Raja Terakhir ( Last King)

Setelah Dua Tahun



Setelah Dua Tahun

0" mas ni, udah tau keadaan begini masih aja sempet becanda' yaudah gembul naik lebih tinggi lagi, takut keliatan dari bawah" memanjak ke atas cabang yang lebih tinggi dari pohon kelengkeng     
0

" jangan tinggi-tinggi bul hati-hati kasian pohonya ga kuat loh, nanti kalo patah kamu jatoh ke bawah nangis lagi" mengingatkan Adi sambil menahan ketawa     

" tenang aja mas pohon kelengkeng ni udah jadi langganan gembul dari kecil, dia udah jadi CS gembul jadi tenang bakalan kuat, biasanya juga gembul naik sampe puncak yang atas noh ga kenapa-kenapa" jawab gembul dengan percaya diri     

" ah masa ?" sambil berpikir meragukan " yaudah kamu yang penting hati-hati mas juga ngumpet dulu takut ketawan mba mu" sambil memilih dahan yang agak rimbun Adi mencoba bersembunyi     

" bulll gembull pulang bull kamu dimana" terdengar suara wanita berteriak memanggil gembul     

"kemana si nih, gembul dicariin main Mulu udah tau mau sore masih aja sibuk main, tar kalo sampe bapak yang nyari abis kamu bul disabetin jadi kurus kamu" bergumam sambil mendumel     

berjalan ka arah puncak bukit dan mulai terlihat hamparan pepohonan buah yang tersebar mengelilingi puncak bukit     

Dari atas pohon dan dari balik ranting-ranting pohon yang menutupi tubuhnya Adi melihat ke arah depan bukit dan menunggu beberapa saat Adi dapat melihat sosok seorang perempuan yang sudah mulai dewasa di usianya yang menginjak 20 tahun dengan perawakan yang tinggi untuk ukuran wanita yaitu175 cm dengan rambut hitam legam yang dikuncir dengan poni yang menutupi kepalanya     

Terlihat sangat menawan saat berjalan dengan tubuh yang proporsional yang dapat membuat wanita lain iri hati karena tempat-tempat yang gemuk diantara dada dan pinggulnya yang sangat menggairahkan bagi para lelaki yang memandangnya dan sangat baik bagi seorang wanita untuk dapat melahirkan seorang anak karena memiliki pinggul yang menawan dan seksi     

Dengan baju kebaya nya yang merah dan pas di badan serta kain bermotif bunga sebagai rok nya yang seatas betis dan menampilkan kaki yang panjang serta ramping membuat detak jantung setiap pria menjadi berdetak keras     

Menelan ludah nya sendiri Adi tidak bisa menahan bangga dan syukur karena mampu menjadikan wanita tersebut sebagai calon istrinya.     

Berjalan perlahan ke arah atas bukit dengan wajah tertekan dan kesal Denok mencoba melihat-lihat keberadaan Gembul     

Sambil melihat ke kiri dan kanan dari bukit yang penuh dengan pepohonan buah yang matang, sejenak Denok melepas rasa frustasinya saat melihat hamparan bebuahan yang matang di depan matanya     

Melihat lihat kesekitar dan mencoba memilih buah apa yang sebaiknya dia makan, mengarahkan pandangannya ke arah buah Apel Denok menahan ludahnya     

Membayangkan apel merah yang lezat dan berair di tengah teriknya matahari dia tidak bisa lagi menahan nafas dan detak jantungnya     

Berjalan menuju pohon apel terdekat yang hanya berjarak 20 M dari posisinya Denok melihat lihat buah apel mana yang sudah masak dan sudah siap untuk dicicipi     

Melihat ke atas dan sedikit mendongak akhirnya dia melihat sebuah Apel yang agak besar dan berwarna merah tua yang menandakan masak     

melompat untuk mencoba memetiknya tapi sayang dia tidak cukup tinggi untuk berhasil mendapatkannya     

akhirnya setelah berpikir sejenak dan menemukan cabang yang menggantung ke bawah dia mencoba menariknya dengan satu tangan dan menggapai buah apel dengan tangan yang satunya dengan sedikit berjinjit akhirnya dia berhasil mendapatkannya     

merasa puas dengan apel yang dia dapatkan, sedikit membersihkannya dengan bajunya dan menggigit apel terdengar suara" krunck" " emmmmmm manisnya, seger juga lagi, ahhhhh ngambil yang banyak terus bawa buat si mbok dan mbok pasti seneng" tersenyum sambil memakan kembali buah apel     

Saat Denok asik memetik apel sambil makan terdengar suara kentut yang datang dari arah pohon kelengkeng di sebelah kirinya " tuuuuuuuuuuttt, brebettttttttttt"     

" ahhhhh dia teriak karena kaget" sambil berteriak dia mencoba menenangkan pikirannya     

Berjalan menuju pohon kelengkeng tersebut dia mencium bau busuk sampah yang tak tertahankan" emmmmm bau busuk nihhhh, bau bangettttt" menahan bau sambil menutup hidung     

Melihat lihat lagi di sekitar pohon, sampai dia menemukan kulit kelengkeng yang menumpuk di balik pohon dia menjadi tertegun dalam pikirannya dia berkata " siapa yang makan kelengkeng sebanyak ini?" menggelengkan kepala dan merasa tidak percaya melihat gundukan kulit dan biji kelengkeng yang menggunung     

Terbesit dalam pikirannya dan tahu satu orang yang mampu makan sebanyak ini di desanya, dan tidak lain adalah adiknya si gembul yang memiliki nafsu makan yang banyak dan terbilang tidak normal pada umumnya     

Saat dia melihat ke atas pohon dan melihat lebih teliti samar-samar dia melihat celana panjang longgar yang berwarna biru yang dikenakan adiknya tadi pagi dan tahu bahwa dia telah menemukan adiknya dia berteriak " Gembullll cepet turuunnnnnn, turun sekarang kalo ga kamu liat mbak bakalan timpuk kamu pake sendal, cepettt turunn" teriaknya dari bawah sambil marah     

Gembul yang sekarang sudah tertangkap basah memiliki wajah yang pucat dan merasa kesal dengan perutnya yang mules, dan kesal tidak mendengarkan nasihat calon kakak iparnya Adi untuk tidak terlalu makan banyak     

Kalo dia tidak makan banyak dan tidak mulus mana mungkin dia akan kentut yang mengakibatkan dia menjadi tertangkap basah oleh mbaknya     

Turun dan pasrah kini hanya itu yang bisa dia lakukan dan memohon kepada kakaknya agar tidak di jewer dengan kencang saat dia sampai di bawah " ia mba iaaaaa gembul turun"     

" cepet turunnya tapi hati-hati awas kamu jatuh" memanggil gembul sambil mengingatkan adiknya     

Setelah turun kebawah dan melihat ke arah kakaknya sambil merasa bersalah dan menunduk Gembul menghampiri Denok     

" Mba gembul minta maaf tadi genmbul kesenangan makan buah kelengkeng jadi lupa pulang, maaf bikin mba kawatir dan bikin mba yariin gembul sampe kesini" mencoba memelas dan merasa bersalah gembul mencoba membujuk kemarahan Denok     

Denok yang hafal dengan tabiat adiknya sudah merasa kebal dan langsung menjewer kuping kiri gembul " nihhhhh rasaiiinnn jeweran mba, udah bikin mba capek nyari kamu kemana-mana" menjewer dengan agak keras kuping gembul     

" aduh -aduhhhhh ampun mba, ampunnnn jangan jewer kuping gembul sakit nih sakittt ,uuuuuuu mba ampun gembul ngaku salah" sambil menangis memohon belas kasian kepada Denok     

Adi yang menonton semuanya dari atas pohon apel diseberang pohon kelengkeng tidak bisa menahan senyum saat gembul di jewer dengan keras oleh Denok, dia bergumam dalam pikirannya " bandel sih dibilangin jangan kebanyakan sekarang ketawan trus dijewer sakit kan" menggelengka kepalanya melihat gembul yang tersiksa     

" udah ga usah nangis cengeng amat kamu jadi cowo cuma di jewer aja nangis, ayo cepet pulang dicariin si mbo sama Bapak nanti"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.