Raja Terakhir ( Last King)

Keberangkatan Adi dan Denok



Keberangkatan Adi dan Denok

0Tampak kesibukan di rumah Adi setelah 1 bulan sesudah pernikahan Adi dan Denok tampak kembali adanya kesibukan di pelataran depan rumahnya     
0

Melihat ke depan pada sebuah gerbong besar yang seluas 3x5 M dengan di tarik oleh dua kuda besar bernama kuda Turangga yang memiliki tinggi 2 M dan memperlihat kan otot kaki dan lekuk badan kuda tersebut menampilkan aura gagah yang tidak bisa disangkal     

Dengan menyusun barang-barang yang terdiri dari makanan, air minum, selimut, perlengkapan pertahanan diri seperti pedang, tombak dan panah beserta anak panahnya sibuk di muat untuk dimasukan ke dalam peti khusus senjata     

Sambil dibantu beberapa warga yang memuat yang dipimpin oleh kakeknya warga sibuk merapikan barang-barang     

Sedangkan di sebuah halaman di belakang rumah Adi beberapa wanita yang terdiri tua dan muda sibuk memasak hidangan untuk syukuran dan makan siang bagi mereka yang membantu     

Terlihat nenek Adi sibuk memimpin didampingi Denok yang kini terlihat lebih lembut dan cantik setelah pembaptisannya menjadi seorang wanita atau istri     

Tampak wajahnya yang berseri seri dan senyum yang menawan membuat beberapa remaja wanita yang melihatnya menjadikannya sebagai sosok idola di benak mereka     

Dan melihat kesigapannya dan kecekatannya dalam membantu dan memasak membuat kagum beberapa wanita paruh baya dan menjadikannya sebagai model bagi calon menantu perempuan mereka agar bisa berbakti dan tidak kikuk dalam mengurus rumah tangga terlebih dapur. Yang terdapat pepatah mengatakan "harmonisnya rumah tangga tercermin dari seberapa terawatnya dapur keluarga" yang mempunyai arti dengan perut yang terjaga akan menjadikan segala sesuatu menjadi lebih muda dan suasan hati akan meningkat sehingga keharmonisan keluarga dapat terjamin     

Nenek Adi yang melihat ini semua tersenyum dengan penuh syukur karena mendapati Denok sebagai menantu keluarga Adi tidak mempermalukan keluarga di depan penduduk desa dan juga yakin meninggalkan Adi kepada perawatan Denok sebagai istri yang baik     

" le kamu sekarang sudah dewasa dan sudah memiliki istri, tanggung jawab mu semakin berat, sukses tidaknya keluarga mu dan bahagia atau tidak istrimu bergantung dari perilaku dan sikap mu, oleh karena itu ingat selalu pesan kakek tidak ada lelaki yang akan memiliki kebahagiaan yang lebih besar di luar dari pada kebahagiaan yang mereka miliki di dalam sebuah keluarga, karena hakikatnya kebahagiaan itu adalah keserasian dalam tindakan, perbuatan, dan sikap dari kedua pasangan suami istri, jadi selalu ingat membahagiakan istri dan keluarga mu karena dengan cara itu kamu akan bahagia, dan jangan sibuk mencari diluar jika kamu tahu kamu sudah memiliki sesuatu yang bisa membuat dan membahagiakan mu"     

Menjelaskan kepada Adi di bawah sebuah pohon asem besar di depan rumah Adi     

" ya kek, Adi akan ingat selalu dan Adi akan membahagiakan Denok dengan sekuat dan sebisa yang Adi lakukan dan Adi akan berusaha selalu menjaga keluarga Adi dari apapun yang akan membuat kelaurga Adi sedih atau sengsara" menatap tegas kepada kakeknya dengan suara dalam     

" bagus seorang suami harus bisa mempertanggung jawabkan ucapan dan janjinya" menepuk pundak Adi dengan lembut     

Angin musim semi berhembus perlahan membawa semua kenangan indah kembali membanjiri pikiran     

Bersautan dengan gemerisik gesekan dedaunan pohon semakin menambah harmonis penantar musim semi     

Bertebaran helaian rambut hitam lurus itu dengan tekstur yang halus namun tebal menjadikanya tampak rupawan menghiasi wajah yang manis dan lembut     

Merebahkan badannya di bawah pohon dengan rerumputan hijau sebagai karpetnya menambah rasa nyaman bermalasan tiduran di pelukan pohon     

lengan kokoh namun ramping menutupi sebagian kepala terutama kedua mata terlihat jari jemari menggenggam sebuah daun dan menguntir-untir daun tersebut menjadi lecek     

Mendecakkan lidah sambil sesekali tesenyum bibir kecil yang tebal itu menampilkan sensualitas yang tidak bisa memudar     

mengangkat tanganya dari atas kepalanya terlihat sepasang mata yang tenang dan hitam yang mampu membawa orang untuk berfantasi di dalam gelapnya mata itu     

Adi merenung dan mengingat kembali tahun-tahun awal dia dilahirkan dan dibesarkan di desa     

Menahan rasa nostalgia yang ada semakin membuat Adi enggan beranjak dari tempatnya     

Pada awalnya hanya ingin mengenang dan menahan rasa rindu kampung halaman tetapi kini berubah menjadi rasa takut dan kesepian untuk pergi jauh     

Ya Adi meragukan keputusannya untuk berkeliling negerinya untul menambah pengalaman serta menambah kekuatanya     

Terlebih lagi harapan besar kakek neneknya dan dirinya sendiri untuk mampu berdiri di atas para merek yang terpilih     

" aduhhhhh" tersentak dari lamunannya adi ternangun oleh gigitan semut merah di tangan kanannya melihat lebih dekat kepada semut itu adi memperhatikannya dengan cara yang lebih seksama     

Melihat lebih dekat dan mulai mengikuti laju semut itu yang merangkak menaiki batang pohon tempat dia berteduh     

melihat semut semakin naik ke atas dan naik lebih tinggi kemudian dia melihat lubang yang sebesar kancing terdapat di tengah batang pohon yang tinggi terlihay semut merah itu memasuki lubang dengan lambat     

merenung kembali sambil melihat semut yang telah memasuki lubang adi mendapatkan jawaban     

Terlepas dari seberapa jauh kamu pergi akan ada selalu satu tempat yang menunggumu untuk kembali satu tempat itu mungkin tempat yang kamu rindukan suka benci atau bahkan menyakitkan tapi tetap tidak merubah fakta bahwa tempat itu adalah tempat yang menantimu untuk kembali     

Kembali membulatkan tekat dan tujuannya adi bergegas menstabilkan emosinya     

Menyadari kini dia telah dewasa dan telah memiliki istri dan mempunyai tamggung jawab yang besar di pundaknya adi menghembuskan nafas secara berulang mengangkat kepalanya tegak dan meluruskan punggungnya adi berjalan dengan perlahan namun mantap menuju rumahnya.     

########     

Akhirnya hari ini perjalanan yang telah lama dinanti oleh adi akhirnya tiba. Berbekal persiapan mental dan materi adi melangkahkan kakinya menuju gerbang desa.     

Melihat kebelakang dan menatap kembali kepada warga desa serta kakek nenek dan keluarga denok yang melambaikan tangan mengiringi kepergian mereka berdua     

Mengalihkan pandanganya kepada denok yang duduk disampingnya dengan mata yang merah, adi menghela nafas sambil memperbaiki emosi yang ada     

"sudah kamu jangan terlalu lama larut dalam kesedihan, hari ini kita berpisah dan bukan berarti untuk selamanya, ingat saja waktu berikutnya kita kembali kita akan membuat banyak alasan untuk mereka lebih bahagia dengan apa yang telah kita alami dan berikan kepada mereka" menasehati denok sambil mengusap lembut kepalanya     

"iya mas, denok tahu denok, akan buat mereka lebih bahagia dan bangga setelah denok kembali ke desa" berbicara sambil mengusap matanya     

**********     

Tak terasa langit sudah menunjukan siang dan matahari semakin panas memandang tanah, di sebuah jalan menghubungkan antara desa pesisir dengan desa pedalaman tampak sebuah gerbong dengan dua kuda jantan yang terlihat gagah menarik gerbong kereta hitam yang terlihat besar untuk ukuran gerbong normal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.