Raja Terakhir ( Last King)

Sampai Vila



Sampai Vila

0  Masuk ke dalam vila Jay dan Mira disuguhkan oleh pemandangan yang luas, dari Pintu masuk vila mereka disambut oleh jalan yang bersih dan luas, yang cukup menampung 3 mobil sekaligus.    
0

  Dengan kedua sisi jalan di sekitar pintu gerbang, terdapat banyak patung prajurit dengan berbagai senjata, dari pedang, busur, tombak, dan gada.    

  Dan dibelakang dari patung-patung tersebut, terdapat Hamparan luas dari pohon-pohon jati yang di tanam dengan rapih.    

  Mengikuti jalan menuju bangunan utama vila, Jay dan mira tak habis berdecak kagum, melihat betapa luas area vila ini, dan sampai mereka melihat bangunan utama vila.    

  Baru Jay dan Mira benar-benar kagum, karena di depanya adalah bangunan yang luas dan besar, dengan bangunan bertingkat 4 lantai, dan di depan bangunan ada sebuah pendopo luas yang mampu menampung ratusan orang.    

  Dipisahkan oleh jalan yang luas, ada lorong kusus bagi pejalan kaki yang menyambung ke bangunan utama. berhenti di depan bangunan, kembali Jay dan Mira di sambut oleh sepasang patung batu besar yang berbentuk garang, dengan tinggi 3M terbuat dari batu hitam yang kuat, memegang gada dan perisai di setiap sisi tangannya.    

  Berdiri dengan kokoh, seperti sepasang penjaga yang siap menyambut tamu yang tak di undang.    

  Saat keduannya masih melamun, dan berdiri di depan vila megah ini, yang bisa disebut sebagai istanah kecil ini. Tiba-tiba pintu utama vila yang besar yang terbuat dari kayu yang kokoh terbuka, menampakan sosok seorang pelayan laki-laki tua dengan mengenakan pakaian rapih layaknya seorang butler.    

  Melangkah maju dengan perlahan, dan membungkuk dengan postur 45°, di depan Jay, suara pelayan tua itu terdengar. " Selamat datang Tuan muda, perkenalkan saya Darmo kepala pelayan sekaligus kepala penjaga di Kraton Wijaya" Sebuah suara membangunkan Jay dan Mira yang masih linglung, melihat ini semua.    

  "Ahhhh....Senang bertemu dengan mu Pak Darmo"jawab Jay dengan sedikit bingung.    

  "Tuan muda tidak usah bingung, tuan bisa memanggil saya Eyang Darmo atau Butler Darmo" memjawab kembali kebingungan Jay dengan wajah tersenyum.    

  "emmmm, Baiklah kalo begitu, saya panggil dengan nama Eyang Darmo saja, dan perkenalkan ini adalah tunangan saya Mira" menunjuk kepada mira disampingnya.    

  Mendengar penjelasan Jay, ada sinar yang terang di balik mata Enyang Darmo, melihat Mira " Selamat datang, tuan putri senang bertemu dengan anda" kembali Darmo melakukan salam yang formal kepada mira, seperti salam yang dia berikan kepada Jay.    

  Awalanya Jay bingung, karena dia belum pernah ke vila ini, yang dia tahu hanya Ayah dan Ibunya yang pernah kemari, dan itu dilakukan saat dirinya masih kecil. Adapun alasan ia bisa sampai disini, tidak lepas dari alamat yang disimpan orang tuannya.    

  Dan ketika beranjak besar, kedua orang tuannya sudah tidak mengunjungi vila ini lagi, mereka hanya mengatakan bahwa disana keluarga mereka memiliki vila untuk liburan, sisanya tidak ada.    

  Kini keduanya Jay dan Mira tambah terkejut, melihat ada kepala pelayan yang menyambut mereka, terutama Jay yang tidak pernah diberitahu oleh kedua orang tuannya, bahwa disini ada orang yang menjaga.    

  Saat Jay masih terbenam dalam keraguan, suara Darmo membangunkannya, "Tuan muda dan Tuan putri silakan masuk".    

  Memberi gestur untuk masuk ke dalam vila, masuk melewati pintu, keduannya disuguhkan oleh aula besar yang indah dan elegan. Tidak terlalu mewah tapi membuat orang yaman dengan dekorasi dan juga tata letak dari barang-barang yang ada.    

  Sambil menunjukan Jalan, Darmo mulai berbicaca secara umum tentang kondisi dari kraton ini, " Tuan Muda vila ini memiliki total luas sebesar 150 Hektar, dengan seluruh wilayah memiliki tembok yang melindungi dari luar, terdapat 25 kamar di bangunan utama yang berlantai 4, dengan tambahan kamar 23 di bangunan tambahan di belakang vila, tempat para pelayan tinggal. Selain itu terdapat danau dan juga mata air jernih yang mengalir sepanjang tahun dari atas gunung, ada juga pertanian di belakang vila serta peternakan di sampingnya" setelah penjelasan singkat Jay dan Mira tiba di lantai 4.    

  Berhenti di kamar paling dalam dari lantai 4, Darmo membuka pintu dan apa yang dilihat Jay dan Mira adalah kamar luas dan juga yaman, masuk ke dalam ruangan tampak dekorasi dan juga furniture di dalamnya tergolong mewah dan elegan, melihat ke seluruh ruangan kamar, Terdapat satu tempat tidur besar berukuran king size, dengan sebuah kamar kusus pakaian, dan meja rias, serta kamar mandi luas dengan bathtube yang besar.    

  Melihat ini semua Jay menganguk puas, karena ini lebih dari cukup untuk dirinya dan melihat Mira, ada anggukan setuju di wajahnya.    

  Setelah menunjukan kamar, Darmo meminta ijin untuk menyiapkan makan malam untuk mereka berdua, dan akan memanggil bila hidangan sudah siap.    

  Setelah melihat Darmo pergi dan menutup pintu kamar, keduannya saling menatap satu sama lain, sambil merebahkan di atas kasur mulai berdiskusi tentang situasi mereka.    

  " Sayang kamu nampaknya sangat terkejut melihat ini semua?" suara Mira terdengar dari samping    

  " Ya aku bukan lagi terkejut sayang tapi shok" jawab Jay menghadap ke arah Mira    

  " Kok bisa? " tanya Mira bingung    

  " Bisalah, aku engga ngira vila yang di beritahu oleh ayahku sebesar ini, dan dalam kondisi yang sangat misterius seperti sekarang" kembali menjawab    

  " Ehhhh...misterius kok bisa? bukannya biasa aja sayang?" kembali bertanya dengan ragu    

  " Kalo kamu tadi perhatikan dengan seksama, sejak awal vila ini terlalu misterius, dengan jalan masuk yang jauh dari jalur utama jalan, kemudian tembok besar yang tinggi beserta gerbangnya, ada lagi banyak patung prajurit, dan luas seluruh vila yang begitu besar, tambah lagi dari segi ukuran ini bukan vila tapi bisa di sebut istanah atau kraton kecil, apalagi liat ada pendopo di depannya, dan lebih aneh lagi, sejak awal kita tidak bertemu dengan sosok lain selain dari Eyang Darmo" Kata Jay menjelaskan kecurigaanya.    

  " Ya aku juga agak bingung sih, cuma aku teralihkan oleh suasana yaman dan asri dari vila ini, jadi aku agak lupa, dan setelah kamu jelaskan aku baru sadar akan semua kejanggalan ini" jawab Mira setelah sadar akan keanehan yang ada    

  " Nah justru itu kan aku bingung, Emang sih Eyang Darmo terlihat sehat, tapi apa bisa menghendel seluruh wilayah vila, kan ga mungkin, tapi fakta cuma ada dia saat kita datang yang lain ga ketemu, baik itu penjaga pintu, tukang kebun, atau bahkan pelayan lain ga nampak, kan aneh?" kembali Jay mengutarakan pikirannya    

  " Ya semua yang kamu katakan benar sayang, tapi dari pada bingung mending kamu tanya aja langsung Eyang Darmo, biar lebih jelas" Saran Mira kepada Jay    

  " Ok masukan kamu tepat, nanti saat makan malam kita akan tanya, untuk saat ini sebaiknya kita mandi dan istirahat sejenak" jawab Jay sambil mengelus pipi Mira.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.