Raja Terakhir ( Last King)

Ajian Angin



Ajian Angin

0" ya pastilah nasi sebakul kami habisin, gimana kamu ga kekenyangan" Tersenyum kepada Adi     
0

" le nanti malam kakek akan ajarkan kamu, Salah satu ajian keluarga kita, ajian ini di sebut ajian angin"     

" kenapa di sebut ajian angin ke?, apa karena menggunakan angin untuk ajian ini?"     

" dinamakan ajian angin memang karena ini, ajian yang didasarkan untuk menggunakan kekuatan alam, nyaitu angin sebagai perantara dalam penggunaanya".     

" em apa hebatnya ajian angin ini ke?"     

" ajian angin, adalah ajian yang kekuatannya di dasarkan kepada kecepatan dan kerusakan yang luas kepada sasaranya".     

" seberapa cepat dan luas dampaknya kek?"     

" ajian angin ini memiliki tiga tahap ajiannya, nyaitu Angin Lembut, Angin Ribut, Angin Puyuh, ketiga tahapan ajian ini menentukan luas dan kecepatan dari ajian ini, Sebagai contoh untuk kecepatan ajian angin lembut sama dengan kecepatan lari harimau, ajian angin ribut sama dengan kecepatan Elang terbang, dan kecepatan angin Puyuh sama dengan melompat sekejap mata sejauh 500 meter sekali di gunakan, sedangkan untuk kehancurannya, angin lembut dapat membelah pohon dengan tebal satu meter, angin ribut dapat memotong besi dan angin puyuh dapat memotong bukit dan tidak ada batasannya tergantung kekutan lahir mu dan mentalmu".     

" wahhhhhhhh, Adi udah ga tahan ni pengen belajar ke" Tersenyum senang dengan mata berbinar     

" hahaha, memang ajian ini penyelamat jiwa dan bisa cukup kamu banggakan, tapi kamu juga harus ingat bahwa ajian ini punya sarat yang ketat. Tapi beruntunglah kamu karena sudah menyelesaikan separuh persyaratannya, nyaitu fisik 3 X lebih kuat dari manusia dewasa, puasa mutih Tiga hari dan menghadapi ujian nafsu, kemudian yang terakhir adalah menguji kecepatan dan keberanian kamu, setelah itu kamu akan bisa memulai ajian ini".     

" Tenang ke, Adi bakalan menyelesaikan semua rintangan ini" jawab Adi percaya diri.     

" bagus kalo gitu persiapkan kamu malam ini".     

########     

Saat Bulan menjadi pemimpin dan hembusan angin menjadi wakil, disaat itu suasana sunyi menyapu alam.     

Berbalut malam yang gelap dengan taburan cahaya bulan dan bintang di langit, di sebuah bukit di belakang desa Lawang Sewu berdiri dua sosok manusia.     

Ya keduanya adalah Adi dan kakeknya, mereka tengah berada di atas bukit di belakang desa Lawang Sewu     

Berdiri bersama- sama sambil mengatur nafas dan kekuatan mental, mencoba merasakan aliran angin yang berhembus kencang     

"Bisa kamu rasakan perbedaan angin le?"     

" maksudnya ke, Adi kurang paham"     

" maksud kakek kamu itu, bisa tidak merasakan jalannya aliran angin, atau kamu bisa tidak merasakan kekencangan dan kekerasan angin"     

" emmmmmm, Adi cuma bisa merasakan aliran yang ke, aliran angin yang Adi rasa dari langit terus turun ke bukit dan mencari meminum ke bawah ke arah desa. Sisanya Adi masih kurang paham ke" sambil menggelengkan kepalanya     

" ya sudah lumayan dari pada tidak, aliran yang kamu maksud sedikit benar. memang dari langit tapi lebih tepatnya menabrak bukit dan karena tabrakan itu, angin menjadi turun ke bawah karena ada dataran yang lebih rendah setelahnya. Dan untuk kekencangan adalah seberapa besar kamu bisa bernafas dengan nafas mu di udara yang sekencang ini, serta kekerabatan yang di maksud adalah seberapa besar dampak dari gerakan yang menghalangi kamu ketika angin menyentuh tubuhmu".     

" oh gitu ko, kalo yang Adi rasa kekencangan ya cukup kencang dan agak sulit bernafas di atas bukit dibandingkan di desa. Sedangkan untuk kekerasannya, Adi memang membutuhkan usaha lebih jika ingin berjalan di atas sini daripada di bawah nyaitu di desa".     

" ok karena kamu sudah mulai memahaminya kita masuk ke tahap selanjutnya, nyaitu menyimpan Angi di dalam tubuhmu"     

" lakukan seperti apa yang kakek contohkan"     

" iya kek"     

Berdiri memasang kuda-kuda dengan membuka kaki selebar bahu dan menekuk sedikit kedua kaki, disertai dengan mengepalkan tangan sebelah kiri di atas pusar dan di bawah ketiak. Dengan tangan kanan terentang dan membentuk cari, telunjuk menunjuk disertai sisanya di lipat.     

mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafas ke arah bawah. Sambil menekuk kaki kiri dan mengusap tanah tangan kanan.     

menarik nafas dari kedua lubang hidung, disertai dengan menahan nafas selama lima detik dan menghembuskan ya saat berdiri ke posisi semula.     

Saat malam semakin gelap dan bayangan semakin menjadi kabur, bintang dan bulan menyembunyikan dirinya di balik awan     

Disebuah bukit yang terhampar rumput hijau dengan bunga putri malu diantaranya, berdiri seorang remaja yang mengeluarkan keringat yang deras dari kepalanya     

mengepalkan giginya dan mengertakan emosi serta fisiknya, dia berjuang dengan rasa sakit yang menyayatnya dari dalam tubuhnya     

Semakin lama semakin berat apa yang dirasakannya, kepala mulai terasa pusing dan nafasnya semakin susah     

Keberhasilannya atau kegagalannya hanya akan menjadi kenyataan saat dia berhasil bertahan     

seberapa kuatlah tekatnya atau hanya sebatas itu saja batasan dirinya, dia bertanya tanya di dalam hati dan pikiranya     

"aku sudah kepalang nanggung" gumamnya dan hanya ada satu kata yang bisa menggambarkanya yaitu Nekattttttt     

Tetapi itulah semangat untuk menjadi seorang Penjaga, mereka yang hanya rela setengah jalan tidak akan mempunyai bentuk dan mereka yang bisa bertahan akan mampu membentuk jati dirinya     

setelah waktu berlalu dan tidak diketahui tepatnya, terdengar bunyi "krekkk" seperti bunyi patah. Dan jika di lihat dengan seksama bunyi patah itu berasal dari tubuh anak remaja tersebut     

" cukup le kamu bisa istirahat, kita lanjutkan besok. Kamu sekarang sudah berhasil untuk memahami bentuk angin dan dapat mempergunakanya dengan cara yang terbatas. seperti suara patah yang berasal dari tubuh kamu itu, terjadi karena kamu sudah berhasil mendorong angin yang ada di dalam diri kamu. Dan mengarahkannya ke pembulu darah mu untuk membersihkan kotoran yang tercampur dengan darah, sehingga membran yang memisahkan kotoran dan darahmu rusak dan menjadi lancar. mungkin kamu sekarang bisa merasakan aliran darah dan jantung mu semakin meningkat dan wajah serta lengan mu memiliki, warna yang kemerahan jika kamu bisa melihatnya sekarang".     

" benar ke Adi merasa jauh lebih segar dan bisa di bilang semakin ringan tubuhnya, dan seperti keluhan dan pegal" yang Adi rasakan sebelumnya menjadi menghilang".     

" nah itu lah terobosan pertama dalam ajian angin sekarang setelah kamu istirahat sejenak, coba kamu berlari disekitar dan rasakan aliran angin dan gunakan dalam langkah kakimu". mengintruksikan Adi dengan menunjuk hamparan rumput yang ada     

" baik ke Adi coba"     

berlari sambil mencoba mengingat ajaran kakeknya Adi memusatkan pikirannya, sampai dia merasa mulai seperti menginjak lapisan tipis angin dibawah kakinya. Tanpa menyadari dia berlari semakin cepat dan jika di lihat dari jauh dia seolah terbang rendah di atas tanah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.