Raja Terakhir ( Last King)

Goa Bolong



Goa Bolong

0Berjuang menahan rasa sakit yang berasal dari pikirannya. Adi menggertak giginya, " Uuuukkkkkkk, ahhhhhhhh apa ini....." Berteriak menjaring merasakan rasa sakit kepala yang dirasa.     
0

Saat rasa sakit yang terus melanda, Adi teringat pesan kakeknya. " nanti ketika kamu di dalam dan kamu merasa berat, ingat saja niat mu dan jangan banyak berpikir".     

mencoba membiasakan rasa sakitnya, dia duduk bersila dan berkonsentrasi. menyadari semua pikiran yang menyerang Pikirannya, Adi memilah niat dan apa yang akan dia lakukan.     

Dengan tekat dan kemauannya untuk sadar dengan apa yang terjadi, Adi mulai bangun dari rasa sakitnya. Mengepal kedua tangannya Adi berkata kepada dirinya, "aku mungkin goyah, tapi aku tidak akan menyerah".     

Setelah waktu yang tak bisa dihitung, Adi mulai merasa pikirannya ringan dan dapat membuka matanya dan hanya menyadari bahwa dia duduk di atas batu yang berbentuk kursi.     

Kembali menegaskan niatnya jay berjalan hingga sekitar 10 menit Jay melihat, genangan air yang terlihat gelap dan memenuhi semua sudut dari goa.     

Seakan tidak ada jalan yang tersisa dan tak ada jalan memutar, Jay mulai merenung.     

Berpikir sementara dan baru tersadar, Mengambil langkah dengan mantap Jay berjalan, seakan keajaiban itu terjadi dia berjalan di atas air.     

Serasa ada kaca dan air yang memisahkan setiap langkah kaki yang diambil.     

Berjalan perlahan namun pasti, menatap lurus ke arah depan yang penuh dengan kegelapan.     

Jay baru tersadar saat kakinya merasa dia menginjak pasir.     

Seakan di sambut, Jay mulai merasa pandangannya semakin tertutup oleh badai pasir yang mulai terbentuk di sekitarnya.     

Menelan dirinya di dalam badai pasir, Jay tersiksa atas pasir yang mulai menyelimuti dirinya.     

Berjalan dengan perlahan dengan tekat dia melangkahkan kakinya.     

Berjalan berjalan berjalan berjalan hingga dia merasa rasa sakit pada pergelangan kakinya, dan menyadari kakinya terluka dan berdarah.     

Berjalan dengan goyah dan tak tentu arah, saat hanya keinginan dan tekatnya yang membimbing. Hingga dia mulai merasa kakinya terasa nyaman, dan melihat kebawah kakinya sembuh, kembali seperti semula dan tidak ada bekas apapun.     

Melihat lagi ke kakinya, dia melihat rumput di sekitar kakinya. Kaget dengan apa yang di lihat dan baru sadar dengan pemandangan yang ada di sekitarnya.     

Melihat sekeliling dengan penuh penasaran Jay melihat, hamparan rerumputan yang penuh dan langit cerah yang berwarna biru. Dihiasi oleh udara yang segar dan Yaman jay merasa kelelahan dan jiwanya terisi ulang.     

Berjalan kesekitar dan mendengar aliran air, Jay mulai melangkahkan kakinya cepat.     

Melihat air yang jernih di sungai yang sedang, Jay tergoda mencicipi airnya, berjalan kepinggir sungai dan menyangkutkan kedua airnya, Jay meminum air sungai. Merasa sangat segar dengan rasa air, kembali menyangkutkan dua hingga tiga kali air ke dalam mulutnya.     

" ahhhhhhhh betapa segarnya air ini, belum pernah aku merasakan air yang sesegar dan seenak ini".     

Tidak sadar dengan apa yang terjadi pada bayangan pada pantulan air, Jay mulai sadar bahwa di dalamnya dia tidak sendiri.     

Dia melihat keluarganya yang telah lama tiada, melihat kembali Ayah ,Ibu, dan adik kecilnya.     

Menahan air mata yang mulai membanjiri matanya, Jay tersedak di tenggorokan seakan banyak kata yang mau disampaikannya tapi hanya air mata yang jatuh di pipinya.     

" ayah , Ibu, Ade, Jay kangen kaliannnnnnnnn". menangis dan mulai berjongkok memasuki air sungai.     

" Kesini, Ayo kumpul bareng Ayah, Ibu, sama Ade mu, kita ga akan terpisah lagi ". Melambai memanggil Jay .     

Tak sadar bahwa dirinya terus berjalan ke arah tengah sungai     

" kak, kak, ayo kesini main lagi ,udah kangen sekali dengan kakak, apa kakak ga mau main lagi ? ". Panggil gadis kecil berkuncir dua     

" kakak mau de, mas juga kangen kamu, sabar mas kesitu kamu tunggu". semakin berjalan ketengah sungai     

Tak terasa hingga air menyentuh lehernya jay terkesiap, dia mulai bangun dari hayalanya.     

Saat bayangan para wanitanya memasuki pikirannya.     

Menyadari dia sudah di tengah sungai dan hanya menyisahkan lehernya di atas air, jay bergegas kembali ke tepi sungai.     

Setiba di tepi sungai, menahan rasa syok yang menghampiri. Membuatnya keringat dingin saat mengingat kembali kejadian barusan.     

Berjalan ke tengah Padang rumput, merebahkan dirinya dan memandangi langit yang cerah, jay tertidur oleh rasa kantuk akibat lelah fisik dan mentalnya.     

########     

########     

Saat matahari bersinar terang di sebelah timur desa dan membawa hawa musim semi yang hangat ke seluruh tubuh.     

Terdapat bayangan anak remaja berdiri menghadap desa, dengan sosok yang kuat dan mata yang tegas, anak remaja itu melangkahkan kakinya kembali menuju desa Lawang Sewu.     

Berjalan menuruni bukit, sambil melihat kembali kebelakang. Tempat Goa Bolong berada, sedikit menggelengkan kepalanya, mengingat ujian yang dia hadapi selama tiga hari.     

ya remaja itu adalah adi, yang telah menyelesaikan ujian yang selama tiga hari.     

mengingat ujian yang di hadapi Adi masih merenung dengan serius, Dia menyadari banyak kelemahan di dalam dirinya, baik fisik maupun mentalnya.     

Terlebih lagi dia masih belum bisa lepas dari perasaan masa lalunya, sehingga kini dia baru menyadari dia terjebak di tempat yang sama.     

Berjalan selama setengah jam adi kembali memasuki desa. Berjalan cepat menuju rumahnya Adi merasa kangen dengan nenek dan kakeknya.     

################################     

Selepas bangun dari tidurnya dan melepas rasa rindu ya dengan nenek dan kakeknya Adi, bangun dari tempat tidur.     

Berjalan menuju dapur untuk minum, mencuci muka di kamar mandi. Dan melanjutkan berlari mengelilingi desa untuk berlatih.     

Hingga siang mulai meninggi Adi kembali pulang ke rumah, untuk makan siang dan mandi dirumahnya.     

Setelah mandi dan berganti pakaian, berjalan menuju ruang makan tempat kakek dan neneknya menunggu untuk makan siang bersama.     

" Siang ke, siang nek" berjalan menuju kursi makan sambil menyapa kakek dan neneknya     

" ayo le, cepet makan kamu pasti udh laper dari pagi kan?, ini nenek bikinin kamu botok pake sambil sama ikan asin plus tempe mendoan kesukaan kamu".     

" wah nenek tau aja kesukaan Adi, jadi ga sabar nih makan heheh"     

" udah cuci tangan belum kamu, inget cuci tangan dulu sebelum makan" mengingatkan kakeknya.     

" udah dong, masa iya belum kakek tenang aja ke"     

Memulai makan dan sambil sesekali diselingi percakapan yang hangat, Adi menyelesaikan makan dengan perut yang kenyang dan hati yang Yaman.     

" memang di rumah adalah yang terbaik" tersenyum Adi sambil duduk di halaman.     

######     

Masih menyadarkan dirinya pada bangku kayu jati yang Yaman, Adi menikmati siang yang hangat     

Terdengar langkah kaki mendekat dari dalam rumah, Adi sedikit menoleh untuk melihat dan ternyata kakek nya sedang berjalan menuju ke arahnya.     

" Gimana le, warek?"     

" Kenyang ke, nih lihat perut Adi udah kaya orang hamil 5 bulan, heheh"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.