Pernikahan Adi dan Denok
Pernikahan Adi dan Denok
" bodo amat itu urusan kamu, makanya jangan bandel nurut kalo dikasi tahu" menjawab Denok dengan kesal
" yaudah ayo pulang mba" sambil menangis gembul berjalan menuruni bukit baru sesaat jalan dia seperti terlupa dengan sesuatu dan menoleh kebelakang sambil berteriak
" Mas Adi gembul pulang dulu besok kita lanjutin mainnya" kata gembul sambil berteriak ke arah pohon apel
Denok yang menjewer gembul menjadi tertegun, dan lalu menatap gembul dengan ekspresi bertanya kemudian dia mengajukan pertanyaan, " tadi kamu bilang Pamit sama mas Adi, emang mas Adi main sama kamu?"
" iya gembul ga sendirian disana gembul sama mas adi, cuma mas Adi di pohon apel gembul di pohon kelengkeng emang kenapa ka?" bertanya kembali dengan polos gembul ke arah Denok
Adi yang di atas pohon dan menyaksikan semuanya tidak bisa tidak kesal dan mengutuk gembul dalam hatinya saat dia mencoba memikirkan solusi untuk beralasan kepada Denok terdengar raungan Denok dari arah gembul
" Masssssssssssss kamu turunnnnn sekarangggg"
dengan menahan perasaan sedih Adi menjawab sambil turun dari atas pohon
" iya De, mas turun sabarrr" menjawab dengan gerogi kepada Denok
######
Malam ini suasana tampak hikmat dengan hembusan aliran angin yang tenang dan juga konstan memberikan kenyamanan bagi siapapun yang rela bertegur dengan malam
Di puncak bukit belakang Desa Lawang Sewu sepasang muda mudi tampak tenang berbaring di rerumputan memandang bintang yang berpijar dengan terang di langit
Berbekal keselarasan pikiran dan kehangatan hati keduanya menjalin pengertian tanpa kata
Sudah lebih dari 1 jam keduanya asik mengobrol dan bercengkrama memadu kasih yang tak pernah habis oleh waktu
Saling menatap dan berpegangan tangan mencoba saling meremas kasih sayang yang tak bisa berkurang karena tenaga
Setelah berpikir masak dan dengan tenang Adi mencoba memberanikan diri berterus terang pada Denok sang pujaan Hati
Duduk dari rebahannya dan mencoba mengambil nafas yang dalam Adi berkata perlahan pada Denok " Aku mungkin tak mengira kita akan sampai pada waktu ini Denok, Menjalani hidup dan meraih mimpi yang coba aku tanam dan pupuk bersama mu, terkadang aku sempat berpikir apakah ini semua akan terus berlanjut atau ini hanya fatamorgana cinta, yang menjadi ilusiku tentang keinginan dalam diriku, tapi kini saat meremas tangan mu dan menggenggamnya erat, aku baru tersadar oleh suhu hangat tubuh mu yang kau berikan, bahwa ini bukan ilusi, serta memandang mata hitam mu yang indah dan membandingkannya dengan langit malam yang pekat aku selalu tersadar bahwa dalamnya cinta mu yang kau tampakkan bukan malam yang semu yang akan berganti dengan matahari, Denok ku tersayang ijinkan Mas untuk terus menatap dan berpegangan tangan bersama mu selama sisa hidupku dan menambahkan jari-jari kecil calon anak-anak kita kelak, hingga nanti akan aku sampaikan kepada Mereka bahwa di malam yang penuh bintang ini, Bapak mu melamar Ibumu. Sayang bersediakah kamu menjadi istriku, teman ku, pendamping ku, dan Ibu dari anak-anak kita, dan ijinkan aku menjadi Lelaki yang baik dimatamu dan hidupmu" Menggenggam erat tangan Denok Adi melamar Denok
Denok yang tak mengira akan dilamar Adi di malam ini tampak berkaca-kaca matanya dan tampak menangis mengeluarkan air mata bahagia, dia mengangguk dan memeluk Adi dengan erat dan berkata " akhirnya Mas, akhirnya kamu melamar Denok, kini Denok bisa selalu bersama mu, dan selalu mendampingimu, sudah terlalu lama Denok berharap ini semua, penantian Denok akhirnya terwujud, Terima kasih mas terima kasih untuk segalanya, ayo mari berbahagia bersama dan menjalani kehidupan ini dengan penuh mantap karena disana Denok akan selalu menggenggam tangan mas " Tersenyum sambil menahan tangisan kebahagiaan Denok menundukkan kepalanya di dada Adi
" Ya Denok besok aku akan ke rumah mu dan akan datang dengan Kakek serta nenek ku untuk mempersunting janjiku pada mu" memeluk erat Denok
Keduanya tampak bahagia dan merasa momen ini dan hari ini akan menjadi peristiwa yang tak terlupakan dalam hidup mereka, satu langkah besar telah diambil Adi dan langkah besar selanjutnya menentukan perjalanan kemana mereka Pergi.
#######
Matahari keemasan muncul di sisi timur desa Lawang Sewu membawa Restu dari Sang Pencipta Berbalut belaian angin senjuk menambah suasan hikmat di desa Lawang Sewu
Hari ini hari yang istimewa bagi Desa Lawang Sewu karena menjadi Hari Pernikahan Adi Dan Denok, Menjadi tonggak baru sejarah bagi mereka berdua dan umumnya bagi Desa karena sekaligus Upacara Dewasa bagi Adi dan serah Terima Pulung warisan keluarganya kepada Adi
Terlihat Pendopo Agung yang khusus digunakan untuk acara penting bagi warga desa tidak terkecuali acara pernikahan Adi dan Denok karena sebagai Tuan Demang dan sekaligus Tuan Tanah bagi desanya
Semua sisi balai desa terdapat Janur kuning melengkung dan masing-masing sisi terdapat Bendera Hijau yang digantungkan di puncaknya dan tampak Naga emas Beserta Harimau dan Burung Garuda saling membahu tersulang di bendera
Bendera Ing Jagat adalah namanya bendera Panji keluarga Adi yang terdiri dari Naga, Elang, dan Harimau yang masing -masing mewakili Kewibawaan, keberanian, dan kekuatan dalam filosofinya
Tercetus dengan perjuangan yang luar biasa dari para pendahulu atau nenek moyang keluarga Adi yang masing-masing Pemimpinya Harus mampu menaklukan ketiga hewan tersebut di benua Misterius sayang Adi belum tahu dan belum memiliki kemampuan untuk dapat datang kesana
Pendopo itu terlihat indah dengan gerbang Melati putih yang dirangkai menjadi pintu dan disekelilingya terdapat bunga mawar yang ditanam disekitar pendopo untuk membuat cantik
Dibarengi dengan karpet lembut yang terbuat dari bunga-bunga seperti Kantil,kemangi,sedap malam,mawar,melati,anggrek,dan kencombrang
Tersusun rapi membentuk kontras warna yang indah di tengah pendopo terdapat meja panjang yang terbuat dari pohon jati dengan mahoni dan terembesi sebagai cagak di kakinya
Hari ini aula dipenuhi dengan penduduk desa baik muda dan tua semua tampak bahagia dan tersenyum kepada sepasang laki-laki dan perempuan yang tampak gagah dan cantik dalam balutan pakaian pengantin
Adi memakai baju pengantin dengan dasar hijau dan belangkon berwarna kuning keemasan dengan terusan bawah terdapat kain jarik dengan bordiran naga dan di kedua sisi lengannya tampak perhiasan dengan pola harimau tercetak dan juga di belakang bajunya terlihat keris pusaka dengan kepala rajawali di pegangannya
Tampak gagah dan berwibawa pakaiannya tapi jika dilihat detai akan terlihat sedikit kegugupan di mata Adi saat ini saat menunggu momen sakral pernikahannya
Sedangkan untuk Denok dia memakai baju kebaya berwarna putih dengan bordiran hijau disetiap ujungnya dan terusan kain halus yang bermotif naga disertai dengan hiasan kepala yang terbuat dari Jamrud dan emas tampak seperti mahkota ratu dengan tambahan riasan yang ringan namun segar menjadikannya tampak cantik seperti peri.