdengar dan Jay tahu pesanannya telah tiba, berjalan keluar rumah dan membuka pagar, Jay membiarkan truk besar logistik masuk ke dalam rumah dan siap membongkar muatannya.    

  Melihat waktu yang telah berlalu selama satu jam lebih, Jay mengangguk puas dengan kecepatan layanan ekspres ini, meski harga berkali-kali lipat tapi untuk uang yang akan tidak berarti lagi Jay merasa itu sepadan.    

  Setelah hampir setengah jam selesai membongkar muatan, dan memberikan tips ekstra besar untuk para pengantar, Jay mulai menutup kembali pintu gerbangnya. untuk menghindari penglihatan dari yang lain.    

  Mendekati barang kebutuhan dan peralatan yang menumpuk di depannya, Jay mulai menyimpan barang dengan pikirannya, selama ia berada pada jarak 5m dari barang yang ingin ia simpan.    

  Hanya butuh waktu 5menit untuk semua barang berhasil dia masukan ke dalam ruang, dan melihat masih ada cukup besar ruang yang tersisa, Jay tersenyum menyadari betapa yaman dan bergunanya ruang ini.     

  Kembali masuk ke dalam rumah, Jay mulai memikirkan kembali apa yang masih perlu ia butuhkan, dan sesaat dia teringat peta, ya itu sangat dibutuhkan, mendownload semua peta di pulau Java, dan kemudian dilanjutkan dengan pulau" besar yang lain.    

  Merasa kurang cukup Jay mulai mendowload peta untuk kawasan sekitar kerajaan Muria. dan itu butuh waktu yang lumayan, tetapi ia tidak merasa kesal karena nanti peta ini akan menunjukan kegunaanya yang sangat penting.    

  Setelah membiarkan hpnya mendownload otomatis peta, Jay mulai mengalihkan lagi barang apa yang belum ia masukan, merenung sementara.    

  Ia sadar, ia butuh banyak senter, masker biasa dan gas, kemudian lampu emergency, batrei bebagai ukuran, serta pelindung tubuh.    

  Maka dimulai lagi lah pemesanan besar yang dilakukan oleh Jay, hingga ia teringat ia butuh senjata selain pedang, mengecek online dan melihat apakah ada barang yang lebih baik, Jay melihat beberapa panah berburu dan senjata angin, merasa itu pasti berguna Jay mulai memesan lagi, tak sampai berapa menit kemudian dia juga ingat, alat pancing dan jaring ia juga butuh.    

  Jadilah selama ia menunggu kedatangan Mira, dia mulai berbelanja dengan gila lagi.    

  Dan saat dirinya sedang asik mengecek barang, terdengar suara klakson dari mobil mira, dia keluar untuk membuka pagar dan membiarkan mira memarkirkan mobilnya di dalam, sambil tak lupa menutup kembali gerbangnya.    

  Membuka pintu mobil mira, apa yang dilihat Jay adalah seorang wanita cantik dewasa, dengan baju hitam dan rok yang ramping se atas lutut.    

  Melihat wajah mira yang cantik menawan, ada kerinduan dimata Jay dan tanpa menunggu lebih lama lagi, da memeluk mira dengan kencang.    

  " Aku senang melihat kamu disini Sayang" berkata Jay dengan penuh emosi.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.