Raja Terakhir ( Last King)

Berangkat



Berangkat

0Tampak seorang pemuda dengan wajah yang manis namun tegas sedang asik mengendalikan laju gerbong dengan bersenandung lagu dan tembang     
0

Ya pemuda yang sedang mengendalikan gerbong kereta yang di tarik oleh dua kuda jantan itu adalah adi, yang telah menempuh perjalanan dari desanya yang berangkat pagi dan kini sudah hampir empat jam perjalanan yang dilakukannya     

Melihat ke arah pinggir jalan untuk melihat tempat yang pas untuk beristirahat siang dan melepas lelah sejenak     

Mengamati medan di depan menunggu hingga beberapa saat tampak aliran sungai kecil di ujung jalan depan dengan beberapa pohon jambu yang berjejer rapi memagari sungai kecil yang ada     

Mempercepat laju kuda agar sampai segera disana adi memacu kudanya.     

Sampai akhirnya ia tiba di bawah pohon jambu yang terbesar diantara pohon yang ada adi memarkirkan kudanya dan melihat kedalam gerbong sambil berkata kepada denok yang sedang memilah bahan untuk makan siang dan malam     

" Denok kita sudah sampai di tempat istirahat, kamu bisa siapkan bahan untuk makan siang kita dan jangan lupa membawa garam bata satu untuk minum kuda" memanggil denok sambil bergegas turun dari gerbong kereta dan mengambil ember kecil dan besar yang ada di samping kereta untuk mengambil air di sungai guna minum kuda dan air memasak makanan     

Denok yang membuka pintu belakang gerbong megeluarkan beberapa alat memasak seperti panci sendok piring serta ceret untuk merebus air dan gelas kayu dengan ukiran yang cantik sebagai tempat minum     

Kembali menuju gerbong untuk mengambil batu untuk tatakan kompor dan meja lipat serta kursi kecil untuk duduk sambil sesekali melihat bahan yang telah dia siapkan untuk makan siang     

Mengambil beberapa wortel dengan kubis, buncis serta daun bawang dan kentang dan tidak lupa mengambil dendeng kering yang telah diasapkan     

Menata rapi dia atas meja kecil dan bersiap mengupas dan memotongnya     

Sedangkan adi yang sedang mengambil air di sungai sambil melihat kearah pinggir sungai tampak beberapa udang tawar dengan ukuran yang lumayan besar bersembunyi di balik rerumputan yang terendam di bawah air     

Hal itu dapat terlihat oleh mata adi karena telah memperaktekan ilmu kanuragan menjadikan fungsi panca indranya menjadi lebih tajam dan peka dari rata-rata manusia     

Tersenyum senang dengan apa yang dilihat dan memikirkan tambahan menu makan siangnya adi melihat kearah sekitarnya mencoba mencari ranting yang cukup panjang namun fleksibel     

Melihat beberapa ranting yang berserakan tidak jauh darinya berjalan menghampiri dan memilih rantin yang sesuai setalah mendapatkan satu berjalan ke arah kumpulan udang dengan memadatkan niatnya membuat ranting yang tampak biasa menjadi terlihat lebih besardan kuat     

Memejamkan sebentar matanya dan menyalurkan arus hangat menuju ranting yang dipegangya sambil menarik ancang ancam mencambukan dengan cepat ranting ke arah air     

Tampak gelombang besar yang menghantam air dan membuat percikap besar air yang keluar dari bibir sungai sambil membawa beberapa udang yang terhempas ke arah pinggir sungai     

Melihat panennya adi tersenyum menangkap satu persatu udang tawar yang telah terlempar ke darat adi mengambil udang dengan senang dan menghitung ada delapan udang besar dan lima udang kecil tersenyum senang adi memanen hasil jarahanya     

Berjalan ke arah ember dan menaruh udang yang ada sambil mengambil air dengan ember yang lain untuk kembali ke arah gerbong menunjukan panen ya kepada denok.     

Setelah menikmati makanan enak yang telah dimasak denok, adi merebahkan diri bersandar di pohon jambu yang ada di dekatnya sambil memperhatikan denok yang tengah sibuk membereskan perbekalan     

Saat dirinya sedang santai berbaring merasakan hembusan angin siang yang tenang tampak sesosok wanita cantik berdiri di depannya terlihat lengkungan manis pada sudut bibir wanita itu     

Berjalan mendekati adi sampai dirinya tepat berada disamping adi wanita itu berjongkok disampingnya memandangi wajah adi yang tenang saat beristirahat dan memperhatikan dengan seksama ukiran wajah yang menawan tak dapak dipungkiri terlihat warna merah merona pada kedua pipinya     

Membayangkan dirinya yang kini telah resmi menjadi istrinya dan tampak agak tidak bisa dijelaskan rasa menawan yang ada di dalam hatinya meskipun keduanya sudah menikah tetapi dia selalu merasa suami didepannya selalu bertambah menawan setiap hari     

Tidak dapat menahan perasaan sayang dalam dirinya tangan ramping nan indahnya bergerak perlahan menuju wajah adi menggerakkan tangannya dan menahan sedikit nafasnya agar tidak membangunkan adi dia perlahan menyentuh rambut hitam tebal adi yang ada di keningnya     

Mengusap perlahan sambil bergerak turun mengelus sedikit pipinya hingga tatapannya tertuju pada bibir merah dan tebal dari adi merasa detak jantungya semakin kencang dan merasa sedikit tidak yaman dalam dirinya dia mencoba menggerakkan kepalanya perlahan menuju bibir adi     

Menahan nafas yang semakin meburu dan menahan detak jantung yang semakin meningkat tampak seolah dia mencuri keuntungan dari kekasihnya dan ini membuatnya semakin tidak bisa menahan jenis rasa mencuri ciuman yang ada     

Saat bibirnya semakin dekat hingga dia mampu merasakan nafas dari adi dan mencoba menenangkan nafas dan detak jantungnya ia perlahan menutup matanya sambil mendekat mencium bibir adi     

Merasakan bibirnya menyentuh bibir adi yang lembut dan tebal terasa perasan manis bercampur ekstasi dalam dirinya mencoba mengontrol dirinya dan secara perlahan melepas ciuman singkat namun memabukan.     

Terdengar suara telapak kuda yang berjalan perlahan dan tenang di sebuah jalan yang ada di sekitar perbukitan dekat hutan perbatasan antara desa pesisir dan desa pegunungan     

Adi tidak bisa menahan senyum dan menggelengkan kepalanya saat ia mengigat tingkah lucu dari istrinya yang diam-diam mengambil keuntungan dalam tidurnya     

Menahan tawa saat dia berpura pura tertidur dan melihat denok yang seakan kepiting yang direbus tampak kemerahan dan penuh asap yang keluar dari atas kepalanya karena mencoba menahan rasa malu dari hal yang dilakukanya     

Kembali memfokuskan konsentrasinya saat mengemudi kereta, adi melihat kembali pada jalan yang ada didepannya     

Menatap hutan lebat yang ada dikedua sisi jalan dan menatap langit yang semakin gelap adi mencoba mencari desa terdekat atau tempat yang cocok untuk berkemah sambil mengawasi keadaan sekitar     

Denok yang ada didalam gerbong kereta kini telah kembali menyiapkan perbekalan serta tenda yang ada untuk berjaga jaga apabila mereka harus menginap dan bermalam di tengah hutan     

Memikirkan sesuatu dia berjalan kearah depan gerbong sambil membuka pintu kecil seukuran satu orang untuk bertanya kepada adi     

"mas sudah agak gelap apa tidak sebaiknya kita mencari tempat untuk berkemah?"     

" iya mas rasa juga sudah agak gelap dan kalo kita tidak segera mencari tempat untuk berkemah akan tidak baik untuk kita bisa bermalam dengan tenang".     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.