Raja Terakhir ( Last King)

Pernikahan adi dan Denok (18+)



Pernikahan adi dan Denok (18+)

0Mereka tampak serasi selaras seperti alam     
0

dengan menjabat tangan Bapak Denok Adi membuat sumpah dan janji di atasnya dengan isi " Dengan menyebut Tuhan Semesta dan dengan berkah dan karunia-Nya saya Adi Kuncoro Jagat membuat sumpah hidup dan mati mempersunting Denok Rara Kusuma menjadi Istri dan pendamping Hidup saya, Berjanji kepadanya dan di depan semua saksi yang ada untuk mencintainya dengan Tulus Baik dalam Kuat maupun saat saya lemah, Baik ucapan maupun tindakan saya menjadi saksi dan bukti saya kepada Denok" sumpah Adi kemudian dikikuti Denok dan sat keduanya saling mencium punggung tangan masing-masing seberkas cahaya turun dari langit dan menyelimuti mereka berdua saat keduanya di telan oleh cahaya     

Tampak Tato cintin melingkar dijari manis keduanya dan secara permanen akan terus berada saat sinar menghilang ruangan menjadi meriah karena Tuhan telah memberi berkah dan persetujuan sumpah mereka sebagai sepasang suami istri     

Dan acara pesta pernikahanpun dimulai dan kini Adi dan Denok yang telah resmi menjadi suami istri tampak bahagia dan bersyukur memeluk masing-masing dengan penuh sayang     

Selepas acara Pernikahan dan makan" keluarga masuk lah acara utama kita malam ini nyaitu malam pertama Adi dan Denok     

Disebuah ruangan yang indah yang didekor dengan bunga-bunga dengan penerangan yang lembut terlihat sepasang suami istri yang baru saja menikah     

Lelaki itu terlihat canggung dan wanita itu tidak terlihat lebih baik dengan memperhatikan seksama diantara keduanya tampak ada butiran keringat yang menggantung di dahi keduanya     

Malam pertama Adi dan Denok tampaknya masih menjadi hal yang memalukan bagi mereka walaupun kini keduanya telah menjadi sepasang suami dan istri yang sah     

akhirnya diantara kecanggungan keduanya seseorang membuat keputusan     

" Mas Denok udah siap, ko mas ga mulai" berkata Denok dengan pelan     

Adi yang diingatkan Denok menjadi malu dan merasa harga dirinya sebagai lelaki terasa dipertaruhkan     

Dengan menarik nafas secara dalam Adi membalik kan badannya dan menghadap Denok dengan berani     

mengangkat tangannya dengan perlahan menggenggam jari jemari Denok, perlahan menatap Denok dengan dalam dan tanpa kata keduanya semakin mendekat     

Saat hanya beberapa centi meter jarak diantaranya terasa hembusan panas nafas mereka yang masing-masing menyentuk kulit wajah mereka, semakin membuat jantung keduanya berdeguk kencang     

Melihat Denok yang perlahan menutup matanya seakan menjadi alami bagi seorang wanita untuk menutup matanya saat berciuman     

Membungkus bibir tipis Denok Adi merasa sesuatu yang gembira dan bergairah mengalir dalam dirinya     

Mencium Denok dengan lembut awalnya dan hingga detak jantung dan esktasi semakin meningkat menambah rasa tidak puas Adi melahap bibir Denok dengan rakus dan melumatnya dengan penuh nafsu     

Denok yang terkejut dengan apa yang dilakukan Adi perlahan di bawah dorongan nafsu ikut serta dalam perang nafsu tersebut mulai melingkarkan tangannya dileher Adi dan membalas Adi dengan ganas kembali     

Adi yang merasa dirangkul Denok menjadi semakin tidak tertahan dan pedang pusaka yang dimilikinya menjadi semakin perkasa dan tegak seakan siap menghunus untuk membuktikan kesaktiannya     

Perlahan merebahkan Denok dan mulai membuka baju mereka masing-masing dan saat melihat Denok dengan tubuh yang tanpa sehelai benang detak jantung Adi semakin meningkat bernafas kini menjadi sesak     

Perlahan mengagumi mahakarya sang pencipta yang dirawat dengan sepenuh hati selama 20 tahun     

Melihat ke bawah ke taman surgawi Denok tampak pemandangan yang menggugah imajinasi tidak kuat dengan apa yang dilihat Adi mulai kembali mencium Denok di mulai dari mulut, mata, pipi, leher turun ke bawah hingga sampai pada bagian terlembut Denok mencengkram perlahan dan mulai mengulanginya terdengar suara Syah di Denok " ahhhhh, pelan-pelan massss " saat Denok mulai merasa sesuatu yang ada di dalam dirinya bangkit Denok menjadi semakin panas dan menjadi semakin bersemangat menaggapi Adi     

Adi nampak seperti pemburu harta Karun yang memindai setiap inci tubuh Denok dan menandainya dengan cintanya     

Hingga dia melihat pintu sorga yang tersaji di hadapannya Adi menahan tegukan dan melihat lebih dekat, mengaguminya dan tidak bisa menyesap dan menciumnya terdengar suara" ahhhhhhh ahhhh ahhh, massss Denok udah ga kuat Denok udah siap" Adi yang menyaksikan Denok yang bernafas tidak karuan dan melihat warna tubuhnya yang semakin kemerahan melihat ke bawah pada dirinya dan melihat keris saktinya yang semakin keras dan berdiri tegak     

" Denok mas masuk yah, Denok tahan dikit akan terasa sakit di awal" Adi membujuk Denok dengan mengusap wajahnya dengan lembut     

Denok yang ditanya Adi hanya menggaruk malu     

saat pusaka Adi memasuki surga Denok terdengar suara lirih Denok " aahhhhh pelan-pelan masss Denok sakitt" Adi yang melihat Denok kesakitan Denok dan melihat darah yang mulai keluar dari pintu surga Denok merasa sedikit panik dan takut tapi mendengar Denok mengucapkan " gapapa mas Denok kuat ko, mas bisa masuk lebih dalam" Adi yang melihat Denok yang meminta lebih dalam tak kuasa menahan perasaan bersyukur dan kembali melanjutkan memasuki surga Denok lebih dalam     

Malam semakin dalam dan di sebuah ruangan khusus pengantin baru hanya terdengar suara kicauan sepasang anak manusia yang saling berpacu melampiaskan hasrat dan cinta mereka.     

Matahari telah tinggi menyingsing di langit dan burung-burung telah pulang ke sarang untuk istirahat     

Mulai terdengar suara aktivitas warga penduduk desa di pagi hari setelah pesta perayaan Adi dan Denok semaunya kembali normal seperti biasa     

Di sebuah ruangan yang tertutup dengan gelap tampilan sinar mentari yang menembus celah memasuki kamar     

Mencoba menerangi kegelapan yang ada dengan sedikit pencahayaan yang menatap tajam ke sepasang wajah mudah yang terlihat puas dengan tersenyum     

Melihat Adi dan Denok yang masih asik berpelukan setelah perang besar mereka di malam pertama     

Adi yang mulai bangun sedikit linglung dipagi hari melihat ke arah samping ya ada seorang wanita cantik yang tertidur damai dengan wajahnya yang menawan     

Mengagumi setiap jengkal paras wajahnya menjadikan Adi tidak pernah cukup melihat wajah Denok untuk seumur hidupnya     

Bersyukur dan bangga itu yang Adi rasa setelah menaklukan Denok dengan sepenuhnya tak tahan dengan wajah menawannya Adi menggerakkan jarinya mengelus perlahan wajah Denok dari dahi hingga pipi     

Mengulangi beberapa kali hingga bulu mata Denok bergetar dan membuka perlahan matanya menyaksikan sang suami menatapnya dengan wajah cinta sambil membelai wajah cantik nan halus     

Tersenyum sambil sedikit tersipu Denok menggenggam tangan Adi yang membelainya mencium tangan Adi dengan mulut manisnya dan menatap wajah Adi dengan penuh cinta yang dalam     

" Gimana de, apa kamu tidur pules?"     

" pules mas, Denok tidur pules cuma ada rasa sedikit Yeri di bawah" Denok menjawab dengan pelan dan menundukkan kepalanya mencoba menutupi rasa malunya     

" wajar dong semalem kamu udah jadi wanita sejati jadi agak ga Yaman di pagi " berkata Adi dengan penuh pengertian     

" iya mas Denok juga tahu ko, Denok udah dikasi tahu si embok"     

" heheh bagus pantesan semalem kamu keliatan lumayan tahu"     

" Siapa yang tahu Denok cuma ngikutin mas ko, itu kan alami" menampik Adi dengan penjelasan     

" hahahah ,Denok Denok mas seneng ko, kamu ga usah malu soal itu apapun kurang dan lebih mu mas terima" sambil memeluk Denok erat dan mencium keningnya     

" iya mas Denok tahu ko, Denok juga sayang mas" menguburkan kepalanya dalam-dalam di dada adi     

" yaudah ayu bangun ga enak sama nenek dan kakek kita pengantin baru tapi males hahah" melepas Denok dari pelukannya dan bangkit membantu Denok untuk bangun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.